Akhirnya, Perawat RSUD Sumenep Buka Kartu soal Insiden Nyaris Adu Jotos vs Anggota Dewan

×

Akhirnya, Perawat RSUD Sumenep Buka Kartu soal Insiden Nyaris Adu Jotos vs Anggota Dewan

Sebarkan artikel ini
Akhirnya, Perawat RSUD Sumenep Buka Kartu soal Insiden Nyaris Adu Jotos vs Anggota Dewan
Sugiyanto, Perawat RSUD Sumenep buka kartu soal insiden nyaris adu jotos dengan Indra Wahyudi, Anggota DPRD Sumenep. (Foto/Istimewa)

MataMaduraNews.comSUMENEP-Kabar insiden nyaris adu jotos antara perawat RSUD dr Moh. Anwar Sumenep vs anggota DPRD Sumenep, Indra Wahyudi mulai ada titik terang.

Sugiyanto, perawat RSUD Sumenep, Madura, Jawa Timur bercerita soal insiden tersebut. Diceritakan, pada hari Jumat (09/02)2018) sekitar pukul 13.30 WIB saat jam besuk berakhir, Sugiyanto bersama empat perawat lainnya-salah satunya bernama Irma-sedang duduk santai di ruang perawat.

Saat duduk itu, ada keluarga pasien yang meminta kunci pintu dengan nada meninggi. Ternyata, orang yang minta kunci itu bernama Indra Wahyudi, anggota DPRD Sumenep. Sugiyanto tidak mengenal wajah Sekretaris DPC P-Demokrat Sumenep itu.

”Mana kuncinya, Pak, saya mau keluar,” ujar Sugiyanto menirukan ucapan Indra Wahyudi, sebagaimana dilansir penamadura, Sabtu (10/02/2018).

Menurut Sugiyanto, saat itu kunci yang diminta Indra Wahyudi sedang dibawa petugas kebersihan. Petugas cleaning service sedang membuang sampah. Namun, katanya, Indra Wahyudi tidak mau tahu.

”Sambil marah-marah, keluarga pasien tetap maksa minta kunci pintu karena mau ke Jakarta,” cerita Sugiyanto.

Sugiyanto mengaku sudah minta bersabar hingga petugas yang bawa kunci datang. ”Keluarga pasien tersebut tidak mau tahu. Bahkan marah-marahnya semakin jadi,” akunya.

Sugiyanto mengaku sempat menghampiri Indra Wahyudi dengan harapan kemarahannya bisa diredam. Sugiyanto khawatir suara meninggi Indra bisa mengganggu pasien. Namun, reaksi Indra Wahyudi semakin menjadi. Sehingga menarik perhatian keluarga pasien yang lain.

”Saya sempat diancam akan dipukul.
‘Kalau bapak mau pukul saya, silahkan pukul’,” katanya. Namun Indra tidak jadi mukul. Tapi sikap amarahnya semakin menjadi.

”Saya dibilang perawat goblok. ‘Kalau saya perawat goblok, sampeyan ini apa, Pak, kok marah-marah tak jelas’,” aku Sugiyanto.

Karena suasana semakin ramai, Indra ditarik keluar oleh kepala ruangan zal.

Pernyataan klarifikasi Sugiyanto ini untuk menepis pernyataan Indra Wahyudi, anggota DPRD Sumenep. Ketua Fraksi Demokrat DPRD Sumenep itu mengaku mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari salah satu perawat RSUD Sumenep, saat sedang membesuk pamannya yang sakit.

Indramenyayangkan tindakan perawat, yang menurutnya, tidak sopan. Perawat di salah satu zal di RSUD Sumenep itu dinilai Indra berlagak seperti preman. Indra menyebut  tidak pantas bekerja di rumah sakit.

Sementara itu, Direktur RSUD Sumenep, dr Fitril Akbar kepada sejumlah wartawan pasca insiden tersebut, berjanji akan selalu menjalankan roda organisasi dan kepemimpinan sesuai aturan dan prosedur yang berlaku.

”Saya harap, semua pihak harus mengikuti aturan. Di mana dan kapan waktu keluarga pasien boleh menjenguk pasien, sehingga sama-sama enak antara petugas medis dan keluarga pasien,” jelas Fitril berargumen normatif.

Fitril mengaku tiada henti memberi arahan kepada semua petugas di RSUD agar senantiasa memberikan pelayanan yang ramah dan baik kepada pasien dan keluarganya.

”Kita ini petugas kesehatan. Kita ini pelayan masyarakat. Tentunya kita harus memberi pelayanan yang terbaik bagi orang banyak,” ucapnya.

Mengenai insiden nyaris adu jotos itu, Fitril masih menunggu penjelasan bersangkutan agar persoalan lebih jelas.

Selain itu, Fitril berharap masyarakat memberi kritik dan saran demi peningkatan pelayanan RSUD Sumenep.

”Kita berharap tak hanya saat kejadian saja. Sejak awal saya berkomitmen membuka kritik dan saran baik melalui PUSPA-RS atau langsung melalui kontak person pengaduan,” ujarnya.

Rusydiyono, Mata Madura

KPU Bangkalan