Budaya

25 Gua Pulau Kangean, Tim Balar Jogjakarta Meneliti. Hasilnya?

Penanganan Temuan di Gua Somengranang, Pulau Kangean oleh Ketua Tim Peneliti, Alifah S.S., M.A (Foto IST/Dok. M. Hairil Anwar untuk matamadura)

matamaduranews.comSUMENEP– Tim Arkeologi dari Balai Arkeologi (Balar) Daerah Istimewa Jogjakarta menemukan 25 gua yang tersebar di Pulau Kangean.

Sejak Juni 2018 lalu, Tim Balar bersama Tim Arkeologi di Sumenep sudah meneliti 25 titik gua di Pulau Kangean itu.

Hasil penilitian awal berkesimpulan, hanya ada beberapa gua yang berpotensi menyimpan peninggalan praaksara. Artinya, gua-gua itu pernah dihuni manusia pada masa praaksara.

Temuan Tim Balar berupa fosil kerang laut, pecahan gerabah dan bebatuan yang diduga digunakan sebagai peralatan hidup sehari-hari.

Temuan itu kemudian dibawa ke Balar untuk penelitian lanjutan.

Pada April 2019, Tim Balar melanjutkan penelitian ke Pulau Kangean. Penelitian pun dilakukan dengan bantuan dan dukungan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep, Camat Arjasa, Camat Kangayan, Polsek Arjasa, Koramil Arjasa, Perhutani Arjasa dan Kangayan. Termasuk warga setempat sebagai tenaga lokal.

Hasilnya menguatkan dugaan bahwa Pulau Kangean telah dihuni manusia belasan ribu tahun tahun lalu. Hal itu diketahui dari hasil galian tim. Menemukan fragmen tulang yang sudah mulai proses fosilisasi.

Tim Balar Jogjakarta ke Pulau Kangean Sumenep dalam rangka penelitian bertema “Pulau Kecil di Utara Jawa dalam Arus Migrasi Masa Prasejarah”.

Hasil penelitian Balar Yogyakarta ini, menyingkap fakta bahwa Madura juga menyimpan kekayaan temuan arkeologis pada masa praaksara.

Dalam pandangan Tim Balar Jogjakarta, Jawa Dwipa atau Pulau Jawa merupakan pulau yang memiliki sumber daya hayati yang cukup melimpah. Wajar jika Pulau Jawa menjadi salah satu lokasi tujuan para migran sejak masa prasejarah.

Fenomena itu juga dimungkinkan terjadi di beberapa pulau kecil di wilayah utara Jawa. Baik sebagai stepping stone atau tempat transit. Atau sebagai lokasi tujuan utama untuk dikoloni dan dihuni.

Pulau kecil di utara Jawa, kata Tim Balar Jogja, memiliki kedudukan yang sangat strategis. Karena berada di antara laut yang menghubungkan beberapa pulau besar menjadi  lokasi penting dalam pelayaran. Baik sebagai titik navigasi maupun lokasi pendaratan.

Keberadaan pulau-pulau kecil itu diharap bisa menambah informasi. Hal itu yang mendasari Tim Balar meneliti Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dalam kurun waktu dua tahun.

Ketua Tim Balai Arkeologi (Balar) Jogjakarta, Alifah saat di Sumenep beberapa waktu lalu menjelaskan, penggalian tahun 2019 merupakan tindak lanjut dari survei tahun 2018.

Tahun 2018 lalu, Tim Balar sudah menyurvei 25 gua di Kangean. Tim mencari hunian awal di Kangean.

”Yang kami sasar adalah hunian gua. Dari peta geologi memang di sini adalah daerah karst. Harapannya, kami akan menemukan hunian awal yang memiliki peninggalan arkeologis yang mengindikasikan kehidupan masa lalu,” jelas perempuan berkacamata itu.

Dari 25 titik gua, Tim Balar menemukan 4 gua yang dinilai memiliki potensi arkeologi. Satu di antaranya kemudian diekskavasi pada tahun 2019 yaitu Gua Arca yang berada di Pulau Kangean bagian utara.

Penggalian dengan sistem spit hingga kedalaman 95 cm (spit 17) telah menemukan akumulasi temuan arkeologis yang mengindikasikan adanya aktivitas manusia berupa sisa makanan. Sisa perapian dan peralatan berbahan tulang dan batu.

Selain itu, juga ditemukan dua ruas tulang hominid yang berada satu konteks dengan sisa aktivitas tersebut.

Hasil analisis lapangan dari Tim Balar menunjukkan temuan sisa makanan berasal dari sumber laut berupa kerang yang hidup di wilayah laut dangkal dan perairan pasang surut.

Sementara temuan tulang binatang menunjuan adanya keragaman seperti bovidae, cervidae, sus sp, macaca spa dan beberapa fauna lain yang masih dalam proses identifikasi dan analisis.

“Keberadaan data kronologi menjadi sangat penting dan mendesak dalam penelitian untuk dapat menjelaskan posisi temuan arkeologi di Gua Arca dalam kerangka kronologis dan perkembangan budaya,” tambah Alifah.

Karena itu, proses pertanggalan dengan menggunakan sampel arang akan segera dilakukan pada tahap penelitian yang kedua

Selain di Gua Arca, masih ada tujuh titik lagi di Kangean yang dicurigai menyimpan artefak peninggalan prasejarah. Hanya, ketujuh lokasi tersebut masih perlu dianalisis lebih mendalam untuk memastikan kebenarannya.

Proses penggalian peninggalan prasejarah di Gua Arca resmi dihentikan pada Jumat, 12 April 2019 lalu.

Penggalian tersebut dihentikan pada kedalaman galian 1 meter. Selain satu lokasi awal di Goa Arca, Tim Balar juga menemukan dua lokasi lain di gua tersebut.

”Temuan baru itu ada di satu kompleks gua, yaitu Gua Arca,” jelas Alifah.

Alifah menambahkan, tahun depan tim Balar akan kembali datang dan melanjutkan proses penggalian gua di Pulau Kangean.

”Kami akan terus melanjutkan penggalian sampai pada titik tidak ditemukan lagi fragmen. Jadi sampai hasil penggaliannya nihil,” tutupnya.

RBM Farhan Muzammily, Mata Madura

Exit mobile version