Untuk menjaga kesinambungan nilai ajaran, ijazah Shalawat Mansub langsung dari Habib Sholeh Tanggul silakan ucapkan “Qobiltu Ijazah”
Shahibul haul al-Imam Al-Arif billal Al-Qutb Al-Habib Sholeh bin Muchsin Al-Hamid mengijazahkan Shalawat Mansub. Sebagai berikut:
أَاللّٰهÙمَّ صَلّ٠عَلَى سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØÙŽÙ…ÙŽÙ‘Ø¯Ù Ûž صَلاَةً تَغْÙÙØ±Ù بÙهَا الذÙّنÙوْبَ Ûž ÙˆÙŽØªÙØµÙ’Ù„ÙØÙ Ø¨Ùهَا الْقÙÙ„Ùوْبَ Ûž وَتَنْطَلÙق٠بÙهَا Ø§Ù„Ù’Ø¹ÙØµÙوْب٠۞ وَتَلÙيْن٠بÙهَا الصÙّعÙوْب٠۞ وَعَلَى آلÙه٠وَصَØÙ’بÙه٠وَمَنْ Ø¥Ùلَيْه٠مَنْسÙوْبٌ
“Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad.
Shalatan taghfiru bihadzunub, wa tuslihu bihal qulub, wa tantholiqu bihal usub wa talinu bihasshu’ub wa ala alihi wa sohbihi wa man ilaihi mansub”
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah Rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad yang dengannya engkau ampuni kami, Engkau perbaiki hati kami menjadi lancar urat-urat kami, menjadi mudah segala kesulitan, juga kepada keluarganya dan para sahabatnya beserta orang-orang dimansubkan ( dinisbatkan ) kepada baliau”.
Habib Sholeh hijrah ke Indonesia Sewaktu berusia 26 tahun, atau pada 1921 M.
Habib Sholeh memutuskan untuk hijrah ke Indonesia bersama Syekh Fadhli Sholeh Salim bin Ahmad al-Asykari.
Dalam perjalanannya, Habib Sholeh sempat singgah di Gujarat, India, lalu sampai di Jakarta dan tinggal selama beberapa waktu untuk mengunjungi para ulama.
Setelah itu, saudara sepupunya yang sudah lebih dulu hijrah ke Indonesia, yaitu Habib Muhsin bin Abdullah al-Hamid, meminta Habib Sholeh untuk berkunjung ke rumahnya di Lumajang.
Selama di Lumajang, Habib Sholeh menghabiskan waktunya untuk mempelajari bahasa dan budaya masyarakat setempat, khususnya bahasa Jawa.
Selama 12 tahun, Habib Sholeh berkeliling dari satu desa ke desa lainnya sebelum akhirnya memutuskan untuk tinggal di daerah Tanggul, Jember, Jawa Timur.
Belum diketahui secara pasti alasan kepindahannya ke Jember. Akan tetapi, keluarganya meyakini bahwa Habib Sholeh pindah ke sana atas petunjuk Allah SWT.
Di Jember, Habib Sholeh melaksanakan khalwat atau menyepi untuk beribadah selama lebih dari 3 tahun.
Habib Sholeh berhenti khalwat atas perintah Habib Abu Bakar bin Muhammad as-Segaf, yang memintanya datang ke Gresik.
Sesampainya di Gresik, Habib Sholeh diberi mandat untuk segera menunaikan ibadah haji ke Mekkah.
Sepulangnya dari berhaji, Habib Sholeh mulai berdakwah dan mendirikan mushala di kediamannya.
Beberapa tahun kemudian, ia mendapat hadiah berupa sebidang tanah dari pengusaha setempat bernama Haji Abdur Rasyid.
Habib Sholeh membangun masjid di atas tanah tersebut yang dinamai Masjid Riyadus Shalihin, yang kemudian diwakafkan.
BACA SAMBUNGAN: Karomah Habib Sholeh