Toyyibatuz Zahroh, Pintar Ringankan Beban Keluarga

×

Toyyibatuz Zahroh, Pintar Ringankan Beban Keluarga

Sebarkan artikel ini
Toyyibatuz Zahroh, Pintar Ringankan Beban Keluarga
Thoyyibatuz Zahroh, perempuan yang mampu meringankan beban keluarga. Foto Zahroh for Mata Madura.

 

MataMaduraNews.com – PAMEKASAN – Toyyibatuz Zahroh adalah perempuan yang lahir di Madinah, Arab Saudi dan tumbuh besar di sana. Tetapi, ia masih berdarah Madura sebab lahir dari orang Pulau Garam. Maka tidak heran jika sedikit banyak Zahroh-sapaan akrabnya, mengerti sedikit-sedikit bahasa Arab. Sebab, durasi 6 tahun yang dihabiskan di negara orang itu terbilang cukup lama. Setelah itu, ia kembali ke Indonesia dan sekolah di Pamekasan, Madura.

Perempuan yang tinggal di Desa Kertagena Daya, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, hanya hidup dengan neneknya. Kedua orang tuanya masih bekerja di Arab Saudi dan sampai sekarang sudah terhitung sekitar 30 tahun. Namun, hal itu justru membuatnya sejak kecil harus belajar mandiri untuk mengurangi beban keluarga yang sudah jauh-jauh mangais rezeki ke tanah rantau hingga lintas negara. ”Hidup tidak usah dibawa repot, enjoy saja,” ujarnya saat ditanya Mata Madura soal bagaimana ia menjalani hidup tanpa didampingi kedua orang tuanya, 05 September lalu.

Ditempa situasi dan kondisi demikian, dara nan jelita itu pun memenuhi kebutuhannya dengan belajar berbisnis _meski hingga sekarang belum berupa bisnis dengan naungan yang legal. Zahroh hanya jualan dengan memanfaatkan relasi. Sejauh lama, ia sudah tercatat berkali-kali gonta-ganti bisnis dari aksesori, baju, hingga kuliner. Terakhir, kini ia berbisnis jam tangan dan kerudung. ”Kerudung kan all size,” terangnya.

Di samping itu, Zahroh juga lihai dalam memilih model yang disukai oleh para koleganya, sehingga bisa membawa manfaat. Mereka yang semula tidak terlalu suka berkerudung, pada saat memiliki kerudung yang disukai dan bagus ia percaya keinginan untuk berkerudung akan muncul. ”Jual kerudung juga harus pintar-pintar memilih model biar banyak yang minat. Nah, kalau kerudungnya sudah disukai, otomatis yang jarang pakai kerudung jadi pengen pakai kerudung. Iya kan?” katanya.

Sebenarnya, Zahroh menekuni bisnis bukan hanya untuk meringankan beban keluarga. Dengan keuntungan yang didapat dari aktivitas itu, ia jadi bisa lebih leluasa untuk membeli apa saja yang diinginkan. ”Pertama tidak menyusahkan orang tua. Kedua, kalau sudah punya bisnis beli apa saja bisa,” tuturnya tentang alasan menekuni bisnis.

Hingga kini kondisi usahanya dalam berbisnis cukup berhasil mewujudkan kemandirian. Namun di balik keberhasilannya dalam hidup mandiri, ternyata Zahroh memiliki hal yang beda dari yang lainnya. Kesuksesan dari cita-cita yang ia gantungkan tidak lepas dari peran spiritualnya. Ditambah lagi, ia sudah banyak menghafal ayat-ayat suci Al Qur’an, sehingga mendapat beasiswa di kampusnya walau duduk di bangku kuliah Bahasa Inggris.

Sayang, urusan spiritual yang satu itu tampaknya agak pribadi. Setidaknya, ia tak ingin bagian itu terlalu diumbar. Sebab saaat Mata Madura mencoba menanyakan tentang hafalan Al Qur’an-nya, ia selalu mengalihkan pembicaraan.

Syahid, Mata Madura

KPU Bangkalan