Ekonomi

Bayang-Bayang Resesi Global, KMI Gelar Seminar di Uniba. Mencari Solusi Kebangkitan Ekonomi

×

Bayang-Bayang Resesi Global, KMI Gelar Seminar di Uniba. Mencari Solusi Kebangkitan Ekonomi

Sebarkan artikel ini
Bayang-Bayang Resesi Global
Para Nara Sumber di Seminar Bayang-Bayang Resesi Global di Uniba

matamaduranews.com-Bayang-bayang resesi global menjadi perhatian Kaukus Muda Indonesia (KMI). Dengan menggelar Seminar Nasional, KMI ingin mencari solusi dan menawarkan format pengembangan ekonomi bangsa apabila dampak resesi global benar-benar mengancam ekonomi nasional.

Seminar Nasional mengambil tema “Menjaga Resiliensi Indonesia di Tengah Bayang-Bayang Resesi Global Melalui Transformasi Ekonomi”, bertempat di Universitas Bahaudin (Uniba) Madura, Rabu 22 Februari 2023.

KMI mengundang sejumlah nara sumber dalam seminar itu. Seperti, Prof Dr Rahmad Hidayat (Rektor Uniba). Rizky Satya Pradhana (Perwakilan dari Bank Indonesia). Prof Dr Wasiaturrahma (Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR). Dr Danang Sri Wibowo (Asisten Deputi Kemenko Perekonomian RI).

Peserta seminar yang diikuti para pelaku usaha dan mahasiswa di Sumenep tampak antusias mendengar penjelasan para nara sumber dengan kelihaian moderator R Khaeru Ahmadi.

Semua nara sumber mengamini bahwa
bayang-bayang resesi global mulai dirasa bagi para pelaku usaha yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat.

Mereka para nara sumber saling membedah kondisi ekonomi, potensi ekonomi dan tantangan menghadapi resesi global. Para nara sumber sama-sama menawarkan berbagai solusi untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Prof Dr Rahmad Hidayat, menyebut ekonomi Madura bisa ditopang adanya UMKM dan industri alam Madura. Hanya saja, untuk melakukan akselerasi UMKM di Madura menghadapi banyak tantangan.

Seminar Resesi Global
Para peserta Seminar Nasional dengan tema: Menjaga Resiliensi Indonesia di Tengah Bayang-Bayang Resesi Global Melalui Transformasi Ekonomi”, bertempat di Universitas Bahaudin (Uniba) Madura, Rabu 22 Februari 2023.

Lanjut Hidayat, di antara tantangan UMKM Madura adalah kurang berinovasi dan tak membangun branding produk sebagai bentuk mencari pasar baru sesuai perkembangan zaman.

“Yang menjadi problem laten adalah modal usaha UMKM sendiri,” terang Rektor Uniba Madura ini yang disambut tawa peserta seminar.

Dikatakan Hidayat, UMKM di Madura kurang membaca segmen segmen pasar. Tidak membangun branding produk dan tak melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas produk demi kepuasan pelanggan.

“Karena saat ini, semua orang bisa jualan lewat pasar online atau marketplace. Nah UMKM di Madura membaca peluang ini,” sambungnya.

Hidayat menyebut, peran UMKM dalam pertumbuhan ekonomi sangat dirasa karena membuka banyak lapangan kerja dan juga menyumbang devisa negara. Selain menjadi suplier perusahaan besar.

“Potensi UMKM di Madura sangat besar karena ditopang dari potensi alam dan kondisi pasar. Seperti hasil pertanian, hasil laut, kuliner dan kerajinan rakyat. Semuanya ini perlu pendampingan untuk akselerasi UMKM Madura,” pungkas Hidayat.

Sementara, nara sumber Rizky Satya Pradhana sebagai Perwakilan dari Bank Indonesia menyampaikan kondisi
ekonomi Jawa Timur pada tahun 2022.

Berdasarkan BPS 2022, kondisi pasar di Jawa Timur mencapai 14,85 persen se nasional. Menjadi nomor dua se Indonesia. Untuk wilayah jawa, pasar Jawa Timur mencapai 25,30 persen. Tergolong nomor dua.

Lanjut Rizky, masih berdasar data BPS, pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur pada 2022 mencapai 4,76%. Investasi UMKM di Jawa Timur mencapai Rp 110,3 triliun. Realisasi investasi tertinggi adalah industri makanan 27,7%. Sisanya industri menengah ke atas.

“Sumbangsih UMKM untuk produk domestik regional bruto (PDRB) Jatim sebesar 57,81 persen,” tuturnya.

Sedangkan Prof Dr Wasiaturrahma mengupas Optimisme Ekonomi Indonesia dalam seminar. Dalam makalah berjudul Membincang Optimisme Ekonomi Indonesia; Menjaga Resiliensi, Perbaikan Kualitas di Tengah Bayang-Bayang Resesi Global. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR ini mengakui kondisi ekonomi di Kabupaten Sumenep terkena imbas pertumbuhan ekonomi global pasca covid-19.

Disebutkan, Inflasi di Kabupaten Sumenep mencapai 6,32 persen. Kendati demikian pertumbuhan ekonomi di Sumenep mengalami peningkatan terutama di konsumsi rumah tangga.

Sebagai solusi, Wasiaturrahma menganjurkan penguatan UMKM melalui digitalisasi ekonomi sesuai dengan agenda prioritas pemerintah pada 2023.

“Ada banyak agenda prioritas pemerintah di tahun 2023. Salah satu agenda utama itu adalah digitalisasi ekonomi,” terang Wasiaturrahma.

Dikatakan, digitalisasi ekonomi bisa menjadi salah satu bentuk akselerasi pengembangan UMKM menghadapi resesi global. “Melalui digitalisasi ekonomi, produk-produk UMKM bisa menjangkau pasar lebih luas,” pungkasnya.

Selain UMKM sebagai penopang ekonomi menghadapi Bayang-Bayang Resesi Global. Kewirausahaan Pemuda juga dianggap penting sebagai Penopang Ekonomi Kedepan.

Hal itu disampaikan oleh Dr Danang Sri Wibowo sebagai Asisten Deputi Kemenko Perekonomian RI.

Dalam seminar itu, Danang menganggap perlu dilakukan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vocasi untuk membuka dan mencipta lapangan kerja. Sebagaimana program pemerintah saat ini, yaitu pra-kerja. (*)

KPU Bangkalan