Tekno

Ajukan Paten Teknologi, Facebook Ingin Intip Status Ekonomi Penggunanya

×

Ajukan Paten Teknologi, Facebook Ingin Intip Status Ekonomi Penggunanya

Sebarkan artikel ini
Ajukan Paten Teknologi, Facebook Ingin Intip Status Ekonomi Penggunanya
Ilustasi Facebook. (Foto Istimewa/qz.com)

MataMaduraNews.com-Baru-baru ini, Facebook ternyata telah mengajukan permohonan paten untuk mengenalkan teknologi baru. Paten teknologi yang diajukan pada Juli 2016 tersebut merupakan sistem yang secara otomatis mendeteksi status sosio-ekonomi pengguna dan mengategorikannya ke dalam salah satu ‘kelas’ seperti kelas pekerja, kelas menengah, dan kelas atas.

Menurut deskripsi paten tersebut, raksasa media sosial ini ingin membangun sebuah sistem yang mengumpulkan data pribadi pengguna, seperti pendidikan, kepemilikan rumah, dan penggunaan internet, untuk memprediksi status sosio-ekonomi mereka, seperti dilansir dari Daily Mail (03/02/2018) lalu.

Paten tersebut menyarankan sebuah algoritma yang dapat meningkatkan kemampuan penargetan Facebook, sehingga membantu iklan yang lebih relevan bagi pengguna.

”Dengan memprediksi kelompok sosio-ekonomi pengguna, (Facebook) dapat membantu konten sponsor yang disponsori pihak ketiga kepada pengguna target,” tulis paten tersebut.

Media sosial besar ini mungkin juga mempertimbangkan informasi lain seperti riwayat perjalanan seseorang, jenis perangkat yang dimiliki pengguna, berapa banyak perangkat yang tersambung ke Internet yang mereka miliki, dan tingkat pendidikan tertinggi mereka, untuk menghasilkan status sosio-ekonomi pengguna yang lebih akurat.

Bicara alur sistem yang digunakan, dimulai dengan mengidentifikasi kelompok usia pengguna, kemudian mengumpulkan kumpulan data terpisah dari masing-masing kelompok.

Misalnya, bagi pengguna berusia 20 sampai 30 tahun, Facebook mengidentifikasi jumlah perangkat yang terhubung dengan internet yang dimiliki seseorang, dan juga tingkat pendidikan tertinggi seseorang.

Bagi orang berusia antara 30 dan 40, Facebook tertarik untuk mengetahui apakah seseorang memiliki rumah, dan jika ya, di mana lokasinya.

Facebook juga akan mempertimbangkan riwayat perjalanan seseorang, penggunaan internet dan informasi rumah tangga sebagai informasi yang relevan.

Setelah pengumpulan data awal, semua informasi ini akan dimasukkan ke dalam algoritma yang disebut “pengklasifikasi” untuk memprediksi probabilitas status sosio-ekonomi seseorang dalam satu dari tiga kelompok yang disebutkan di atas, apakah kelas pekerja, kelas menengah, atau kelas atas.

Misalnya, untuk umur 20an ke atas, pengguna dengan gelar sarjana 10 persen lebih mungkin daripada yang memiliki gelar sekolah menengah untuk dikategorikan masuk ke dalam kelas menengah.

Selain itu, jika pengguna memiliki dua sampai lima perangkat, ini dipandang umum dan menjadi salah satu ciri dari kelas menengah. Sementara pengguna yang memiliki lebih dari enam perangkat mungkin berada di kelas yang lebih tinggi.

Menariknya, Facebook tidak menggunakan pertanyaan pendapatan dalam algoritma sistem. Sebab menurut Facebook, hal ini membuat pengguna mungkin tidak merasa nyaman untuk menceritakan berapa penghasilan mereka per tahun.

”Sistem daring sering kali tidak memiliki informasi tentang pendapatan pengguna, misalnya, karena pengguna biasanya tidak memiliki kemauan untuk berbagi informasi pendapatan, yang mungkin merupakan informasi sensitif, pada sistem daring.”

Tidak jelas apakah paten tersebut benar-benar akan diimplementasikan untuk penargetan pengguna.

”Kami sering mencari paten untuk teknologi yang tidak pernah kami terapkan, dan hak paten tidak boleh dijadikan indikasi rencana masa depan,” ujar juru bicara Facebook pada The Hill (02/02/2018) lalu.

Sementara itu, Facebook telah memulai tahun ini dengan langkah memperbaiki jaringan media sosial mereka. ”Dunia merasa cemas dan terpecah, dan Facebook memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” kata Mark Zuckerberg, Chief Executive perusahaan tersebut.

Situs media sosial terpopuler di dunia tersebut akan fokus mempromosikan berita lokal. ”Mulai hari ini, kami akan menampilkan lebih banyak cerita dari sumber berita di kota Anda,” kata Zuckerberg dalam sebuah unggahan Facebook.

Facebook memprioritaskan berita tepercaya berdasarkan survei.

Perubahan tersebut terjadi setelah Facebook menjadi subjek pembicaraan utama mengenai penyelidikan Rusia dan sebelumnya mengenai pemilihan presiden Amerika Serikat.

Facebook telah membuat serangkaian perubahan pada situsnya, menyusul kritik bahwa algoritma yang selama ini mereka gunakan mungkin telah memprioritaskan berita yang menyesatkan dan kesalahan informasi dalam lini masa pengguna, yang memengaruhi pemilihan presiden Amerika 2016 serta wacana politik di negara lain.

Sumber: Beritagar.id

KPU Bangkalan
Podcast Keliling
Tekno

Berawal dari kelahiran ‘’Ipod’’ dan demam ‘’broadcast on…