Gaya HidupPolitik

Siapa Mathur Husyairi? Berikut Wawancara………….

×

Siapa Mathur Husyairi? Berikut Wawancara………….

Sebarkan artikel ini
Mathur Husyairi
Mathur Husyairi (kaos putih) saat melayani wawancara Mata Madura

matamaduranews.comBANGKALAN-Mathur Husyairi tergolong pegiat anti korupsi yang kerap mengungkap berbagai kasus korupsi di Bangkalan hingga ke KPK.

Namanya, tiba-tiba populer seantero Indonesia setelah terjadi penembakan misterius di depan pintu pagar rumahnya, Jalan Teuku Umar III/ 54, Kelurahan Kemayoran, Bangkalan, 20 Januari 2015, pukul 02.00 dini hari.

Ketika itu, Mathur baru selesai diskusi bersama rekan sesama aktivis di Surabaya. Saat baru turun dari mobil dan hendak buka pintu pagar, ada segerombolan orang tidak dikenal seketika mendekat dan mengarahkan peluru sejarak dua meter. Akibatnya, Mathur mengalami luka tembak. Peluru bersarang di pinggang bagian kanan. Syukur, nyawa Mathur masih tertolong setelah dilarikan ke RSUD dr Soetomo.

Geliat Mathur untuk menyuarakan keadilan dan demokrasi pasca insiden itu, terus membara. Bersama teman-teman yang satu barisan, dia selalu menyuarakan keadilan dan perubahan di Bangkalan.
Berikut wawancara Rafiqi dari Mata Madura dengan Mathur Husyairi, Selasa, 24 Mei 2016 di rumahnya, JL Teuku Umar III/54, Bangkalan.

Apakah Pak Mathur, masih punya nyali pasca insiden penembakan?
Urusan nyali gimana ya. Sebenarnya yang kami lakukan benar menurut agama. Menurut hukum kami juga punya hak sebagai warga negara untuk menyampaikan pikiran dan gagasan serta aksi yang dijamin oleh UU. Kami pikir, kalau urusan nyali tidak akan pernah surut. Apalagi kerdil gara-gara kejadian penembakan itu. Tidak akan itu.

Apa yang melatarbelakangi Pak Mathur terus menyuarakan keadilan di Bangkalan?
Ada banyak kasus kekerasan di Bangkalan yang menimpa teman-teman aktivis. Seperti perusakan mobil Aliman Harish (Direktur LSM Pusaka Jatim tahun 2010), Pembacokkan M Fahrillah (Ketua LSM Kompak tahun 2010), pembacokan Muzakki (Sekretaris PKNU tahun 2013), pembacokan Mahmudi Ibnu Khotib (Ketua Poros Pemuda Jatim tahun 2013).
Sampai detik ini, kasus itu tak satupun yang terungkap. Jika memang pihak kepolisian punya nyali, kami yakin pasti ada yang terungkap. Dari sekian kejadian sudah banyak petunjuk awal. Sudah sangat kelihatan konstruksinya. Apalagi yang saya alami, sangat bisa dilacak. Namun ketika kasus ini diambil alih oleh Kapolda, pihak Polres Bangkalan beralibi tidak berwenang. Kami pikir polisi ini kan satu kesatuan secara struktur. Meskipun Polda yang menanganinya, tetapi kan dia atasannya. Sehingga bisa dicari benang merah terkait kasus yang menimpa pribadi saya.

Respon Kapolres Bangkalan yang baru, bagaimana?
Pasca Wakapolda Jatim (Brigjen Pol Drs Gatot Subroto, Red.) berstatemen di media online kemudian disambut Pak Anissullah M Ridha (Kapolres Bangkalan yang baru, Red.). Pak Kapolres berkomitmen akan melaksanakan instruksi Wakapolda. Dan di koran, saya juga baca bahwa Pak Anis minta waktu dua bulan. Bagi saya, berapapun waktunya yang mereka minta, terpenting terungkap pelakunya. Kalau kemudian ini hanya ingin memberikan kata-kata manis di media, saya rasa tidak butuh dan gak perlu.

Solidaritas LSM pasca insiden?
Kalau teman teman LSM yang satu barisan bergerak dari awal serentak mengeluarkan kalimat, ketemu di tikungan. Ketemu di tikungan itu menyikapi tentang Perda Pilkades yang waktu itu gencar menyeruakan agar dibiayai negara. Tapi Alhamdulillah, UU No 6 tahun 2014 tentang desa itu berbunyi seperti tuntutan teman-teman. Perlawanan teman-teman yang sangat vulgar di lapangan ya tahun 2011. Kami turun ke jalan melalui teman-teman mahasiswa dan beberapa LSM. Waktu itu, mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa dan LSM Peduli Perubahan. Akhirnya mengelinding menjadi gerakan yang masif meskipun tidak sampai 50 orang. Kita sempat demo di DPRD itu mau dihadang dengan sekitar seribu lima ratus massa pro pemerintah.

Dukungan dari keluarga?
Kalau bicara dukungan istri ya karena sama-sama berasal dari aktivis. Meskipun kadang sebagai seorang ibu dari anak-anak, kekhawatiran itu muncul. Tapi ketegaran anak dan istri ketika melihat saya tergeletak di rumah sakit, pasti ciut. Alhamdulillah istri dan anak memberikan semangat untuk lebih bangkit. Bahkan, mereka nyuruh harus lebih banyak berbuat lagi. Saya sangat bersyukur meskipun sempat terjadi polemik di dalam keluarga besar. Di antara mereka minta saya off di dunia pergerakan maupun dunia LSM karena risiko yang diterima tidak sebanding. Sebagian keluarga bertanya, kamu ini bela siapa?” mun bekna abela (jika kamu membela) masyarakat yang dirugikan, tapi ketika kamu dapat musibah, mereka tidak peduli,”. Penilaian keluarga semacam itu saya maklumi karena ini urusan nyawa.

Tapi Pak Mathur bisa meyakinkan mereka?
Ya meskipun saya tetap bertahan dengan argumen, namanya adat Madura. Untung saya masih berpendidikan dan bisa meredam emosi. Terkadang keluarga bilang ini urusan todus (malu, Red.). Ketika urusan todus, bagi orang Madura tidak ada obatnya. Dengan seperti itu, sebagian keluarga sedikit marah. Terpenting saya tidak menyakiti perasaan mereka dalam artian ini adalah pilihan saya. Keluarga mau menjauhi ya silahkan, tidak masalah.

Kondisi Kabupaten Bangkalan secara umum, bagaimana?
Masalah di Bangkalan kompleks. Kalau bicara kepemimpinan di Bangkalan di eranya Bupati Fatah, yang saya ketahui dulu tidak separah sekarang. Hegemoni Pak Fuad dengan dua kepribadian yang menempel, kata orang Madura, ada kiai dan blaternya ini kemudian sangat mempengaruhi psikologi masyarakat Madura. Baik di kalangan pemimpin lokal, kepala desa bahkan di birokrasi. Ini yang merusak. Apalagi apa yang kami tudingkan selama ini terbukti ketika dia ditangkap KPK. Akhirnya waktu yang menjawab bahwa apa yang kami suarakan dari kemarin terdengar.

Kondisi pembangunan di Bangkalan?
Kalau saya nilai secara fair, secara fisik is ok. Pembangunan dimana-mana. Termasuk pembangunan ke desa meskipun tidak berimbang dengan pembangunan di kota. Karena Pak Fuad Amin sebagai Bupati Bangkalan dua periode memang memfokuskan pembangunan di kota. Artinya jalan kembar di Bangkalan tidak akan terealisasi jika bukan Bupati Fuad Amin yang menangani. Ini kita harus akui. Bahkan gedung-gedung yang menghabiskan dana puluhan miliar dan kolam renang senilai Rp 9 miliar, kalau bukan Bupati Fuad Amin tidak bisa. Meskipun dibalik gencarnya pembangunan itu disitulah dia mendapatkan kantong-kantong emasnya.

Adakah harapan Bangkalan berubah dari gerakan Pak Mathur?
Dalam waktu dekat saya pikir sulit. Sudah 10 tahun doktrin yang diberikan Pak Fuad Amin sudah mengakar di kalangan birokrasi. Mereka tinggal mengaplikasikan. Sebanarnya, kondisi Bangkalan saat ini tambah berat ketika Pak Fuad sebagai sosok yang disegani tidak ada. Sementara para birokrasi Bangkalan sudah tercuci melalui paradigma Pak Fuad. Saya pikir, Bupati akan datang pada tahun 2018, kalau bukan orang yang punya komitmen besar untuk merubah Bangkalan akan dilibas oleh kekuatan birokrasi.

Jadi kekuatan Birokrasi di Bangkalan semacam kekuatan baru?
Ya, mohon maaf. Jika masih dari keluarga pesantren dan keluarga besarnya Fuad Amin umpama, tidak terbayang bagaimana Bangkalan yang akan datang.

Solusinya?
Kami memberikan solusi susah juga jika calon-calon yang muncul pada Pilkada Bangkalan 2018 adalah orang yang tidak masuk pada kategori. Percuma. Lebih baik kami mengawal siapapun yang jadi. Kami tetap mengawal dengan posisi di luar.

Kembali ke insiden Pak Mathur. Apa apa saja yang sudah dilakukan?
Menjelang satu tahun kejadian menjelang 20 Januari, kami dari solidaritas yang tergabung dalam gerakan yang sama, pernah melakukan audiensi dengan Kapolda Jatim waktu itu. Tapi karena Kapolda ada acara, kami diterima sama pengyidiknya. Jawaban mereka masih dilakukan investigasi. Kami dari teman-teman LSM menuntut gelar perkara. Artinya, secara pribadi saya ingin hasil dari gelar perkara. Biar kita saling melengkapi.

Responnya?
Setelah dua bulan saya tanyak via telpon dan SMS belum ada jawaban. Akhirnya saya SMS secara kasar. Itu dia baru menjawab. Katanya baru mengumpulkan berkas-berkas. Dan hingga saat ini, belum ada panggilan.

Adakah sosok yang menginspirasi Pak Mathur dalam gerakan?
Saya pengagum Mahatma Gandhi. Kalau di Indonesia ya alm Gus Dur.

Aktivitas Pak Mathur saat ini?
Saya di rumah saja. Alhamdulillah istri saya aktif di berbagai perguruan tinggi.

Nama: MATHUR HUSYAIRI, Tempat, Tgl, Lahir | Sambas, 04 Juni 1975 | Alamat : Jl. Teuku Umar III/54 Kelurahan Kemayoran, Bangkalan | Agama l Islam | Isteri l Muthmainnah | Anak l Selma Nayla el Rahma l Rifqy Ulil Azmi l Jihan Shabreena el Rahma l Qonita Shabreena el Rahma l Jasmine Salsabilla el Rahma l Ahmad Ghedvan Fairuz | Pengalaman Pendidikan l SDN : 25 Teluk Nangka, Sambas, Kalbar l SLTP : MTs Yasti Sambas, Kalbar l SLTA : MA Miftahul Ulum Panyepen, Pamekasan Jawa Timur l PT : IAIN Sunan Ampel Surabaya | Pengalaman Organisasi | PMII Rayon Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya l PMII Komisariat IAIN Sunan Ampel Surabaya l Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat (KPMKB) l Gerakan Pemuda Ansor Bangkalan l Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) | Aktivitas Kini l Direktur Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) l Ketua DPC Partai Bulan Bintang (PBB) Bangkalan

KPU Bangkalan