Politik

Antara R KH Fuad Amin dan Kiai Busyro Karim

×

Antara R KH Fuad Amin dan Kiai Busyro Karim

Sebarkan artikel ini

Catatan: Moh. Ilyas*

KH Fuad Amin Imron
Eks Bupati Bangkalan, KH Fuad Amin Imron. (Foto IST/Mata Madura)

matamaduranews.com-Kiai Fuad yang saya kenal dan pernah dua kali bersua beliau. Beliau juga pernah menelepon saya langsung lewat HP ajudannya yang bernama Eka.

Semasa saya jadi ajudan Bupati Sumenep adalah sesuatu yang kurang lazim dalam tradisi birokrasi. Dimana seorang Bupati mengambil alih langsung pembicaraan lewat telpon. Tidak melalui ajudan untuk keperluan yang tak begitu urgent.

Beliau pribadi yang sangat bersahabat dengan lawan bicara siapapun. Dan meski saya tidak tahu persis kehidupan sehari-hari almarhum.

Bagi saya beliau adalah sosok penuh berkharisma. Aura kebatinannya sungguh luar biasa. Dihormati kawan dan lawan. Bahkan seorang Gus Dur pun menaruh perhatian dan hormat kepada beliau.

Ceritanya Begini
Tahun 2009 sekitar bulan Mei atau setahun jelang pemilihan Bupati Sumenep periode pertama KH Busyro Karim. Saya bertiga dengan Rasul Junaidi dan Hunain Santoso menyertai KH A. Busyro Karim  sowan ke kediaman Gus Dur di Jakarta. Minta restu dan doa berkaitan dengan rencana pencalonan Kiai Busyro maju di Pilkada Sumenep 2010.

Singkat cerita sewaktu pamit mau pulang, Gus Dur dalam kondisi berbaring karena sakit berdawuh “sudah saya doakan, dan silahkan mampir ke Bangkalan minta saran ke Kiai Fuad. Dan sampaikan salam saya ke Kiai Fuad,”.

Keesokan hari kami bertiga pulang dari Jakarta. Menjelang isya’ kami sampai di Rumdis Bupati Bangkalan. Ternyata Kiai Fuad hendak berangkat ke luar kota (ke Pasuruan).

Jadi tidak ada waktu untuk berlama-lama bertemu Kiai Fuad. Hanya sekitar 10 menit kami bincang-bincang dengan almarhum.

Tidak ada saran khusus dari Kiai Fuad. Sampai jelang pamit pulang pun, Kiai Fuad tidak beri saran apapun. Hanya saat di tengah perjalanan menuju Sumenep, beliau telepon Kiai Busyro. Dan berpesan agar jangan berkecil hati.

Kiai Fuad dawuh ke Kiai Busyro, jika dilantik, akan bernadzar mengelilingi Pulau Madura dan akan mampir ke Pendopo Sumenep.

So, dua bulan setelah Kiai Busyro dilantik jadi Bupati Sumenep tahun 2010, Kiai Fuad benar-benar memenuhi nadzarnya. Datang ke Sumenep.

Innalillah Wainna Ilaihi Rojiun. Turut berduka cita atas wafatnya R KH Fuad Amin Imron, salah satu cicit Syechona Kholil Bangkalan.

Saya menyaksikan, almarhum merupakan pemimpin yang dibutuhkan zaman. Zaman yang menghendaki beliau harus hadir di tengah masyarakatnya.

Dengan segala kekurangan dan kelebihan serta kontroversi yang menyertainya, saya yakin. Sosok almarhum akan selalu dirindukan oleh masyarakat Bangkalan dan Madura.

*Dewan Ahli Mata Madura

KPU Bangkalan