Religi

Pesantren Syaichona Cholil Bangkalan Gelorakan Anti Korupsi, Berikut Alasannya….

×

Pesantren Syaichona Cholil Bangkalan Gelorakan Anti Korupsi, Berikut Alasannya….

Sebarkan artikel ini
Pesantren Syaichona Cholil Bangkalan Gelorakan Anti Korupsi, Berikut Alasannya....
Kegiatan Sarasehan Santri Nasional, mengambil tema Terdapat Uang Santri Dalam Korupsi. (foto/ hasin)

MataMaduraNews.comBANGKALAN-Kelompok santri Bangkalan, Madura, Jawa Timur mulai unjuk suara menggelorakan gerakan anti korupsi. Gairah itu diwujudkan dalam Sarasehan Santri Nasional mengambil tema Terdapat Uang Santri Dalam Korupsi.

“Santri harus mulai berwawasan luas. Santri tidak boleh hanya berhenti pada mengaji atau belajar kitab kuning saja. Lebih dari itu, santri juga harus memiliki kesiapan diri untuk bisa menghadapi tantangan masa depan dalam kehidupan nyata,” terang Raden KH Nasih As Schal, selaku tuan rumah kegiatan saat memberi sambutan.

Wakil Pengasuh Ponpes Syaichona Moh. Cholil ini meminta kepada kelompok pesantren Bangkalan agar bisa membentuk pribadi-pribadi santri yang bisa memberi manfaat kepada agama, bangsa dan negara. Karena itu, Ra Nasih-panggilan akrab RKH Nasih As-Schal, sangat perlu para santri diberi bekal pengetahuan agar bisa dari praktek-praktek korupsi. “Dengan demikian, pesantren bisa memberi output yang jelas dalam kehidupan beragama dan berbangsa,” sambungnya disambut tepukan tangan undangan.

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Ponpes Syaichona Moh Cholil, Bangkalan ini, mengundang nara sumber pegiat Anti Korpusi. Seperti,  Nanang Farid Syam dari  Pj KAKI KPK  dan Ardian, Komisi Yudisial, Ketua Bidang Penghubung Wilayah se Indonesia.

Hadir dalam sarasehan itu, Gus Ahmad Firdausi, Sekertaris RMI, Jawa Timur, Ketua DPRD Bangkalan, Imron Rosyadi, Budi Mustiko, Pembantu Rektor III UTM, perwakilan instansi pemerintah, kepolisian serta dari berbagai kalangan pegiat anti korupsi. Terlihat Matur Khusairi, pegiat anti korupsi Bangkalan, Aliman Harish, pendiri Lembaga Kajian Sosial dan Demokrasi (LeKSDam) Bangkalan, Sukur dari Bangkalan Corruption Watch (BCW) dan perwakilan pesantren.

Sekretaris RMI Jatim, Gus Ahmad Firdausi mengapreasi kegiatan sarasehan santri yang mengambil tema anti korupsi. Dia rupanya lebih tertarik lokasi kegiatan yang bertempat di Ponpes Syechona Moh Cholil. “Dari pondok inilah, pendiri  organisasi NU KH Hasyim Asary belajar dan dari pondok ini pula ormas NU berdiri,” sebutnya saat memulai materi.

Karena itu, ia juga berharap gerakan anti korupsi bisa dimulai dari Ponpes Syaichona Moh Cholil sebagai penggerak utama. “Saya minta kepada Ra Nasih (panggilan akrab RKH Nasih As Schal, Red.) untuk bersedia menjadi brand ambassador (promotor) bersama Ketua DPRD Bangkalan Imron Rosyadi untuk mengkampanyekan gerakan anti korupsi ke seluruh Kabupaten di Madura,” pintanya.

peserta dari kelompok santri serius mendengar pemateri
peserta dari kelompok santri serius mendengar pemateri

Dia berharap sarasehan ini tidak berhenti pada tataran wacana. “Sebagai wujud kongkrit dari kegiatan sarasehan ini, Pulau Madura bisa menjadi pulau yang pertama di Indonesia mengkampanyekan gerakan anti korupsi secara massif,” sambungnya.

Ketua DPRD Bangkalan, Imron Rosyadi, mengatakan berdasar data indek perspektif tentang korupsi Indonesia butuh waktu paling cepat 50 tahun untuk bebas dari tindak pidana korupsi. Sehingga dia menawarkan lompatan besar untuk mewujudkan Indonesia bisa lebih cepat bebas dari tindak pidana korupsi. “Saya berharap acara sarasehan ini dapat menciptakan lompatan besar sehingga dalam waktu 5 atau 10 tahun mendatang, Indonesia bisa bebas dari praktek korupsi,” terangnya. (hasin)

KPU Bangkalan