Catatan

Sanad Poligami Lora Fadil

×

Sanad Poligami Lora Fadil

Sebarkan artikel ini
Lora Fadil
Lora Fadil bersama ketiga istrinya. (Foto/Istimewa)

Catatan: Raedu Basha*

Gegara Ra Fadil, dunia ‘kaloraan’ jadi geger. Padahal ini baru cerita satu orang lora, belum lora-lora lain. Mungkin bedanya, Ra Fadil sekarang jadi pejabat, seluruh mata tertuju kepadanya dengan tiga istri. Sedangkan lora-lora yang lain lebih menikmati jalan hidup sebagai lora helap yang tertutup dari keramaian, kendati ceritanya lebih gila.

Ayah Ra Fadil adalah Bindara Muzakki Syah–demikian tetangga sini memanggil–ketika remaja Bindara Muzakki mondok di sebuah pesantren sebelah rumah saya yang pengasuhnya memiliki lebih dari 10 orang istri dalam satu atap, yaitu Kiai Masyhurat Ustman.

Mengenang Bindara Muzakki, banyak tetangga-tetangga sini yang masih mengenal betul sosoknya terutama sewaktu remajanya Bindara Muzakki kala masih nyantri dan suka bergaul dengan orang-orang desa sini. Banyak yang heran, karena kemudian Bindara Muzakki memiliki banyak pengikut, santri, dan punya pesantren di Jember.

Sebagai santri Kiai Masyhurat yang memiliki banyak istri dalam satu atap, Bindara Muzakki telah memiliki warisan amalan dan mahabbah yang sakti mandraguna dari sang gurunya, amalan yang dapat mendamaikan istri selir dan istri madu. Amalan itupula yang mungkin diturunkan kepada Ra Fadil yang kini baru memiliki tiga orang istri, belum sepuluh.

Di luar pembahasan “fudhul-fudhulan”, saya memiliki pandangan lain dari gusak-gusuk medsos mengenai Ra Fadil. Bagi saya, fenomena Ra Fadil adalah sebuah ekspresi masyarakat santri yang berpandangan bahwa poligami harus ditunjukkan secara jantan, demikian pula yang dilakukan Bindara Muzakki yang tafa’ulan kepada almarhum Kiai Masyhurat.

Bahwa keterbukaan untuk berpoligami, berbuat adil, harus terang-terangan dan tidak boleh disembunyikan kepada siapa pun. Namun seperti gusak-gusuk isu poligami pada umumnya, persoalan selalu disikapi riuh seperti pasar, mulai dari membenci pelakunya karena diukur dengan perasaan si penggunjing sendiri maupun menggerutu atas ketidak berdayaan diri penggerutu karena tak mampu berbuat serupa.

Sikap poligami Ra Fadil sebenarnya belum ada apa-apanya dibandingkan gurunya ayahnya, Kiai Masyhurat Utsman. Selama saya mengenal mantan istri-istri Bindara Masyhurat, tak satu pun istri yang mengaku diperlakukan tidak adil. Jadi, Ra Fadil dan lora-lora lain memang sudah maqamnya begitu: Helap tak kenning toro’.

Akhirnya, mending urus sajalah istri atau suamimu sendiri… Kalau ada niat baik, atau sebaiknya nyantri kepada Lora Fadil sampai kau miliki fudhul yang menohok seribu bidadari. Tapi kalau ada niat baik untuk setia pada istri tunggal, maka belajarlah kepada Lora Edu, fudhulnya menyusul…

Wallahu a’lam. Selamat malam…

* Diambil dari status Facebook Raedu Basha: Kurator Muktamar Sastra, Pengurus Bidang Sastra di Lesbumi PWNU Jatim, dan CEO Ganding Pustaka.

KPU Bangkalan
Tanah Kas Desa
Hankam

matamaduranews.com-WINANTO bertanya lokasi TKD ber-Letter C yang ramai…