Berebut Uang dan Buah, Tradisi Maulid Nabi Saw yang Masih Lestari di Desa Buluh Bangkalan

×

Berebut Uang dan Buah, Tradisi Maulid Nabi Saw yang Masih Lestari di Desa Buluh Bangkalan

Sebarkan artikel ini
Berebut Uang dan Buah, Tradisi Maulid Nabi Saw yang Masih Lestari di Desa Buluh Bangkalan
Tradisi tabur uang dalam merayakan Maulid Nabi Saw yang masih lestari dipraktekkan oleh warga Desa Buluh, Socah, Bangkalan. (matamadura.syaiful)

matamaduranews.comBANGKALAN-Warga Desa Buluh, Kecamatan Socah, Bangkalan punya tradisi unik yang masih lestari hingga saat ini dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw.

Setiap datang bulan Maulid Nabi Saw, setiap rumah warga yang berekonomi mampu melempar uang dan buah-buahan sembari melantunkan shalawat Nabi Muhammad kepada warga yang berkerumun.

Warga sengaja diundang untuk merayakan Maulid Nabi Saw. Setelah ritual Maulid Nabi Saw selesai, si tuan rumah bersiap-siap melempar uang dan buah kepada warga.

Seperti yang terjadi di Kampung Buluh, Socah pada hari Rabu (28/10/2020). Sejak pukul 10.00 WIB sampai 15.00 WIB rumah-rumah di kampung itu secara serentak memperingati maulid Nabi Muhammad dengan cara melempar uang dan buah kepada warga yang diundang.

Ritual peringatan Maulid Nabi Saw seperti lazimnya. Diawali bacaan Shalawat Nabi Saw lalu diakhiri dengan pembacaan doa.

Berebut Uang dan Buah, Tradisi Maulid Nabi Saw yang Masih Lestari di Desa Buluh Bangkalan

Setelah selesai ritual maulid, si tuan rumah melempar uang receh dengan pecahan beragam mulai dari pecahan logam sampai kertas. Rp 1.000, Rp 10.000 dan Rp 5.000.

Sejumlah uang itu dilempar langsung oleh tuan rumah. Ada yang dari teras rumah. Ada pula dilempar dari atap rumah.

Masyarakat yang terdiri dari ibu-ibu, anak-anak dan remaja langsung berebut uang tersebut. Tak pelak aksi saling berebut pun terjadi.

Kendati demikian, tidak sampai terjadi kericuhan dan keributan.

“Setiap tanggal 12 robiul awal kami selalu memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kami merayakannya dengan membaca doa dan sholawat,” ungkap Sa’ed warga Desa Buluh kepada Mata Madura.

Kata Sa’ed, tradisi melempar uang dan buah sudah menjadi tradisi turun temurun.

“Peringatan ini kami lakukan sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua sebagai umatnya mendapatkan safaat dari beliau,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Saiful, Sekertaris Desa Buluh. Kata dia, suasana Maulid Nabi Saw sengaja dirancang sedemikian ceria untuk menunjukkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.

“Ini adalah ekspresi kegembiraan kami menyambut kelahiran Sang Nabi,” katanya.

Warga yang punya hajat menggelar Maulid Nabi Saw sudah mempersiapkan pecahan uang untuk dilempar ke kerumunan warga di tengah perayaan.

Pelemparan uang tidak punya tujuan khusus. “Yang penting seru, yang penting meriah, dan kami semua senang,” kata Saiful.

Syaiful, Mata Madura

KPU Bangkalan