Religi

Kebangkitan Islam di Eropa; Penaklukan Ibu Kota Romawi Konstantinopel

×

Kebangkitan Islam di Eropa; Penaklukan Ibu Kota Romawi Konstantinopel

Sebarkan artikel ini
Kebangkitan Islam di Eropa; Penaklukan Ibu Kota Romawi Konstantinopel
Maskot dari negara Turki. (Sumber foto: visitistanbul.com)

Perkembangan Islam di Andalusia (Spanyol), tidak lepas dari keberadaan Islam di Turki. Dalam sejarah, Islam masuk ke benua ke Eropa berkat invasi Turki melalui Sisilia, (Andalusia) Spanyol dan penaklukan Balkan. Penaklukan Konstatinopel, sebagai ibu kota negara Adikuasa Romawi Timur menjadi catatan lengkap kejayaan Islam di Eropa.

Konstantinopel  sebagai  ibu kota Kerajaan Byzantium (Romawi Timur) yang paling berpengaruh di dunia. Kota Konstantinopel didirikan oleh Kaisar Konstantinus I (berkuasa 306–337 M) setelah memindahkan ibu kota utama Roma ke daerah Byzantium, jazirah Eropa selat Bosporus, yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Marmara.

Sejak kaisar Theodosius II (berkuasa 379-395 M), agama Kristen menjadi agama  resmi kekaisaran. Beberapa tahun berikutnya, Rasulullah Saw pernah berkirim surat ke  Kaisar Heraclius yang berkuasa 610–641 M di Konstantinopel. Dalam surat itu, Rasulullah Saw mengajak Kaisar Heraclius agar memeluk agama Islam.  Isi surat Rasulullah Saw untuk Heraclius berbunyi;

”Bismilahirohmanirohim, Assalamu ‘ala man ittaba ‘a Al-Huda, amma ba’du. Sesungguhnya aku mengajakmu untuk memeluk agama Islam. Kalau kamu masuk Islam, akan selamat dan Allah akan memberikan dua pahala. Tetapi kalau kamu menolak, kamu mesti menanggung dosa orang-orang yang kamu pimpin”.

Kaisar Heraclius cukup menghormati ajakan Rasulullah Saw dan membalas dengan mengirim hadiah penghormatan. Kaisar Heraclius mengatakan bahwa dirinya belum siap memeluk Islam.

Upaya menaklukkan Kerajaan Romawi ini, sudah dimulai sejak masa Rasulullah Saw. Kemudian dilanjutkan oleh para khalifah Islam.  Pada masa khalifah Umar Ra,  panglima Khalid bin Walid hanya mampu merebut sebagian wilayah Romawi  di daerah Damaskus dan Palestina atau Al Quds. Sedangkan  ibu kota Romawi Timur, Konstantinopel masih belum tersentuh.

Salahudin alAyyubi, panglima perang  terkenal dalam sejarah Islam setelah Khalid bin Walid hanya mampu membesarkan Al Quds atau Palestina. Belum bisa menaklukkan Konstantinopel.

Penaklukan Konstantinopel  berlanjut pada pemerintahan Umayah bin Abu Sufyan pada tahun 668 M. Di bawah komando anaknya, Yazid bin Muawiyah, salah satu sahabat Rasulullah Saw, Abu Ayub al Anshari,  ikut berperang. Berkali-kali melakukan penyerangan ke Konstantinopel, belum dapat menaklukkan kota Konstatinopel. Hingga Abu Ayub al Anshari gugur sebagai syuhada’ pada peperangan tersebut.

Penaklukan Konstantinopel dilanjutkan pada pemerintahan Abbasiyah. Dilanjutkan pada Khalifah Harun Ar Rasyid. Setalah Baghdad jatuh pada tahun 656 M,-akhir dinasti Abbasiyah-upaya menaklukkan Konstantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur. Terutama kerajaan Seljuk yang dipimpin oleh Alp Arselan sampai ke generasi Daulah Turki Utsmaniyah pada pemerintahan Murad II. Tetapi usaha mereka masih tetap menemui kegagalan.

Setelah delapan abad berlalu (800 tahun) upaya penaklukan akhirnya terkabul. Melalui tangan Sultan Muhammad Al Fatih, pemimpin ketujuh dari Daulah Utsmaniyah, kota Konstatinopel berhasil ditaklukkan, pada hari Kamis, 26 Rabiul Awal 857 H/ 6 April 1453 M). Penaklukan itu menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi, sebuah negara yang telah berlangsung selama hampir 1.500 tahun.

Sejak saat itu, bendera Kerajaan Turki Usmani berkibar di langit Konstantinopel, kota impian para raja, kaisar dan sultan. Konstantinopel pun memasuki era baru. Kota itu lalu berganti nama menjadi Istanbul yang berarti ‘kota Islam’ sekaligus menjadi ibu kota Kerajaan Ottoman.

BERSAMBUNG…..

KPU Bangkalan