Peristiwa

Dikemas dengan Orasi Kebangsaan, Pelantikan PC GP Ansor Sampang 2018-2022 Berlangsung Meriah

×

Dikemas dengan Orasi Kebangsaan, Pelantikan PC GP Ansor Sampang 2018-2022 Berlangsung Meriah

Sebarkan artikel ini
Suasana Pelantikan Pengurus PC GP Ansor Sampang Periode 2018-2022 di Gedung BPU Sampang
Suasana Pelantikan Pengurus PC GP Ansor Sampang Periode 2018-2022 di Gedung BPU Sampang. (Foto Kirom/Mata Madura)

matamaduranews.comSAMPANG-Bertemakan’Satukan Barisan dan Tekad untuk Agama dan NKRI’ di Gedung BPU Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, sebanyak 19 pengurus Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor telah dilantik dan diambil sumpah untuk setia berkhidmat sebagai pemuda NU dengan menjaga keutuhan Negara.

Pelantikan yang dikemas dengan orasi kebangsaan tersebut berlangsung meriah mulai pukul 09.12 WIB, Selasa (05/03/2019), dihadiri oleh Forkopimda Sampang dan banom-banom NU, khususnya kader Ansor se-Kabupaten Sampang dari tingkat PC, PAC sampai Ranting.

Para pengurus PC GP Ansor Sampang Periode 2018-2022 itu dilantik oleh Khoirul Anwar, sedangkan SK Pelantikan dibacakan oleh A. Ghofron Siraj. Keduanya merupakan Pengurus Pusat GP Ansor Jakarta asal Madura.

Ketua PC GP Ansor yang baru dilantik, Khoiron Zaini dengan tegas menyampaikan kepada PCNU Sampang bahwa Ansor siap bersatu padu dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai perintah kiai.

“Kami, Ansor dan Banser siap 24 jam dipanggil guru kita untuk kepentingan negara. Karena tidak ada lain tujuan kita selain berkhidmat kepada NU untuk menjaga NKRI. Ketika ada satu kelompok melawan negara yang sah dengan dasar Pancasila ini, maka kita Ansor 24 jam siap untuk membela,” ucap Ketua Ansor sekaligus Pengasuh Ponses Miftahul Ulum Karangdurin, Sampang itu penuh semangat.

Sementara, Ketua Tanfidziyah PCNU Sampang KH Itqon Busyiri dalam sambutannya menyampaikan, NU tidak berubah dari dulu sampai sekarang. Menurutnya, hanya konteks dan situasi yang berbeda.

“Tidak ada (istilah) NU zamannya KH Hasyim Asy’ari. NU dari dulu sampai sekarang sama saja, cuma konteks situasinya yang berbeda,” ungkap Pengasuh Ponpes Assirojiyyah Kajuk, Sampang tersebut.

Ketika sesi orasi kebangsaan berlangsung, M. Zaini Rahman, MH sebagai orator menyinggung hasil Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2019 di Kota Banjar, Jawa Barat yang penuh pro dan kontra. Intelektual muda NU itu mencoba menyampaikan kepada audiens yang merupakan keluarga besar NU untuk jangan gampang panas dengan istilah ‘kafir’ yang sering disalahpahami oleh kelompok-kelompok tertentu.

“Saya akan menyinggung sedikit masalah istilah ‘kafir’ yang hari ini lagi ramai,” kata Zaini saat memulai orasinya.

Menurut dia, Munas di Kota Banjar pada Rabu-Jumat (27/02-01/03/2019) kemarin membahas bagaimana status non-Muslim dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Forum besar para ulama NU itu sama sekali tidak membahas tentang apakah Non-Muslim di Indonesia ini kafir atau bukan, akan tetapi yang dibahas adalah kategori mereka.

“Apakah mereka itu Kafir Harbi, Mu’ahad, Musta’man, dan Dzimmi? Jawabannya, mereka (Non-Muslim dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia) itu bukan harbi, bukan mu’ahad, bukan musta’man, bukan pula dzimmi,” jelas Zaini.

Alasannya, sambung dia, karena memang definisi-definisi tersebut tidak bisa diterapkan kepada Non-Muslim di Indonesia. Oleh karena itu, istilah yang tepat, katakan saja mereka non-Muslim untuk menghormati Non-Muslim yang ada di Indonesia.

“Justru ucapan Non-Muslim ini sudah kafir. Tapi lebih sopan dari istilah kafir sebagai panggilan untuk mereka di luar keyakinan kita (Islam),” tandas Instruktur Pelatihan Kader Penggerak NU (PKPNU) tersebut.

Kirom, Mata Madura

KPU Bangkalan