Antara Cak Firman, Batik, dan Sang Istri

Antara Cak Firman, Batik, dan Sang Istri
Cak Firman dan istrinya, Ning Herni kapelan baju batik. (Foto IST/Mata Madura)

matamaduranews.comSURABAYA-Firman Syah Ali, salah satu Bacawali Surabaya yang akrab disapa Cak Firman, mengaku awalnya tidak suka batik. Karena bagi Cak Firman, batik adalah busana yang membuat pemakainya terlihat jauh lebih tua daripada usia aslinya.

Ya tapi itu dulu, sebelum ia menemukan tambatan hatinya. Karena sejak menikah dengan seorang penggiat batik, rasa tidak sukanya perlahan hilang begitu saja.

Bagimana tidak, Cak Firman selalu dijahitkan batik yang bagus-bagus. Sehingga, semakin lama rasa tidak suka berubah jadi suka. Bahkan, saat ini Cak Firman berubah jadi penggemar berat busana batik.

Cak Firman menyukai batik Madura warna-warna cerah, seperti merah, biru dan kuning. Kini jangankan ngantor, ngopi-ngopi santai saja, Bacawali Surabaya itu selalu pakai busana batik.

“Batik adalah salah satu warisan budaya dunia kebanggaan bangsa Indonesia. Kalau bukan kita yang mengenakan, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” ungkap Cak Firman seperti dikutip Jatim Aktual, Rabu (02/10/2019) lalu.

Istri Cak Firman, Ning Herni, merupakan seorang pelaku seni yang sangat cinta batik sejak kecil. Sebagai seorang pecinta seni, Ning Herni sangat menikmati setiap liukan motif kain batik.

Selain menyukai seni membatik, Ketua Komunitas Crafter Surabaya (KCS) itu juga sangat ahli membuat produk kerajinan tangan (handycraft). Antara lain seperti tas, dompet, clutch, aneka kreasi daur ulang, aneka bros, aneka kreasi rajut, hiasan pengantin, aneka aksesoris, dan lainnya.

Hasil karya Ning Herni laku keras di kalangan sosialita menengah ke atas. Bahkan sudah diekspor ke mancanegara, seperti ke Amerika Serikat dan Hongkong. Ning Herni juga punya galeri batik dan craft yang bernama de sultana Batik & Craft, dengan alamat IG @de_sultana.

Begitulah kisah antara Cak Firman, Batik, dan Sang Istri.

Rafiqi, Mata Madura

Exit mobile version