Budaya

Ibnu Hajar: Sumenep Terbukti Layak Raih Penghargaan dari Bangsa Indonesia

×

Ibnu Hajar: Sumenep Terbukti Layak Raih Penghargaan dari Bangsa Indonesia

Sebarkan artikel ini
Ibnu Hajar: Sumenep Terbukti Layak Raih Penghargaan dari Bangsa Indonesia
Ekspresi Ibnu Hajar saat membawakan karya puisinya di Perayaan HPN 2018 di Padang. (Foto/Ibnu for Mata Madura)

MataMaduraNews.comSUMENEP-Profesi wartawan memang profesi yang unik, kalau tak mau disebut luar biasa. Bagaimana tidak, bukan hanya kebanyakan tidak berasal dari bangku kuliah jurnalistik, untuk menjadi wartawan juga tidak mesti berijazahkan S1 Jurnalistik-Komunikasi.

Nah, uniknya lagi, wartawan juga bukan istilah atau profesi status-quo; dari predikat itu tidak sedikit yang lantas menjadi ilmuwan, budayawan, sejarahwan hingga sastrawan, dan wan-wan lainnya. Pengalaman menulis berbagai kejadian hingga interaksi dengan “para kenalan baru” membentuk sebuah proses pengembangan diri seorang wartawan. Meski tidak semua wartawan harus dan bisa seperti itu.

BACA JUGA: Beginilah Kehidupan Arach Djamaly; Perintis Sastra Madura

Bicara wartawan, dan kebetulan bulan ini memang bulannya wartawan atau insan media, ada sesuatu yang unik di peringatan HPN (Hari Pers Nasional) 2018. Bertempat di Sumatera Barat, di tanah Padang, perayaan HPN sejak 4-9 Februari 2018 dimeriahkan dengan pembacaan puisi karya para Wartawan.

Puisi yang dibaca kala itu ialah puisi-puisi para kuli tinta yang masuk dalam buku antologi puisi “Kumpulan Puisi Wartawan Indonesia Pesona Ranah Bundo”. Menariknya, seorang putra Sumenep, Ibnu Hajar didapuk membacakan karyanya yang berada di dalam buku tersebut.

”Kebetulan, di Madura, memang satu-satunya karya puisi yang masuk ialah milik saya,” kata Wakil Ketua PWI Sumenep itu pada MataMaduraNews.com, Rabu (14/02/2018).

Ibnu Hajar: Sumenep Terbukti Layak Raih Penghargaan dari Bangsa Indonesia
Buku Antologi Puisi “Kumpulan Puisi Wartawan Indonesia Pesona Ranah Bundo”. (Foto/Ibnu for Mata Madura)

Menurut Ibnu, wartawan tidak hanya harus bisa berkarya, namun juga harus memiliki daya saing. Tidak peduli dari mana asal daerahnya. Karena karya besar tidak harus muncul dari para penulis di kota-kota besar sekaligus maju.

”Dan ini suatu bukti bahwa putra Madura, Sumenep pada khususnya, juga layak meraih sebuah penghargaan di mata bangsa Indonesia,” kata Pemimpin Redaksi Radio Nada FM Sumenep itu, serius.

Sedikitnya ada tiga judul puisi Ibnu yang mengisi lembaran-lembaran buku antologi puisi wartawan tersebut. Di antaranya, Dari Jendela Rumah Bagonjong Kunyanyikan “Surek” Dari Rantau, 10/01/2018; Mengeja Ngarai Sianok, 08/01/2018; dan Pantai Air Manis Kupahat Ombakmu Di Teras Matahari, 30/12/2017.

R M Farhan, Mata Madura

KPU Bangkalan