Berita Utama

Terjangkit Penyakit Pernafasan, Warga Keluhkan Aktivitas PT Adiluhung Sarana Segara

×

Terjangkit Penyakit Pernafasan, Warga Keluhkan Aktivitas PT Adiluhung Sarana Segara

Sebarkan artikel ini
Terjangkit Penyakit Pernafasan, Warga Keluhkan Aktivitas PT Adiluhung Sarana Segara
Lokasi PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia yang berada diJL Ujung Piring Bangkalan, Jatim. sumber foto: website PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia
Lokasi PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia yang berada diJL Ujung Piring Bangkalan, Jatim. sumber foto: website PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia
Lokasi PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia yang berada diJL Ujung Piring
Bangkalan, Jatim.
sumber foto: website PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia

MataMaduraNews.comBANGKALAN-Kegiatan sandblasting yang dilakukan galangan kapal PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia di Jala Raya Ujung Piring, Desa Ujung Piring, Kecamatan Kota Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jatim, dikeluhkan warga setempat. Pasalnya, pasir hasil proses sandblasting tersebut mencemari pemukiman warga.

Sebagaimana diketahui, sandblasting merupakan proses penyemprotan abrasive material yang biasanya berupa pasir silika atau steel grit dengan tekanan tinggi pada suatu permukaan. Cara ini dilakukan untuk menghilangkan material kontaminasi seperti karat, cat, garam, oli dan lain-lain.

Kepala Desa Ujung Piring, Moh. Usman saat ditemui MataMaduraNews.com, Senin (30/01/2017) mengatakan, sejak ada kegiatan sandblasting oleh PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia, sebagian warganya terkena penyakit pernafasan. Penyebabnya, katanya, warga sering menghirup udara yang bercampur deburan pasir hasil limbah dari proses sandblasting di galangan kapal tersebut.

Dikatakan, saat ini, poses sandblasting semakin sering dilakukan setelah jumlah kapal bertambah.Sehingga banyak warga mengeluh sesak nafas. “Kalau dulu proses sandblasting hanya dilakukan saat malam hari saja. Tapi sekarang karena kapal tambah banyak, jadi siang dan malam hari dikerjakan,” tutur pria yang akrab disapa Usman tersebut.

Kades Usman mengakui, warga Desa Ujung Piring  mendapat uang kompensasi terdampak dari PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia sebesar Rp 2,5 juta. Biaya kompensasi itu, dibayar per tiga bulan untuk 50 warga.

“Uang kompensasi itu tidak sebanding dengan dampak yang dirasa masyarakat. Buat apa mas cuma Rp 50 ribu untuk tiga bulan. Buat berobat saja jelas tidak cukup,” sambungnya mengeluh.

Senada dengan yang disampaikan Kades Usman, Ahmad, Wakil BPD Desa Sembilangan juga menganggap bahwa PT. Adiluhung Sarana Segara Indonesia kurang memperhatikan dampak kegiatan galangan kapal terhadap masyarakat sekitar. “Perusahaan belum pernah melibatkan tokoh masyarakat dalam pembahasan pembayaran kompensasi. “Selama ini kita tidak pernah dimintai pendapat terkait masalah ini,” keluhnya, kepada MataMaduraNews.com, Senin (30/1/2017).

Ahmad juga mengaku dana kompensasi untuk desanya sebesar Rp 2 juta untuk 40 warga yang dibayar per tiga bulan sekali. “Jadi per warga itu hanya menerima Rp 50 ribu per tiga bulan. Jelas itu jumlah yang sangat sedikit jika dibanding dengan dampak yang dirasakan,” tambahnya.

Karena itu, Ahmad berharap agar pihak perusahaan lebih memikirkan kembali dampak yang dirasa masyarakat agar bisa menyesuaikan uang kompensasi dampak yang harus diberikan kepada masyarakat. “Setidaknya kami dilibatkan dalam pembahasan itu,” ujarnya.

Sementara itu dari pihak PT. Adiluhung Sarana Segara Indonesia belum memberikan tanggapan. Saat di datangi ke kantornya petugas keamanan mengatakan bahwa para pimpinan sedang tidak ada di tempat.

Agus, Mata Bangkalan

 

KPU Bangkalan