Bagus Gunawan, Tokoh Sumenep Award 2017 Kategori Pasukan Kuning

×

Bagus Gunawan, Tokoh Sumenep Award 2017 Kategori Pasukan Kuning

Sebarkan artikel ini
Bagus Gunawan, Tokoh Sumenep Award 2017 Kategori Pasukan Kuning
Bagus Gunawan, Tokoh Pasukan Kuning Sumenep Award 2017.
Bagus Gunawan, Tokoh Pasukan Kuning Sumenep Award 2017.
Bagus Gunawan, Tokoh Pasukan Kuning Sumenep Award 2017.

BERJIBAKU DENGAN SAMPAH

MataMaduraNews.comSUMENEP – Bagus Gunawan lahir dari pasangan Musahwan dan Atmina (alm) pada tanggal 01 Juli 1993 silam. Ia lahir dan dibesarkan di Desa Parsanga, Kecamatan Kota, Sumenep, Madura dengan satu saudara yang berusia lebih tua darinya, yaitu Anita Amilia.

Bagus memang masih muda. Pengalaman kerjanya sebagai Pasukan Kuning pun terbilang seumur jagung, karena baru ditugaskan tahun 2015 lalu. Tapi, kepedulian terhadap kebersihan lingkungan begitu luar biasa. Sehingga, dia layak menjadi nominator penerima Penghargaan Sumenep Award 2017 kategori Tokoh Pasukan Kuning.

Sejak diangkat sebagai petugas kontrak, pria berusia 24 tahun ini membersihkan sampah di sepanjang Jalan Diponegoro, Kelurahan Bangselok, Kecamatan Kota. Dia bekerja sejak pukul 17.00 hingga 21.00 WIB. Di lokasi tersebut, pekerjaan membersihkan sampah cukup berat, karena tidak hanya dilakukan sekali angkut. Gerobak sampah yang dibawa tidak muat untuk sekali jalan. Wajar itu terjadi, sebab lokasi tersebut banyak toko yang menjual barang elektronik. Sampah bekas plastik bungkus bakso juga bagian dari barang-barang yang harus ia pungut.

”Pemilik toko biasanya mengeluarkan sampahnya ketika sore hari dan malam. Kebanyakan sampahnya adalah barang yang tidak lunak, sehingga cepat membuat gerobak full. Kalau barang lunak kan bisa dikecilkan,” tutur Bagus kepada Tim Penilai saat dikunjungi di rumahnya di Jalan Raya Gapura, Gang Cendrawasih, Desa Parsanga, Kecamatan Kota, Senin, 25 Desember 2017.

Tiap kali menjalankan tugas, anak bungsu tersebut mengaku tidak jemu meminta pemilik dan karyawan toko menyatukan sampah dalam satu wadah atau bungkus. Itu untuk memudahkan kerjanya dalam mengumpulkan sampah. Tapi, permintaannya itu bagai angin lalu bagi kebanyakan pemilik toko. Akhinya, ia pun tidak bisa berbuat banyak, kecuali tetap menjalankan tugasnya sebagai pembersih sampah yang beserakan di depan toko-toko tersebut.

Tim penilai bertanya apa yang membuatnya jadi istimewa dibandingkan dengan Pasukan Kuning lainnya? Ia merenung sejenak, dan berkata bahwa dirinya hanya sebagai petugas kebersihan seperti pasukan lainya, yaitu memiliki jam wajib yang harus dijalani. Tapi di luar itu, ada tugas lain yang diberikan atasan kepadanya, dan itulah keistimewaan Bagus dibandingkan Pasukan Kuning lainnya.

Ketika lebaran atau Idul Fitri tiba, Bagus adalah petugas yang membersihkan sampah di sekitar Taman Bunga bersama sejumlah teman lainnya. Tiap tahun begitu, tapi dengan teman berbeda. Di hari itu, kadang ia telat datang ke masjid untuk ikut salat jemaah Idul Fitri lantaran sampah yang harus dibersihkan cukup banyak.

Semua orang tentu paham bahwa tiap malam lebaran, Taman Bunga sangat ramai pengunjung. Banyak warga berdatangan untuk merayakan kemenangan berpuasa selama sebulan. Di sana, mereka mengumandangkan takbir. Tidak hanya warga Kecamatan Kota, warga luar kecamatan pun berjubel di pusat kota tersebut. Mereka tidak datang dengan tangan kosong, tapi membawa aneka makanan dan minuman. Sampah-sampah bekas kaleng minuman dan bungkus makanan itulah yang dibersihkan Bagus.

Tidak hanya itu, Bagus juga ditugaskan membersihkan lokasi event-event besar, seperti Festival Sate Gajah dan Road Race yang digelar Pemerintah Kabupaten Sumenep tempo hari. Di tempat-tempat tersebut, tentu banyak sampah sisa-sisa acara berserakan. Meski banyak sampah yang dipungut, Bagus tetap menjalankan tugasnya dengan ikhlas tanpa menggerutu.

Tugas lain yang dijalankan adalah membersihkan sampah dan material bangunan di lokasi pembangunan Pasar Anom Baru. Menurut Bagus, sampah-sampah di lokasi tersebut cukup mengganggu pekerja. Jika tidak dibersihkan, sampah tersebut tentu menjadi kendala bagi kemaksimalan pekerjaan. Maknya, ia bersyukur menjadi bagian petugas yang ikut serta membersihkan lokasi tersebut.

Menariknya, pria yang masih bujang ini tidak merasa malu jika pekerjaannya sebagai Pasukan Kuning diketahui publik. Sewaktu masih kuliah di STKIP PGRI Sumenep, ia sering mengajak teman-temannya untuk membuang sampah ke tempat yang disediakan.

”Ada teman kuliah bilang permintaan saya kepada mereka untuk membuang sampah ke tempatnya, karena saya Pasukan Kuning. Tapi saya yakinkan mereka, bahwa menjaga kebersihan itu bukan hanya kewajiban petugas kebersihan, melainkan semua orang. Karena kebersihan merupakan pangkal kesehatan,” tuturnya.

Bahkan kepada teman-temanya sesama pemain futsal di kampus maupun luar kampus, Bagus tidak canggung mengampanyekan menjaga kebersihan lingkungan. Ia ingin semua orang yang ditemui mewujudkan kebersihan lingkungan tersebut. Ia lakukan itu semua karena termotivasi petuah sang bapak yang merupakan mantan Pasukan Kuning.

”Bapak sering bilang bahwa membersihkan sampah jangan dianggap enteng. Membersihkan sampah merupakan pekerjaan berat, karena selalu dipertemukan dengan bau dan jorok. Hanya orang-orang tertentu yang bisa bertahan dengan pekerjaan tersebut,” ungkapnya.

| Tim Penilai Sumenep Award 2017 Kategori Tokoh Pasukan Kuning

KPU Bangkalan