Pemerintahan

Bupati Busyro Sedang Urus Izin Bandara Masalembu

×

Bupati Busyro Sedang Urus Izin Bandara Masalembu

Sebarkan artikel ini
Bupati Busyro (tengah) didampingi Kadishub Sumenep Sustono (paling kiri) dan Kepala Bappeda Sumenep Yayak Nurwahyudi foto bersama jajaran Dirjend Bandar Udara Sainath Tower Kemayoran, Jakarta Pusat
Bupati Busyro (tengah) didampingi Kadishub Sumenep Sustono (paling kiri) dan Kepala Bappeda Sumenep Yayak Nurwahyudi foto bersama jajaran Dirjend Bandar Udara Sainath Tower Kemayoran, Jakarta Pusat. (Foto for Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Keseriusan Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur untuk menyediakan sarana transportasi udara pada masyarakat kepulauan bukan main-main. Terbukti, Bupati KH A. Busyro Karim saat ini sedang mengurus Izin Bandara di Pulau Masalembu.

Review Studi Kelayakan Bandara Masalembu sudah dilaksanakan hari ini, Selasa (05/03/2019) dalam pertemuan membahas persiapan pembangunan. Pertemuan khusus antara pihak Dirjend Bandara bersama Bupati Busyro Karim, dan sejumlah pihak terkait tersebut bertempat di Ruang Rapat Direktorat Bandar Udara Sainath Tower Kemayoran, Jakarta Pusat.

Dari Sumenep sendiri, Bupati Busyro didampingi Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Jawa Timur, RB. Fatah Yasin, Kadishub Kabupaten Sumenep, Sustono, dan Kepala Bapedda Kabupaten Sumenep, Yayak Nurwahyudi.

Pada pasamoan tersebut, Bupati Busyro menyampaikan bahwa pembangunan Bandara di Masalembu merupakan kebutuhan masyarakat yang sangat penting.

“Bandara Masalembu bukan untuk gagah-gagahan, namun kebutuhan guna melayani transportasi masyarakat. Sebab, jarak Kecamatan Masalembu dengan Kota Sumenep yang ada di Kecamatan daratan sangat jauh sekali, sehingga butuh transportasi udara,” papar suami Nurfitriana, sebagaimana diceritakan Kabag Humas dan Protokol Pemkab Sumenep Abd Kadir.

Ditegaskan pula, selama ini hanya transportasi laut yang beroperasi melayani masyarakat Masalembu. Berhubung jarak tempuh yang sangat jauh, maka dalam satu kali perjalanan memakan waktu yang lumayan lama.

“Kami (Pemkab Sumenep) saja, ketika Safari Kepulauan menggunakan kapal perang, membutuhkan waktu 15 jam, bahkan sampai 17 jam jika cuaca buruk,” ungkap Bupati Busyro.

Selain faktor jarak tempuh, faktor cuaca buruk sangat berdampak buruk pula pada roda perekonomian warga. Sebab cuaca tak bersahabat, tak ada satupun kapal yang berani beroperasi.

“Untuk mengantisipasi tidak ada kapal laut beroperasi akibat cuaca buruk, tentu saja dengan transportasi udara, supaya aktivitas masyarakat tidak terganggu,” ucap Bupati Busyro, meyakinkan peserta rapat.

Rusydiyono, Mata Madura

KPU Bangkalan