matamaduranews.com-BARU baru ini. Ada aktivis yang menyoroti harta kekayaan Sekda Sumenep Edy Rasiyadi yang tercantum di LHKPN.
Dalam catatan Elektronik Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (e-LHKPN) total kekayaan Sekda Edy mencapai Rp 3,2 miliar.
Dari kekayaannya itu, Tanah dan Bangunan senilai Rp 2,695 miliar (Rp 2.695.000.000)
Aktivis itu lupa kalau Sekda Edy itu lahir dari putra seorang pejabat eselon dua. Mertuanya juga purna dari pejabat eselon dua.
Tak perlu disebut. Berapa harta warisannya.
Selain itu, sejak menjadi PNS dengan posisi staf. Edy sudah berwirausaha. Sambil menikmati gaji PNS nya.
Sekedar bercerita, awal pada tahun 1998. Sebelum krismon melanda Indonesia. Edy pernah membeli tanah seluas 200 m2 seharga Rp 5 juta.
Seiring bertambah nilai jual tanah Di tahun 2024 tanah itu seharga Rp 800 juta. Dengan harga jual Rp 4 juta per m2.
Ada lagi tanah dan bangunan yang dibeli seharga Rp 300 juta. Dengan renovasi sana sini, tanah dan bangunan itu laku dijual Rp 2,4 miliar.
Bagi para aktivis, wartawan,politisi dan kontraktor yang pernah berkomunikasi dengan Edy saat menjadi Kabid di PU Bina Marga. Begitu pun saat menjabat Kadis PU Bina Marga bisa menjadi petunjuk. Bagaimana belajar dari sosok Edy.
Tak perlu diceritakan panjang di sini. Kalau masih penasaran. Ok, sekedar contoh saja.
Ada yang diberi proyek dengan cuma cuma oleh Edy Rasiyadi saat jabat Kadis PU Bina Marga. Tapi saat mau kerja proyek, orang itu tak punya modal.
Eh…Edy masih memberi pinjaman uang. Usai proyek dikerjakan dan keuangan sudah terbayar. Utang itu masih belum dibayar lunas ke Edy.
Orang itu cukup minta maaf.
Anehnya orang itu masih diberi proyek lagi di Bina Marga. Tentu dengan proyek tanpa mahar.
Itu salah satu contoh kebaikan sosok Edy.
Kebaikan itu juga perlu ditanya ke beberapa orang yang pernah atau sering dibantu secara pribadi oleh Edy Rasiyadi.
Ada yang perlu ditarik pelajaran dari sosok Edy.
Apa itu?
Sosok Edy Rasiyadi tergolong zuhud dalam jabatan juga harta.
Zuhud jabatan.
Edy tak bernafsu untuk duduk di jabatan jabatan eselon dua. Itu perlu ditelusuri rekam jejaknya.
Saat menjabat. Keperibadian Edy sederhana. Tak menunjukkan dirinya seorang pejabat.
Kata orang Sumenep. Sosok Edy tak pak ma bapak. Sederhana. Jabatan sebatas formalitas. Substansinya merakyat. Amanat nya dijalankan semaksimal mungkin. Selama dia bisa keluar dari himpitan.
Zuhud harta.
Sekda Edy tak menunjukkan kehidupan yang hedon. Kekayaan yang dimiliki dijadikan sarana untuk membantu orang lain yang butuh.
Tentu tak baik disebut kedermawanan Sekda Edy dalam menafkahkan hartanya ke jalan yang diridhai Allah.
Karena substansi dari bershadaqah itu memuliakan mereka yang menerima. Bukan dihinakan dengan cara dipamerkan sebagai penerima shadaqah.
Tak berlebihan kita perlu memetik pelajaran dari Sosok Sekda Edy Rasiyadi yang tak lama lagi purna tugas.
Salam
Ainur Rahman, aktivis dan juga tiktoker