Budaya

2020 Tahun Lalu, Kalender Masehi Berlaku. Berikut Sejarahnya

2020 Tahun Kalender Masehi

matamaduranews.com-Masyarakat Indonesia, mengenal empat kalender, sebagai tanda atau waktu untuk beraktivitas.

Empat kalender itu yang populer; kalender Masehi, Hijriyah, Tiongkok, dan Jawa.

Di antara empat kalender tersebut, yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah kalender Masehi.

Bagaiman ihwal pemberlakuan kalender Masehi?

Kalender Masehi atau dalam bahasa latin disebut Anno Domini (AD) menjadi penanggalan atau penomoran yang mengacu pada kalender Julian dan Gregorian.

Waktu itu, kelahiran Nabi Isa AS menjadi tolak ukur awal penanggalan pada kalender Masehi.

Pada tahun 527 M, Kaisar Justinian sebagai pemimpin Romawi, memerintahkan Rhabib Katolik Dionisius Exoguus untuk membuat perhitungan tahun berdasarkan kelahiran Nabi Isa As yang dikenal oleh mereka sebagai Yesus Kristus.

Atas perintah Justinian, Dionisius pun akhirnya membuat kalender Masehi merujuk pada kelahiran Nabi Isa AS atau Yesus Kristus atau Mesias.

Memasuki tahun 2020, sudah 2020 tahun yang lalu adalah awal mula penanggalan Masehi berlaku di dunia.

Sebelum itu disebut Sebelum Masehi (SM) atau Before Christ (BC) di bahasa Inggris.

Penanggalan Masehi dihitung dengan ilmu astrologi, yakni berdasarkan pergerakan benda-benda langit, terutama bulan, bumi, dan matahari.

Konon katanya, ilmu astrologi pertama kali dipelajari oleh masyarakat Mesir kuno sekitar tahun 1000 SM.

Awalnya orang Mesir Kuno menggunakan astrologi untuk meramal. Bangsa Babilonia Kuno kemudian mengambil alih perkembangan ilmu astrologi dari Mesir.

Mereka menciptakan suatu sistem astrologi yang kini kita kenal sebagai rasi bintang. Lalu sekitar tahun 600-200 SM, bangsa Babilonia mulai menggunakan ilmu astrologi untuk menghitung penanggalan hari.

Ilmu astrologi yang dikembangkan bangsa Mesir dan Babilonia kuno kemudian dipelajari oleh para pendeta dan cendikiawan Romawi. Nama-nama bulan di kalender masehi sangat erat kaitannya dengan dewa bangsa Romawi kuno. Misalnya, dewa Martius, Maius, dan dewi Juno digunakan sebagai nama bulan Maret, Mei, dan Juni.

Kalender Masehi sangat kental dengan sejarah kaum Nasrani. Meski demikian, seiring berjalannya waktu, masyarakat dunia memandangnya sebagai penanggalan umum, tanpa unsur religi di dalamnya. (loop)

Exit mobile version