Nasional

Buka FKMA V di Sumenep, Jokowi Sampaikan Ini di Depan Para Raja dan Ulama

Presiden Jokowi ketika sambutan di Pembukaan FKMA V di Sumenep. (Foto Rusydiyono/Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo buka Festival Keraton dan Maayarakat Adat Asean (FKMA) V, Minggu (28/10/2018) bertempat di sepanjang jalan depan Masjid Jamik Sumenep.

Presiden Jokowi yang didampingi Ibu Negara Hj. Iriana Jokowi serta Menteri Kabinet Kerja itu tiba di lokasi pembukaan FKMA V sekitar pukup 15.40 WIB. Di tempat tersebut, Presiden Jokowi disambut oleh Gubernur Jatim Soekarwo, Bupati Sumenep KH A. Buayro Karim beserta Ketua TP PKK Sumenep Nurfitriana Busyro, para Raja, Sultan, Pangeran dan Para Ratu, serta para ulama, kiai, juga tokoh masyarakat.

Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim menyampaikan sambutan selamat datang.

“Ahlan Wasahlan Bapak Presiden,” kata Bupati Busyro dengan bahasa Arab.

Kemudian dilanjut dengan sambutan Ketua Umum Forum Silaturrahmi Keraton Nusantara (FSKN ) Sultan Sepuh IV Kasultanan Kesepuhan Cirebon, Pangeran Raja Adipati Arif Natadiningrat. Dia menyampaikan rasa terima kasih pada Presiden Jokowi karena telah berkenan hadir pada acara Festival Keraton dan Masyarakat Adat ASEAN di Sumenep.

“Hal ini menunjukkan kesungguhan yang mulia Presiden Joko Widodo dalam menghormati sejarah bangsa, akar budaya bangsa yang bersumber dari Keraton se-Nusantara,” ucap Raja Adipati disambut tepuk tangan seluruh hadirin.

Sementara itu, dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan, berhubung kunjungan kali ini bersamaan dengan hari Sumpah Pemuda, maka mantan Wali Kota Solo itu mengajak agar masyarakat terus menjaga, merawat dan terus memelihara rasa persatuan, persaudaraan, serta rasa kerukunan sesama bangsa Indonesia.

“Karena aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan dan persaudaraan,” sebut Presiden Jokowi.

Sedangkan terkait dengan FKMA, Presiden Jokowi mengaku sangat berayukur. Berkat digelarnya festival tersebut, perbedaan mulai dari agama, suku, adat, dan tradisi yang ada di Indonesia terlihat dengan jelas, namun tetap berada dalam bingkai persatuan dan saling menghormati satu sama lain.

Sebab apabila dibingkai dengan rasa rukun dalam menyikapi perbedaan, maka semua itu akan menjadi sebuah potensi yang luar biasa untuk memajukan bangsa Indonesia.

“Inilah anugerah Allah SWT yang diberikan terhadap bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Karena itu, Jokowi dengan tegas menyampaikan dirinya tidak menginginkan Indonesia mengalami kemajuan di bidang teknologi, tetapi mengalami kemunduran dalam bidang kebudayaan dan peradaban.

Kemajuan Indonesia, lanjut Jokowi, harus tetap berdasar pada kearifan lokal Nusantara. Generasi muda jangan sampai terjebak pada pusaran ujaran kebencian, fitnah, dan hoax. Karena semua itu bukanlah sifat yang dijarkan nenek moyang dan yang diwariskan oleh leluhur bangsa Indonesia.

“Mari kita bangun dan wariskan peradaban Indonesia yang besar, peradaban Indonesia yang mulya, peradaban Indonesia yang terhormat dan bermartabat,” pesan Jokowi.

Rusydiyono, Mata Madura

Exit mobile version