Budaya

Mengenal Mpu dan Kota Keris Sumenep

×

Mengenal Mpu dan Kota Keris Sumenep

Sebarkan artikel ini
Sumenep Kota Keris
Sumenep Kota Keris

Gelar Mpu memang dikhususkan kepada individu yang memiliki keahlian men”cipta” keris. Kemampuan men”cipta” tentu mengandung makna beda dengan individu yang bisa membuat keris dengan alat peraga yang ada.

matamaduranews.comSUMENEP-Gelar Mpu atau Empu umum disematkan di tanah Jawa khusus mereka yang ahli pen “cipta” keris.

Sedangkan di Bali, pen”cipta” keris teristilah nama Pande atau Wangsa Pandie. Di budaya Sunda dikenal dengan istilah Guru Teupa.

David van Duuren dalam bukunya The Kris; menyebut Sang Empu merupakan orang-orang yang dianggap suci dan memiliki kedudukan tinggi di masyarakat.

Mas Ngabehi Wirasoekadga dalam buku  Misteri Keris menulis Sang Empu adalah mahluk/manusia yang memiliki derajat tinggi.

Ajaran Pandie/Empu awal mula berasal dari Sekte Brahma, suatu sekte yang menempati urutan sangat penting diantara sekte-sekte lain. Pengikutnya bergelar Brahmana Pandie.

Pada zaman itu dikenal dengan Wangsa Brahmana Pandie. Di Jawa setelah Agama Hindu jatuh ke Agama Islam, istilah Brahmana tidak tampak lagi, tetapi istilah Wangsanya masih ada, yang sekarang lazim disebut Pandie Besi, Pandie Mas, dan sebagainya.

Di Bali, Wangsa Pandie diikat kewajiban moril dan prasasti-prasasti wisama leluhur yang secara rohaniah berhubungan sangat erat antara keluarga satu dengan yang lainya dengan istilah Wangsa, Prasasti yang mengikat mereka yang paling terkenal disebut Prasasti “Pustaka Bang Tawang”. Mereka memiliki kesepakatan mengangkat Empu Baradah sebagai gurunya.

Di Bali ilmu kepandean tidak sembarangan orang bisa mempelajarinya karena hanya mereka yang keturunan wangsa pande yang boleh mempelajari.

Sedangkan di luar tradisi Bali, sang Pandie hanya merupakan profesi saja dan siapapun boleh mempelajarinya dan mereka tidak diikat dalam satu sistem keluarga tertentu.

Sumenep, mendeklarasikan Kota Keris dengan meresmikan Monumen Keris di Kelurahan Karangduwak, Jalan Diponegoro.

Pada tahun 2012 lalu, Kementerian Parawisata melakukan penelitian soal keris di Sumenep. Sementara Unesco  mengakui, jika Sumenep mempunyai pengrajin dan empu keris terbanyak di dunia.

Bupati Sumenep Kiai Busyro menyebut, keris merupakan karya agung budaya yang mendunia. Karena itu, pencanangan kota keris sekaligus menjadi promosi wisata di kota Sumenep.

Selain memiliki potensi keindahan alam, Sumenep juga memiliki kebudayaan dan kesenian yang tergolong luar biasa.

Pemkab mencatat jumlah pengrajin keris di Sumenep terbanyak di dunia. “Lebih banyak dari yang didata Unesco,” kata Bupati Sumenep.

Bupati merinci, data Unesco tahun 2012 menyebut jumlah pengrajin keris di Sumenep sebanyak 524 orang. Namun, data Pemerintah Sumenep pada 2014 mencatat sebanyak 648 pengrajin keris.

Menurut Kiai Busyro, jumlah pengrajin keris di Sumenep lebih banyak dibandingkan di Yogyakarta. Pengrajin keris Sumenep paling banyak ditemukan di Kecamatan Saronggi, Bluto dan Lenteng.

Berdasar data tersebut, Pemerintah Kabupaten Sumenep  layak mencanangkan Sumenep sebagai ‘Kota Keris’. Pencanangan tersebut ditandai dengan pembuatan dan peresmian monumen keris.

Bupati berharap ikon Kota Keris ini, bisa menjadi jalan untuk mempromosikan wisata Kabupaten Sumenep.

“Apalagi sejak 2005, PBB telah menetapkan keris sebagai warisan dunia,” tambahnya.

Hasil diskusi pemkab dengan sejumlah kelompok pecinta keris di Sumenep dan pemerhati keris di Surabaya, Kabupaten Sumenep memang layak sebagai kota keris

Dari diskusi itu terungkap bahwa jumlah empu keris di Sumenep diklaim sebagai empu terbanyak se-Asia Tenggara.

Daerah lain di Indonesia yang juga dikenal dengan kerajinan kerisnya seperti Yogjakarta, Solo dan Malang jumlah empu kerisnya dibawah 10 orang.

Ketua Ikatan Pengrajin Keris Indonesia (IPKI) Sumenep, Fathurrahman berharap dengan pendeklarasian Sumenep kota keris bisa meningkatkan kesejahteraan para  pande keris di di sumenep.

“Pasar keris Sumenep sudah menembus luar negeri, terutama Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam,” katanya.

Sumber: Mata Sumenep

KPU Bangkalan