Budaya

Arek Lancor, Pusat Toleransi Agama di Gerbang Salam

×

Arek Lancor, Pusat Toleransi Agama di Gerbang Salam

Sebarkan artikel ini
Arek Lancor, Pusat Toleransi Agama di Gerbang Salam
Monumen Arek Lancor di Pamekasan, Madura, Jawa Timur. (Foto/Mohlis)

matamaduranews.com-PAMEKASAN-Monumen Arek Lancor merupakan salah satu monumen yang ada di Madura, tepatnya di pusat kota Pamekasan. Bangunan berbentuk lima celurit, senjata khas Madura tersebut berdiri tegak diapit oleh dua tempat ibadah dua agama di Kabupaten Gerbang Salam itu, yaitu Masjid As-Syuhada dan Gereja Maria Ratu Para Rosul.

Dari kedua bangunan tempat ibadah beda agama tersebut menandakan bahwa pamekasan sangat menjunjung tinggi nilai toleransi beragama, seperti halnya di Ibu Kota, berhadapannya kedua tempat ibadah, Masjid Istiqlal dengan Gereja Catedral, Jakarta.

Dikutip dari beberapa sumber, Monumen Arek Lancor dibangun sebagai bentuk penghargaan dan pengabdian kepada para pejuang  yang telah mempertahankan daerah Pamekasan dari tangan penjajah.

Dahulu, di Pamekasan pada tanggal 26 Agustus 1947, telah terjadi sebuah perlawanan rakyat melawan sekutu di daerah Klampar, yang lalu disebut dengan neraka pertemuran pada masa itu. Ini satu peristiwa perlawanan dari sejumlah perjuangan rakyat Pamekasan menentas koloanisme.

Dan sebelum peristiwa heroik ini terjadi, Pamekasan memiliki sejarah panjang pada awal abad ke 16, yaitu pada masa kejayaan Pamekasan pada masa pemerintahan Panembahan Ronggosukowati, sebagai tokoh sentral sehingga menjadi dasar keberlanjutan kepemerintahan Kabupaten Pamekasan hingga saat ini.

Semua peristiwa bersejarah tersebut, Pamekasan lahir dan dibesarkan sebagai etnik Madura. Etnik yang memiliki simbol dan indentitas yang keras, tegas, solider dan menterjemahkan hak dan harga diri sebagai kekuatan diri dan pertahanan, yang diindentikan pada benda-benda tajam seperti, celurik, arek, lancor, keris dan lainnya sebagai media pertahanan, pembelaan dan menyerang.

Indentitas tersebut kemudian diekspresikan dalam bentuk monomen oleh masyarakat setempat, sebagai bentuk penghargaan pada para pendahulunya.

Di taman ini masyarakat bisa mengajak keluarga, teman atau pasangan untuk sekedar bersantai di bangku-bangku yang telah disediakan sembari menikmati suasana tengah kota yang ramai terutama pada saat sore hingga malam hari.

Ada pula arena bermain di area khusus untuk anak-anak, mulai dari mobil-mobilan, memancing, bergambar hingga menikmati kendaraan “odong-odong”.

Di samping itu, di sebelah utara monumen Arek Lancor, terdapat museum kerajaaan pertama di Pamekasan, Ronggosukowati, serta bupati-bupati Pamekasan dari masa ke masa.

Mohlis, Mata Madura

KPU Bangkalan