KesehatanOpini

Bahaya yang Tersimpan di Balik Hewan Peliharaan

Oleh: Moh. Lutfillah*

Moh. Lutfillah

Hati-hatilah bagi kita yang memelihara hewan di kontrakan maupun di rumah sendiri, seperti, tikus putih, kucing, tupai, burung, ular anjing, bahkan hewan lainya.

Sebab, hewan peliharaan dapat menyebabkan penyakit bagi pemelihara dan orang yang berada di sekitar tempat pemeliharan hewan tersebut.

Jika pemeliharaan hewan tidak terawat dengan baik dan benar, mereka akan menyebabkan permasalahan.

Karena itu, mengatur jarak antara kandang hewan dengan tempat tinggal  perlu diperhatikan. Apalagi kalau kita sebagai anak kos-kosan yang menempatkan kandangnya di dalam kamar dan di luar dekat dengan pintu kamar.

Jarak kandang yang terlalu dekat membuat bakteri dan virus pada hewan dapat terhirup masuk ke dalam sistem pernapasan kita dan menempel pada kulit.

Hal ini menyebabkan seseorang terserang berbagai penyakit, tergantung dari jenis bakteri dan virus yang menularnya pada diri kita.

Jenis  penyakit yang menyerang manusia yang disebabkan oleh hewan peliharaan sangat beragam. Beberapa diantaranya dapat dijelaskan sebagaimana berikut:

Pertama, jenis penyakit Lyme. Yaitu infeksi ganas yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan kelumpuhan, dan meningitis.

Kondisi ini disebabkan oleh gigitan kutu yang biasanya hidup pada hewan seperti tikus dan burung. Gigitan kutu ditandai ruam merah kecil di kulit dan tidak sakit sehingga banyak orang yang tidak menyadarinya.

Ruam tersebut dapat berkurang atau hilang dalam waktu 1-2 minggu dan kadang disertai dengan demam tinggi, nyeri otot, dan sendi bengkak.

Kedua, jenis penyakit Psittacosis (Demam Burung). Yaitu infeksi yang disebabkan oleh jenis bakteri Chlamydia psittaci yang ditemukan dalam kotoran burung yang menyebar ke manusia dengan melewati perantara udara yang kita hirup dan lalat yang sebelumnya menghinggap di kotoran burung kemudian menghinggap ke makanan kita.

Gejala fisik penyakit ini biasanya ditandai dengan batuk disertai dahak yang berdarah, batuk kering, kelelahan, demam, menggigil, sakit kepala, nyeri sendi dan otot serta sesak napas.

Ketiga, jenis penyakit Demam Kucing. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi ringan pada luka bekas cakaran atau gigitan kucing yang mengandung bakteri Baronella hensalae.

Gejala ini biasanya pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nafsu makan berkurang dan kelelahan. Selain itu, bakteri Campylobacteriosis yang terdapat dalam kotoran kucing dan anjing  dapat menyebabkan diare.

Keempat, jenis penyakit  bakteri Coxilla burnetii. Yaitu organisme yang ditemukan dalam urin, susu dan kotoran hewan seperti sapi, kambing dan domba yang biasanya dipelihara oleh banyak masyarakat yang memeliharanya.

Sifat bakteri ini tahan terhadap panas dan disinfektan sehingga mampu bertahan hidup dalam jangka waktu lama di lingkungan.

Jika bakteri tersebut terhirup, mengkonsumsi susu yang tidak dipasteurasisi dan tergigit kutu dari hewan itu maka akan menyebabkan demam, diare,  dan sakit kepala.

Kelima, jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri ular yang bersifat zoonosis. Salah satunya Salmonellosis (Infeksi Salmonella) yang dapat menyebabkan penyakit spontan seperti, septicemia, pneumonia, abses, granuloma, shock, dan kematian.

Karena itu, ketika kita memelihara ular harus hati-hati karena sifat ular berbeda dengan sifat hewan lainya seperti kucing dan anjing. Yang perlu diingat ketika membersihkan kandang ular jangan sampai ular kaget dan takut dengan kita.

Jika ular tersebut kaget akan mematok tanpa disadari kita. Dengan ini ketika mendekati ular kita harus bergerak seperti alam dengan tenang dan perlahan supaya ular tidak kaget dan takut terhadap kita.

Keenam, jenis penyakit Anjing Gila (Rabies). Yaitu penyakit virus yang ditularkan melalui gigitan anjing. Virus rabies menyerang pada sistem syaraf pusat dan menyebabkan penyakit di otak bahkan kematian.

Gejala awal penyakit rabies ini mirip dengan penyakit yang lainya seperti demam, sakit kepala dan kelemahan umum atau ketidaknyamanan. Setelah beberapa saat, gejala penyakit akan berkembang seperti insomnia, kecemasan, kebingungan, kelumpuhan ringan, halusinasi, agitasi, kesulitan menelan dan kejang.

Jadi pastikan jika ingin memelihara anjing sebaiknya telah mendapatkan suntik vaksin rabies untuk mencegah penularan virus melalui gigitan.

Selain keenam penyakit di atas, kandang hewan peliharaan jika dekat dengan kamar kita juga akan menyebabkan bau yang tidak sedap dari kotoran hewan tersebut.

Walaupun kita menutup pintu kamar apabila menempatkan kandang hewan peliharaan tidak dijauhkan dari kamar, tetap saja akan berisiko bagi kita karena tidak mungkin kita menutup pintu kamar selamanya. Sebab, kadang kita lupa menutupnya kembali sehingga hal itu membuat bakteri dan virus bisa masuk ke kamar yang dibawa oleh udara kemudian kita hirup dan masuk ke sistem pernapasan.

Selain penularanya melalui udara, bakteri dan virus bisa menular dan berada pada makanan yang kita makan melalui lalat yang menghinggap pada makanan dan sebelumnya hinggap di kotoran hewan peliharaan.

Di sisi lain, akan berbahaya pada tubuh kita jika terus-menerus menutup pintu kamar. Hal itu mengakibatkan kurangnya sirkulasi udara yang mengandung oksigen sedikit akan mempengaruhi proses metabolisme tubuh kita, karena di dalam tubuh kita ada yang memelurkan oksigen untuk melakukan proses metabolisme.

Seseorang yang kekurangan oksigen dalam tubuhnya akan menyebabkan gejala yaitu, sering pusing, demam, kurangnya kesadaran, dan lemas. Bahkan ada resiko kehilangan kesadaran atau pingsan jika di otak kekurangan suplai oksigen.

Dari itu, kita harus sadar diri dari sekarang betapa pentingnya menjaga kebersihan dalam merawat hewan di kontrakan dan di rumah agar tidak menimbulkan penyakit.

Jika kita ingin memelihara, sebaiknya perhatikan prinsi-prinsip berikut: Pertama, pembuatan dan penempatan kandang hewan tersebut diupayakan jauh dari sekitar kita.

Kedua, perhatikan kondisi kesehatan hewan. Bawalah ke dokter jika diperlukan pemberian vaksin, khususnya pada anjing.

Ketiga, membersihkan dan membuang kotoran hewan dengan rutin 1 minggu sekali tergantung dari banyaknya kotoran. Dan jangan lupa, alat pelindung diri (APD) kita sendiri dijaga saat melakukan pembersihan.

Keempat, menjaga makan dan minuman hewan. Jangan terlalu banyak memberi makan, karena khawatir ada kelebihan sehingga tidak dimakan dan kemudian akan menyebabkan kandang kumuh dengan makanan.

Kelima, perawatan diri hewan. Jika kita memelihara kucing hal yang perlu diperhatikan adalah bagian bulu dan kuku. Semisal memotong bulu kucing 4 bulan sekali untuk membantu pertumbuhan bulu barunya, memandikan supaya menjaga kebersihan hewan dan keindahan bulu kucingnya, memotong kuku jika terlihat panjang, dan memberikan mulvitamin khusus pada hewan untuk menjaga agar tidak mudah sakit.

Jika kita menerapkan prinsip-prinsip pemeliharaan hewan seperti di atas, resiko penyebab penyakit yang disebabkan hewan peliharaan insya Allah tidak akan terjadi. Terutama, selama kita menjaga dan merawat hewan peliharaan dengan  baik dan tak kalah penting juga menjaga kesehatan tubuh kita sendiri.

* Mahasiswa jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang, asal Madura.

Exit mobile version