matamaduranews.com–SUMENEP-Bidan Hadariah tergolong bidan ikhlas. Meski berstatus honorer. Bertugas di pulau kecil di Kabupaten Sumenep tak menyurutkan melayani masyarakat untuk mendapat akses kesehatan.
Di pulau kecil. Jauh dari hingar bingar kota. Tepatnya di Pulau Saredeng Besar, Desa Saseel, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep. Bidan Honorer Hadariah dengan setia mengabdi selama 7 tahun sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Saseel.
Desa Saseel memiliki dua pulau. Pulau Saredeng Besar dan Pulau Saredeng Kecil.
Di Pulau Saredeng Besar itu, Bidan Hadariah betah melayani warga untuk mendapat fasilitas kesehatan dengan fasilitas dan honor serba kekurangan.
Kisah Bidan Hadariah ini viral di media sosial setelah Zainu Rahman, sang suami memposting kisah pengabdian Bidan Hadariah yang tinggal di pulau kecil itu..
Zainu berkisah dengan foto Bidan Hadariah saat menaiki perahu kecil sembari membawa bayi yang belum 40 hari mengarungi lautan.
“Menaiki perahu kecil yang sudah tua dan cukup untuk 2 orang dan ABK, tanpa alat keselamatan, maut selalu menjadi perjalanan mereka,†tulisnya.
“Dengan 3 anaknya yang masih kecil, harapan demi harapan selalu ada dalam dirinya dan tak jarang pula dia harus mendorong grobak untuk mendapatkan air tawar karena jarak,†lanjut kisahnya.
Di Pulau Saredeng Besar itu memang tak ada sumber air tawar untuk minum dan mandi.
Pemerintah Desa Saseel sudah mencari sumber air tawar. Tapi tak kunjung berhasil. Opsi sementara, pemerintah desa membangun tandon sebagai penampungan suplai air tawar.
Sang suami Zainu memilih aktif sebagai perangkat Desa Saseel. Tidak menjadi tenaga Puskesmas Sapeken. Dengan alasan membantu desa.
Bidan Hadariah kelahiran Saseel 34 tahun lalu. Dia bersuami Zainu Rahman, kelahiran Kecamatan Kalianget, Sumenep.
Hadariah dan suami Zainu lulusan keperawatan satu angkatan.
Meski berada di daerah terpencil dan serba kekurangan. Pengabdian Bidan Hadariah untuk melayani kesehatan warga tak surut. Dia bergumul dengan warga Pulau Saredeng Besar dengan kondisi serba kekurangan.
Banyak netizen yang dibuat haru setelah membaca kisah Bidan Hadariah.
Di kolom komentar Facebook Zainu Rahman dibanjiri ratusan komentar yang memberi dukungan moril untuk Bidan Hadariah.
Sejumlah Grup WA di Sumenep juga ikut membagi kisah dan gambar Bidan Hadariah yang membawa bayi belum 40 hari mengarungi lautan.
Kisah Bidan Hadariah juga dibaca Kepala BKPSDM Sumenep, Abdul Madjid.
Kepada kontributor kempalan di Sumenep, Madjid mengaku malu atas pengabdian Bidan Hadariah yang dengan setia melayani masyarakat di pulau kecil dengan status pegawai honorer.
“Ini tamparan bagi ASN yang mendapat gaji dan fasilitas dari negara tapi tak maksimal melayani masyarakat,†ucap Madjid.
Respon Madjid bukan sebatas kata-kata. Dia bersama IKAPTK (Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamong Prajaan Kabupaten) Sumenep akan memberikan hadiah untuk Bidan Hadariah.
“Ini masih mohon ijin kepada Bapak Bupati untuk mengapresiasi pengabdian Bidan Hadariah,†pungkas Madjid yang masih merahasiakan hadiah untuk Bidan Hadariah (*)