The Power of Lapar, Cerita Haru Di Balik Usaha Ayam Bakar Beriman

×

The Power of Lapar, Cerita Haru Di Balik Usaha Ayam Bakar Beriman

Sebarkan artikel ini
The Power of Lapar, Cerita Haru Di Balik Usaha Ayam Bakar Beriman
Ayam Bakar Beriman: Anda Lapar, Saya Bakar. (Foto/Dok. Mata Madura)

“Anda Lapar, Saya Bakar”

 

Ayam Bakar Beriman: Anda Lapar, Saya Bakar. (Foto/Dok. Mata Madura)
Ayam Bakar Beriman: Anda Lapar, Saya Bakar. (Foto/Dok. Mata Madura)

MataMaduraNews.comBANGKALAN – Setiap orang pernah merasakan lapar, namun berbeda dengan rasa lapar yang dialami Siska Widiawati. Rasa lapar yang dialami perempuan manis itu menjadikannya seorang pengusaha di bidang kuliner. Keterbatasan ekonomi selama berkeluarga sejak 5 tahun lalu, sering membuatnya dalam keadaan serba kekurangan.

”Waktu itu suami saya belum punya pekerjaan. Jangankan untuk bayar kos, biaya untuk makan sehari-hari saja masih bergantung pada uluran tangan teman-temannya yang dermawan,” cerita perempuan satu anak itu sambil mengenang masa-masa saat masih dalam kesulitan hidup yang teramat sangat. ”Pernah suatu ketika tidak ada lagi beras untuk dimasak. Persediaan uang juga sedang habis, hanya tinggal beberapa receh yang memang sengaja dikumpulkan dalam celengan, sedangkan untuk mencari pinjaman, semua sudah pernah dipinjami dan belum bisa mengembalikan,” lanjutnya bercerita, pekan kedua Juni lalu.

Situasi seperti itu memaksanya untuk membuka celengan dan membelanjakan beberapa uang receh guna membeli beras. Bermula dari peristiwa itulah akhirnya pasangan yang memiliki putra bernama Muhammad Zaki Abdi Manaf itu memiliki impian untuk memiliki usaha makanan. ”Waktu itu saya hanya berpikir kalaupun dagangan saya tidak laku, setidaknya bisa buat makan sendiri sehingga tidak perlu lagi cari pinjaman uang hanya sekedar buat makan,” ucapnya beralasan.

Berkali-kali mencoba, usaha awal dimulai dengan menjual nasi goreng. ”Pagi saya menyiapkan dan sore suami berangkat jualan,” tuturnya, Senin, 12 Juni lalu. Namun tidak berselang lama, usaha nasi gorengnya tidak bisa dilanjutkan karena beberapa hal yang tidak memungkinkan. Kemudian tanpa berpikir panjang, Siska-begitu panggilan akrabnya-membuka usaha Katering. ”Waktu itu suami saya diberi modal 2 juta oleh temannya untuk buka usaha, namun setelah uangnya habis dibelanjakan alat dan perabot serta media promosi, pembeli tak kunjung datang,” terang Siska.

BAZAR TAKJIL: Ayam Bakar Beriman saat mengikuti stan Bazar Takjil salah satu media lokal Madura di Bangkalan selama bulan Ramadan 1438 H. (Foto Siska for Mata Madura)
BAZAR TAKJIL: Ayam Bakar Beriman saat mengikuti stan Bazar Takjil salah satu media lokal Madura di Bangkalan selama bulan Ramadan 1438 H. (Foto Siska for Mata Madura)

Dalam kondisi hampir saja putus asa, motivasi yang timbul karena rasa lapar membuatnya tak jadi patah arang. Setiap upaya serta doa senantiasa dilantunkan Siska dalam berbagai kesempatan sambil lalu mengumpulkan sisa-sisa energi yang hampir saja kalap. Tidak berselang lama, datang seorang temannya membawa seseorang yang sedang membutuhkan pekerjaan. Tanpa membutuhkan waktu lama, Siska bersama dengan suaminya saat itu langsung sanggup memberikan pekerjaan. ”Kebetulan orang itu bisa masak dan pernah bekerja jual makanan, suami juga tidak keberatan, kita langsung mengiyakan walaupun waktu itu belum punya gambaran akan mendapatkan modal dari mana,” ucapnya sambil tersenyum.

Tetapi pepatah mengatakan, dimana ada kemauan, di situ ada jalan. Tanpa diduga, sebuah lembaga sosial bersedia memberikan pinjaman modal setelah membaca proposal usaha ayam bakar yang diajukan Siska. Sehingga ibarat titik balik, kini usaha dengan nama Ayam Bakar Beriman di Jl KH. Moh Cholil Gg 7 Bangkalan sudah mulai dikenal dan diminati oleh berbagai kalangan. Namanya yang unik membuat banyak orang penasaran. Paduan rasa ayam bakar yang dilengkapi dengan sambel pedas terkadang juga mampu membuat sebagian pelanggan ketagihan. ”Bagi saya, bisa membuat orang lapar menjadi kenyang merupakan kepuasan tersendiri melebihi dari sekadar jumlah omzet yang masih bisa dihitung dengan jari,” ungkap Siska, bersyukur.

Tagline yang menarik, “Anda Lapar, Saya Bakar” juga menjadi cirri khas tersendiri sehingga mampu menjadi branding yang mudah untuk diingat. Untuk pemesanan bisa menghubungi layaan di 0852-3541-7699.

| hasin/rafiqi

KPU Bangkalan