Nasional

Adian Napitupulu; Jadi Buruh Pabrik Hingga Anggota DPR RI

Adian Napitupulu; Jadi Buruh Pabrik, Kondektur Bus, Demonstran hingga Anggota DPR RI.

matamaduranews.comAdian Napitupulu populer dengan aktivis mahasiswa angkatan ’98. Dia menjadi dedengkot demonstrasi mahasiswa di seluruh Indonesia.

Adian seorang demonstran era reformasi yang garang menentang Orde Baru. Sejak Pileg 2014, dia menjadi wakil rakyat di Senayan dari PDI-P.

Aktivitas pergerakan Adian dimulai pada akhir tahun 1991. Saat itu, Adian menjadi buruh dengan upah Rp3.000/hari di pabrik kayu di Total Group di kawasan Industri Marunda.

“Saya ditangkap pukul 02.00 dini hari dan ditahan di Polsek Cilincing Jakarta Utara serta dinterogasi terkait keterlibatannya dalam lima kali demontrasi dan pemogokan di pabrik,” ujarnya seperti dikutip  Okezone, Senin (29/4/2013).

Pada 1992 Adian kuliah dan mendaftarkan diri menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Cabang Jakarta.

Dua tahun berikutnya, Adian beserta 4 orang kawannya membentuk Kelompok Diskusi Prodeo di sebuah rumah petak ukuran 4 x 8 meter di daerah Kramat Jati.

Kelompok Diskusi ini dibiayai dari oleh 3 Supir dan 6 Kondektur Bus PPD dari Depo H Simpang Hek Jakarta Timur.

Saat terlibat aksi Solidaritas di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam kasus Sri Bintang Pamungkas yang terkait Demonstrasi anti Soeharto di Dressden, Jerman, Adian kembali ditangkap dan di interogasi di Polres Jakarta Pusat.

Pada tahun 1996 saat Adian bersiap menyelesaikan kuliahnya dan sedang menyusun skripsi.

Namun dia justeru mengorganisir petani Sawangan dan bergabung dalam Posko Pemuda-Mahasiswa yang menjadi satu-satunya Posko Non Anggota PDI dengan wilayah kerja menggalang dukungan solidaritas Rakyat terhadap Megawati Soekarnoputri.

Ketika kantor DPP PDI diserbu aparat dan pendukung Suryadi pada tanggal 27 Juli 1996, Adian menggalang perlawanan bersama dengan kawan-kawan mahasiswa Fakultas Hukum UKI yang terlibat bentrokan dengan aparat sejak pukul 10 pagi hingga pukul 20 WIB.

Sejak hari itu kampus FH-UKI menjadi salah satu konsentrasi sweeping aparat militer.

Bersama sekitar 15 orang kawan dari kampus UKI, UNTAG dan APP, Adian bersembunyi di sebuah rumah di Jakarta selatan.

Dua minggu kemudian kelima belas aktivis itu dipecah tiga. Adian bersama 4 orang bersembunyi di daerah Bekasi. Setelah 1 minggu bertahan di Bekasi, Adian bersama kawan-kawannya lari bersembunyi di sebuah gunung di wilayah Jawa Barat.

Adian lahir di Manado, 9 Januari 1971. Di usia 10 tahun, putra dari pegawai Kejaksaan ini kemudian kehilangan ayahnya. Lulus SMA di Jakarta, dia kesulitan keuangan untuk melanjutkan ke jenjang kuliah.

Perjalanan hidup Adian harus bekerja sebelum kuliah. Dia memutuskan bekerja sebagai kondektur bus yang mangkal di kawasan Hek, Kramat Jati.

Sejak 1991, Adian sambil bekerja juga kuliah di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia.

Di kampus itu, Adian dipecat dari bangku kuliah “Saya dipecat karena demo empat kali dalam sebulan,” katanya sebagaimana diberitakan detikX, 19 Mei 2017.

redaksi

Exit mobile version