![Alumni Muda PMII Pamekasan yang sedang menjadi lirikan para politisi. Dari kiri: Ismail, Taufadi, Agus Sujarwadi dan Mustar. (Foto/Ist Mata Madura)](http://matamaduranews.com/wp-content/uploads/2016/12/IKA-PMII-2-300x192.jpg)
(Foto/Ist Mata Madura)
MataMaduraNews.com – PAMEKASAN - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih bisa dikatakan sebagai penantang terkuat di Pilkada Pamekasan 2018. Namun bisa saja nama besar PPP bisa hanya tinggal nama jika figur yang dicalonkan tidak sesuai keinginan publik.
PPP mampu menjadi partai yang harus ditakuti dengan sembilan kursi yang dimiliki. Selain itu, para penantang lain juga harus berfikir dua kali ketika bermain hitung-hitungan kursi yang dimiliki oleh partai lain hanya berkisar di angka 4 atau 5, ditambah lagi PPP melakukan kualisi dengan partai politik yang kuat juga di Bumi Gerbang Salam.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!“Iya faktanya hari ini, mengapa kemudian PPP menjadi pemenang dan selama ini tidak pernah tergeserkan PPP ini dengan partai lain,” beber salah satu kader terbaik Partai Demokrat, Ismail yang kini sedang menjadi Ketua Komisi I DPRD Pamekasan saat ditemui MataMaduraNews.com di ruang kerjanya, Jumat (07/07/2017).
Ketua Komisi I DPRD Pamekasan itu berlandaskan terhadap pola politik Bumi Gerbang Salam yang dipilari oleh para tokoh kiai. “Banyak tokoh kiainya di dalam,” jelasnya.
Kendati demikian, nama yang sudah melambung tinggi bisa tak berarti bila calon yang dimiliki tidak sesuai dengan keinginan publik, maka bisa jadi partai nasionalis yang akan unjuk gigi bukan lah partai yang berbasis islam. “Tergantung kepada kepercayaan masyarakat terhadap partai itu dan person individu dari masing-masing calon nantinya,” tegasnya.
Pria alumnus STAIN Pamekasan itu lebih menegaskan bahwa dalam Pilkada yang bisa berubah setiap detik, maka faktor utama adalah figur. Jadi, PPP akan menemui batu sandungan saat tidak memiliki figur yang mampu diterima di hati masyarakat Pamekasan.
Syahid, Mata Pamekasan