Berita Utama

Di Puskesmas Sepulu, Pasien Dibebani Beli Air Minum Oksigen

×

Di Puskesmas Sepulu, Pasien Dibebani Beli Air Minum Oksigen

Sebarkan artikel ini
Di Puskesmas Sepulu, Pasien Dibebani Beli Air Minum Oksigen
Jaka Jatim saat demo ke Puskesmas Sepulu foto for Mata Madura

Jaka Jatim saat demo ke Puskesmas Sepulu foto for Mata Madura
Jaka Jatim saat demo ke Puskesmas Sepulu
foto for Mata Madura
MataMaduraNews.com-BANGKALAN-Sekitar 20 orang yang tergabung dalam Jaringan Kawal Jawa Timur (JAKA JATIM) mendatangi Puskesmas Kecamatan Sepulu, Selasa (07/03). Kedatangan mereka guna memprotes dugaan pungli yang dilakukan oleh petugas Puskesmas terhadap pasien yang berobat.

Aksi tersebut langsung diketuai oleh ketua Jaka Jatim Mathur Husairi. Selain dugaan pungli Mathur sapaan akrabnya, juga mempermasalahkan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang jarang digunanakan.

Mathur menjelaskan kedatangannya ke Puskesmas Kecamatan Sepulu berdasarkan laporan masyarakat sekitar yang masuk kepadanya. Laporan itu mengatakan bahwa ada pungutan dalam nota rincian pembayaran rawat inap. “Kita kesana berdasarkan laporan dari masyarakat, ada sekitar 4 orang yang melapor ke kita,” ujar Mathur saat dikonfirmasi MataMaduraNews.com, usai aksi.

Pungutan itu lanjut Mathur berupa penambahan biaya untuk jasa perawat. Menurutnya ada ketidak sesuaian antara di UGD dengan di zal layanan 24 jam. Kalau di UGD biaya jasa perawat hanya Rp 15 ribu sedangkan di zal menjadi Rp 25 ribu. “Padahal kalau di Perda itu sudah jelas biaya jasa perawat hanya Rp 15 ribu bukan Rp 25 ribu,” imbuhnya.

Lebih jauh Mathur menjelaskan tak hanya penambahan biaya jasa perawat, di nota rincian itu juga ada biaya lain-lain yang dibebankan kepada pasien. Seperti biaya kebersihan, dokumentasi, dan pembelian air minum. “Air minum oksigen seharga Rp 15 ribu untuk 2 botol menjadi tagihan pasien. itu kan bukan termasuk obat. Hanya minuman biasa kenapa mesti di masukkan ke tagihan,” kesal Mathur.

Selain itu, Mathur juga mempertanyakan penggunaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang tidak difungsikan dengan baik oleh pihak Puskesmas. Sesuai informasi yang ia dapat, IPAL di Puskesmas Sepulu jarang digunakan. Padahal menurutnya untuk membuat IPAL itu dibutuhkan anggaran yang besar.

“Dari informasi yang kita dapat IPAL itu tidak pernah digunakan. Baru tadi pas kita ke sana langsung dihidupkan. Kalau gitu kan mending dikiloin aja mesinnya,” pungkasnya.

Menanggapi keluhan Jaka Jatim, Kepala Puskesmas Sepulu Niwar Sudiyanto tidak bisa memastikan apakah benar ada pungli yang dilakukan oleh petugasnya. Da berdalih belum lama menjabat sebagi Kepala Puskesmas Sepulu. “Saya tidak bisa memastikan apa memang benar ada yang melakukan itu. Karena saya masih baru disini,” jelasnya.

Kendati demikian, ia berjanji akan segera menindak lanjuti apa yang disampaikan Jaka Jatim. Ia juga akan segera mengubah sistem yang lama untuk diperbaiki. “Saya akan segera kumpulkan semua karyawan untuk diberikan pembinaan agar tidak terjadi lagi masalah seperti ini,” janjinya..

Mengenai masalah IPAL ia mengaku bahwa selama ia menjabat, IPAL selalu digunakan dengan semestinya. Meskipun ia membenarkan jika selama ini biaya operasional IPAL selalu tidak cukup. “Kita selalu berusaha untuk menggunakannya denga baik meskipun terkendala anggaran,” pungkasnya.

Agus, Mata Bangkalan

KPU Bangkalan