Berita Utama

Asrama UTM Tak Terurus, Mahasiswa Bertanya Setoran Iuran

×

Asrama UTM Tak Terurus, Mahasiswa Bertanya Setoran Iuran

Sebarkan artikel ini
Asrama UTM Tak Terurus, Mahasiswa Bertanya Setoran Iuran
Kondisi Asrama UTM. foto/ Agus, Mata Madura
ranjang asrama tanpa kasur. foto/Agus, Mata Madura
ranjang asrama tanpa kasur. foto/Agus, Mata Madura

MataMaduraNews.comBANGKALAN-Kondisi asrama mahasiswa di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mendapat keluhan dari mahasiswa dan direktur asrama. Pasalnya, anggaran untuk perawatan asrama dari pihak keuangan pusat UTM tak kunjung cair. Jika hendak dicairkan, butuh waktu sekitar dua bulan. Akibatnya, fasilitas kamar mandi dan kamar tidur asrama banyak rusak. Kondisinya kurang layak ditempati.

Data yang berhasil dihimpun MataMaduraNews.com, asrama UTM ini mampu menampung 1000 mahasiswa. Hanya saja, fasilitas yang bisa ditempati mahasiswa sebanyak 700 orang. Tiap bulan, mahasiswa dibebani iuran Rp 150 ribu.  Jika ditotal tiap bulan, terkumpul dana Rp 105 juta.

Sayang, dana iuran tiap bulan itu tidak bisa langsung digunakan biaya perawatan apabila ada kerusakan. Sehingga, para penghuni selalu menggerutu apabila ada atap bocor atau aliran air ke kamar mandi mampet. Selain itu, kerusakan atas fasilitas kamar tidur seperti kasur juga tidak bisa langsung diperbaiki.

Pengelola asrama mahasiswa UTM, Agus Ramdani membenarkan jika kondisi fasilitas asrama banyak mengalami kerusakan. Jika pun ada, fasilitas itu tidak bisa digunakan secara maksimal. Kenapa? “Anggaran untuk perawatan asrama sangat sulit dicairkan dari pusat UTM. Kami hanya pengelola asrama mas. Yang mengelola keuangan adalah pusat. Termasuk pembayaran yang 150 ribu itu juga masuk ke pusat,” kata Agus, saat dihubungi MataMaduraNews.com, via telpon Rabu, (25/1/2017).

Agus mengaku ada  kesulitan untuk memperbaiki jika sewaktu-waktu ada kerusakan. Penyebabnya, tambah Agus, karena dana perbaikan baru bisa diajukan lebih dulu ke pusat UTM. “Dari pengajuan dana tersebut, sering tidak mendapat respon dari pusat. Kalaupun ada respon, harus menunggu sekitar dua bulan baru bisa dicairkan. Jika air mati karena ada kerusakan, anak-anak (penghuni asrama, red.) harus menunggu dua bulan untuk mandi. Ini kan lucu,” tambahnya.

Efect dari lelet dana perawatan asrama tak kunjung cair, saat ini banyak kamar-kamar asrama yang rusak dan tidak layak untuk ditempati.  “Untuk mahasiswa putri kami banyak menolak karena memang tidak ada kamar. Sedangkan kamar yang ada banyak yang rusak,” ucapnya.

Keluhan serupa datang dari salah satu mahasiswa penghuni asrama UTM. Mahasiswa asal Pamekasan yang enggan disebutkan namanya, menuturkan sejak ia menempati asrama kampus banyak fasilitas asrama yang tidak bisa digunakan secara optimal. “Saya kira enak tinggal di asrama karena lebih murah dan lebih dekat.  Ternyata gak enak, karena air sering mati. Padahal kan saya bayar  Rp 150 ribu per bulan. Hanya saja, bayar iuaran per semester (enam bulan, red),” ucapnya, saat ditemui MataMaduraNews.com, Rabu (24/01/2017).

Akibat kesemrautan itu, si mahasiswa itu mempertanyakan aliran iuran penghuni yang disetor jika tidak digunakan biaya perawatan asrama. “Ketika ada kerusakan tidak langsung diperbaiki. Tapi harus nunggu berbulan-bulan. Malah terkadang jika kerusakannya parah tidak akan diperbaiki. Contohnya,  ada kamar yang rusak dan sudah lama tidak ditempati karena tidak diperbaiki, terus buat apa uang yang kita bayarkan selama ini?,”  ujarnya penuh tanya.

Sementara itu, pimpinan pusat Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sampai berita ini ditulis tidak bisa dihubungi. Baik itu Rektor UTM H. Muh. Syarif dan Pembantu Rektor II Abdul Aziz Jakfar tidak ada respon saat dihubungi MataMaduraNews.com

Agus, Mata Bangkalan

 

 

KPU Bangkalan