Banyak Janda Berkeliaran di Madura, Mathur Tawarkan Solusi

Mathur Husyairi
Mathur Husyairi

matamaduranews.comBANGKALAN-Mathur Husyairi menyebut demo emak-emak di Bangkalan yang menolak Bupati Bangkalan Abd. Latif Imron berpoligami merupkan tindakan nyeleneh dan kurang kerjaan.

“Ndak ada kerjaan aja neh ibu-ibu.
Kayak ndak paham aja kalau perbandingan laki-laki dan perempuan sudah tidak seimbang,” tulis Mathur via WhatsApp kepada redaksi Mata Madura, Jumat siang (2/8/2019).

Caleg terpilih DPRD Provinsi Jatim ini, menjelaskan kalau banyak para janda yang berkeliaran di Bangkalan dan Madura. “Ini fenomena sosial yang perlu dicarikan solusi. Dalam Islam jelas diperbolehkan berpoligami. Kenapa ditolak. Aneh,” ungkapnya.

Mathur juga menilai wacana pembahasan Perda Poligami di Bangkalan. Aktivis Bangkalan ini juga menyebut kurang kerjaan membahas Perda Poligami.

“Poligami barang halal, bukan wajib. Dan ini urusan pilihan. Apa iya, mau beristri aja diatur perda. Lantas istri yg tak memberikan persetujuan mau dilaporkan ke satpol PP atau bisa dipidanakan?,” ujarnya balik bertanya.

Politisi PBB ini menerangkan, jika wacana Perda Poligami keluar bisa jadi karena wakil ketua DPRD Bangkalan berpraktek poligami. “Namanya ini hanya aspirasi pribadi,”tambah Mathur.

Mathur berharap wacana Perda Poligami perlu kajian lebih lanjut. “Saya pribadi tak setuju adanya Perda Poligami. Bahas Perda lain yang lebih penting,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, puluhan emak-emak atau ibu rumah tangga (IRT) yang mengatasnamakan Gerakan Wanita Anti Poligami (GERWAMI) Kabupaten Bangkalan menggelar demonstrasi di Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Gedung DPRD, Jum’at (2/8/2019) pagi.

Mereka menolak Bupati Bangkalan yang berpoligami. Saat menggelar aksi, puluhan IRT yang sebagian mengenakan masker tersebut membawa spanduk bertuliskan: “Kami Menolak Poligami,”.

Dalam aksi itu, emak-emak menolak praktek poligami yang dilakukan Bupati Bangkalan, Abd. Latif Amin Imron. Tolakan itu juga menyeru tolak diskriminasi terhadap perempuan.

“Kami Gerwami meminta kejujuran terhadap Bupati Bangkalan agar bersikap kesatria untuk mengakui bahwa sudah melakukan poligami dengan seorang perempuan untuk menjadi istri kedua,” tulis massa dalam poster dengan aksi bisu.

“Kami benar benar sangat kecewa apabila poligami sudah dilakukan Bupati Bangkalan. Kami mendukung ibu Zainab Zuraidah agar mencabut surat rela dimadu,” tulisnya

Hasin, Mata Bangkalan

Exit mobile version