matamaduranews.com-Perseteruan Cak Imin vs Mba Yenny Wahid terus mengemuka. Terbaru, Putri Gus Dur, Zaanuba Arifah Chafsoh atau yang akrab disapa Mba Yenny kembali bersuara dengan alasan ingin meluruskan sejarah waktu Gus Dur dikeluarkan dari PKB oleh Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Pengungkapan fakta sejarah itu dianggap perlu disebabkan Cak Imin sering mencatut nama Gus Dur untuk mendompleng suara masyarakat.
“Saya hanya ingin meluruskan sejarah di mana saat ini seolah-olah ada upaya menghapuskan sejarah PKB, seolah-olah Gus Dur itu masih berada di PKB,†kata Yenny, Senin (27/6).
Wartawan senior, Dhimam Abror Djuraid mengulas panjang terkait perseteruan Cak Imin vs Mba Yenny seperti dikutip situs kempalan.com.
Berikut catatannya:
Imin vs Yenny
PERSETERUAN Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dengan keluarga almarhum Abdurrahman Wahid sudah lama menjadi rahasia umum. Cak Imin dianggap telah melakukan kudeta jongkok, creeping coup d’etat, dan merebut PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dari kepemimpinan K.H Abdurrahman Wahis alias Gus Dur.
Perseteruan keponakan dengan paman itu sudah terjadi 15 tahun yang silam. Sekarang muncul kembali ke permukaan dan menjadi ramai. Perseteruan seolah hidup kembali setelah Siti Zanubah Arrifah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny berbaku-komentar di media sosial dengan Imin perihal kepemilikan sah PKB.
Yenny Wahid yang sebelumnya mengungkapkan dirinya adalah kader PKB Gus Dur bukan PKB Cak Imin. PKB Gus Dur dan PKB Cak Imin adalah terminologi untuk menyebut kelompok politik pendukung Gus Dur dan Muhaimin Iskandar. Istilah itu juga mengindikasikan bahwa rekonsiliasi antara keluarga Gus Dur dengan Cak Imin belum sepenuhnya terwujud.
Publik sudah lupa ternyata masih ada ‘’PKB Gus Dur’’ seperti yang diklaim Yenny. Selama ini Imin dianggap sebagai penguasa sah, setidaknya dalam 10 tahun terakhir Imin bisa menjadikan PKB sebagai salah satu ‘’trusted ally’’ mitra koalisi terpercaya Jokowi. Imin bisa membawa PKB menjadi partai yang stabil di klasmen tengah sehingga aman dari ancaman degradasi.
Setelah Gus Dur kalah dan PKB Imin dinyatakan sebagai sah maka perseteruan mereda. Perseteruan ikut tertelan bumi setelah wafatnya Gus Dur. Gerakan para pengikut setia Gus Dur melakukan ‘’retreat’’ menarik diri dan lebih fokus pada gerakan budaya ketimbang politik. Kelompok Gusdurian yang tersebar di banyak daerah lebih banyak berkiprah di isu-isu agama, toleransi, dan pluralisme ketimbang berfokus pada politik.
PKB didirikan Gus Dur segera setelah reformasi dan langsung ambil bagian di Pemilu 1999 yang diikuti oleh 49 partai politik. PKB menempati posisi ke-3 dengan, hanya kalah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar. PKB bahkan lebih unggul dari partai Islam yang jauh lebih tua, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di peringkat ke-4.
Perolehen tiga besar ini mengejutkan karena PKB adalah partai baru dibandingkan 4 partai yang sudah lebih lama berkiprah. Keberhasilan PKB dalam debutnya di Pemilu 1999 tentu tidak terlepas dari karisma Gus Dur yang sangat dihormati dan berpengaruh, serta merupakan salah satu tokoh Reformasi 1998. Pertemuan Gus Dur dengan tokoh-tokoh reformasi Amien Rais, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Megawati Soekarnoputri di Ciganjur menjadi salah satu momen paling menentukan dalam gerakan reformasi yang mengakhiri rezim Soeharto.