Berita Utama

Kisah Pilu Anak Difabel, Dimana Peran Pemkab Bangkalan?

×

Kisah Pilu Anak Difabel, Dimana Peran Pemkab Bangkalan?

Sebarkan artikel ini
Kisah Pilu Anak Difabel, Dimana Peran Pemkab Bangkalan?
TERLANTAR: Mata Madura menemui Hoirul si penderita difabel yang luput perhatian Pemkab Bangkalan.
Siapa  tega melihat tubuh anak yang hanya terlihat tulang dan kulit tergeletak seorang diri. Itulah yang dialami Hoirul, 17, warga Desa Beringin, Kecamatan Labang, Bangkalan, Madura, Jatim. Hoirul menderita difabel atau keterbatasan diri sejak umur tiga bulan. Sedangkan sang ortu, hanya buruh tani. Lantas, dimana peran Pemkab Bangkalan?

Hasin, Mata Bangkalan

TERLANTAR: Mata Madura menemui Hoirul si penderita difabel yang luput perhatian Pemkab Bangkalan.
TERLANTAR: Mata Madura menemui Hoirul si penderita difabel yang luput perhatian Pemkab Bangkalan.

MATAHARI semakin menyengat seiring perputaran waktu terus menjemput siang perjalanan MataMaduraNews.com menuju Desa Bringen,  Kecamatan Labang, Bangkalan. Sambil menunggu salah satu relawan untuk mengantar ke lokasi, MataMaduraNews.com menyempatkan mampir ke warung kopi. Selang beberapa menit informan datang. Kemudian mengajak ke rumah Hoirul.

Menelusuri jalan pedesaan. Terlihat pohon-pohon hijau menghiasi perjalanan. Sekitar 20 menit dari jalan utama akses Suramadu,  MataMaduraNews.com tiba di rumah Hoirul. Turun dari sepeda, rumah terlihat sepi. Berulang kali panggil salam, tidak ada jawaban.

Informan mengajak masuk ke dalam rumah. Secara spontan, terlihat kaget melihat Hoirul tergeletak seorang diri. Dia rebahan di lantai tanpa sehelai pakaian di tubuhnya. Beralas bantal dan handuk ala kadarnya. Kondisi Hoirul memperihatinkan.

Hoirul seorang diri di dalam rumah kayu yang tertutup rapat. Dua kakaknya juga tidak terlihat menemaninya. Diajak bicara tidak bisa. Kecuali buliran bola matanya yang memberi isyarat. Tapi tidak jelas apa yang dimaksud.

Kondisi fisik Hoirul sangat memprihatinkan. Tubuhnya seakan tinggal kulit dan tulang. Berbalik untuk mengganti posisi badan saja harus dibantu orang lain. Menyampaikan sesuatu lewat suara tidak sanggup. Dari raut wajahnya seperti ada yang ingin disampaikan. Namun apa daya tak mampu memaknai isyarat dari bola matanya.

Beberapa menit kemudian, Miyatun, salah satu tetangga Hoirul mendekat. Miyatun menjelaskan kondisi rumah Hoirul yang kosong. Khoiri, ayah Hoirul sedang merantau ke ibu kota, Jakarta. Sedangkan, sang ibu, Siti Khotijah, bekerja sebagai buruh tani. “Mohon maaf tidak ada orang. Ibunya lagi pergi ke sawah,” kata Miyatun, dengan logat Madura desa.

Rohim,  salah satu keluarga Hoirul bercerita, perhatian pemerintah Bangkalan belum jelas. Rohim mengaku, Hoirul sempat di data dari pihak desa dan kecamatan. Namun, hingga kini, belum ada realisasi dalam bentuk apapun dari pemerintah.

 “Sempat di data beberapa kali. Namun belum ada tindakan apa-apa dari pihak pemerintah. Pihak keluarga sebenarnya sudah tidak banyak berharap soal kondisi kesehatan putranya bisa terjamin ” cerita Rohim, kepada MataMaduraNews.com.

Menurut Rohim, keluarga Hoirul, sudah tidak putus asa berharap bantuan pihak lain. Mengingat kondisi kesehatan Hoirul kian memburuk. Jika malam, Hoirul sering susah tidur karena merasa kesakitan.

MataMaduraNews.com mendatangi rumah Kades Beringin. Sayang Pak Kades tidak ada di tempat. Perjalanan berlanjut ke kota. Dalam perjalanan, pikiran bertanya. Kok bisa luput bantuan. Padahal sudah di data berulang kali. Untuk memastikan bantuan anak-anak terlantar, MataMaduraNews.com, mendatangi Dinas Sosial. Lagi-lagi apes. Pak Kadis Sosial lagi keluar. Termasuk Kepala Bidang yang menangani persoalan anak disabilitas. Ruang kerjanya kosong tak berpenghuni.

Belum dapat kepastian, MataMaduraNews.com  hanya berharap bantuan dari dermawan untuk menyisihkan sebagian rezekinya untuk berbagi kebahagian dengan anak Hoirul. “Dalam bentuk apa pun, kami sangat senang menerimanya. Lebih senang jika ada pelaku kesehatan yang secara sukarela bersedekah ilmu dan tenaga untuk mengecek kesehatan Hoirul secara berkala. Kami haturkan banyak terimakasih,” terang Aliman Harish, Kabiro Mata Madura di Bangkalan.

KPU Bangkalan