Hukum dan Kriminal

Astaghfirullah!!! Anak Bunuh Ayah

Keluarga Korban Pembunuh Arosbaya
ilustrasi

Dr Johnston menyimpulkan, tujuan ortu mendidik anak disiplin, bagus. Tanda ortu menyayangi anak, agar kelak tidak lembek.Tapi menyerang fisik, atau psikologis anak, akan menghasilkan anak sakit jiwa.

Prof Dr Kathleen M. Heide dalam bukunya “Why Kids Kill Parents: Child Abuse and Adolescent Homicide” (1992) diungkap detil analisis ilmiah Parricide.

Buku itu meski ditulis tiga dasawarsa lalu, tapi per Agustus 2022 sudah dicetak 18.327 kali. Best seller di Amerika. Tanda, bahwa masyarakat sana sangat khawatir menghasilkan anak-anak pembunuh ortu.

Prof Heide adalah kriminolog terkenal di sana. Dia guru besar kriminologi di University of South Florida, AS. Dia juga kepala Department of Criminology di sana.

Di buku itu Heide kagak pake basa-basi. Dari hasil riset, terungkap bahwa pelaku Parricide adalah anak, atau orang, sakit jiwa. Bisa akibat sakit jiwa bawaan (genetik) atau bentukan (salah didik ortu) di saat pelaku masih kanak-kanak.

Heide membagi tiga golongan pelaku Parricide. Yakni:

1) Anak yang mengalami kekerasan berat.

2) Anak anti-sosial yang berbahaya.

3) Anak yang sakit mental parah.

Nomor satu, jelas. Mirip seperti analisis Dr Johnston. Anak yang dididik ortu dengan cara keras. Baik fisik maupun psikologis. Fisik, dalam bentuk pukulan. Psikologis bentuk kata-kata yang menusuk hati.

Exit mobile version