Cerita di Balik Ruang Isolasi Corona

Cerita Pasien Sembuh Covid-19
DARI KIRI: Ibnu Faridul Wahed, Siti Hamidah, dan Mohammad Iksan, tiga dari 16 pasien sembuh dari Covid-19 di Kabupaten Sumenep. (Foto Rusydiyono/Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Pasti ada hikmah di balik musibah yang menimpa seseorang, termasuk mereka yang terpapar virus Corona atau Covid-19.

Dari sejumlah pasien yang dinyatakan sembuh di Kabupaten Sumenep, Mata Madura sempat bertemu dengan tiga di antaranya dan mendengar cerita mereka sewaktu diisolasi guna menjalani perawatan.

Pertama, Ibnu Faridul Wahed. Pasien positif Corona yang sudah dinyatakan sembuh pada tanggal 23 Mei 2020 lalu itu sempat bercerita apa yang terjadi selama berada di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Moh. Anwar (RSUDMA) Sumenep.

Kata perawat di Puskesmas Saronggi itu, pertama yang dilakukan di ruang isolasi selain banyak berdoa adalah selalu berusaha meyakinkan keluarganya di rumah mengapa dia harus menginap di RSUDMA Sumenep.

Ibnu berusaha meyakinkan keluarganya, terutama istri beserta anak-anaknya bahwa selama berada di ruang isolasi tidak lain sedang menjalankan tugas. Tugas yang dimaksud yakni mencegah penularan virus Corona mengingat dirinya seorang perawat.

Selain itu, pasien terpapar Corona dari cluster TKHI Asrama Haji Sukolilo tersebut, selalu berpikir dampak sosial yang akan menimpa dirinya ketika sudah kembali ke lingkungan tempat dia tinggal.

Sehingga, Ibnu berpesan supaya masyarakat tidak mengucilkan setiap orang yang dinyatakan terpapar virus Corona. Sebab, Covid-19 bukanlah aib yang harus ditakuti ataupun diasingkan. Melainkan penyakit yang bisa disembuhkan dan tidak menutup kemungkinan semua orang bisa terpapar.

“Virus Corona bukan aib. Jadi, pasien yang positif seperti saya mohon jangan dikucilkan, karena Corona bisa disembuhkan,” ujar pria asal Kecamatan Saronggi tersebut pada Mata Madura beberapa waktu lalu.

Cerita di ruang isolasi berikutnya dari Siti Hamidah, asal Kecamatan Kota. Pasien yang dinyatakan sembuh pada tanggal 23 Juni 2020 lalu itu juga sempat mengutarakan kisahnya selama menjalani masa perawatan di Ruang Isolasi RSUDMA Sumenep.

Sebelum pulang ke rumahnya, Siti Hamidah yang terlihat sumringah kala itu mengaku bersyukur, karena telah dinyatakan negatif Corona alias sembuh. Kemudian, dia bercerita bagaimana kondisi kejiwaannya selama di ruang isolasi.

Khawatir dan gelisah sudah pasti dia rasakan, tetapi Hamidah mengaku tidak panik. Selain berupaya mengikuti proses penyembuhan, dia juga pasrah dan tawakal kepada Allah SWT.

Sehingga, lanjut Hamidah, selama berada di ruang isolasi, waktunya banyak digunakan untuk berdzikir dan shalat sunnah selain shalat wajib yang lima waktu.

“Alhamdulillah kesempatan untuk ibadah dan berdzikir lebih banyak ketimbang di rumah. Mungkin ini adalah hikmah di balik musibah Corona yang menimpa saya,” kata Siti Hamidah sebelum akhirnya pulang berkumpul bersama keluarganya.

Atas apa yang menimpanya itu, Hamidah mengajak masyarakat, khususnya Sumenep supaya selalu menaati setiap protokol kesehatan yang dianjurkan Pemerintah dalam hal pencegahan penularan virus Corona.

Sehingga meski sudah dinyatakan sembuh dan boleh pulang dari ruang isolasi, demi mengikuti protokol kesehatan pencegahan virus Corona, waktu itu dia mengaku akan melakukan isolasi mandiri selama batas waktu yang diajurkan dokter.

“Karena kalau sudah dinyatakan terkonfirmasi, kita tidak bisa berbuat apa-apa, selain pasrah kepada Allah SWT, dan dokter yang akan melakukan proses penyembuhan,” pesannya.

Cerita berikutnya dari Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sumenep, Mohammad Iksan. Walaupun sempat kecewa, semacam pesimis setelah dinyatakan positif, tetapi akhirnya dia mampu menerima kenyataan dan tetap optimis sembuh.

Dari beberapa cerita yang diungkapkan Iksan, dia sempat mengungkapkan satu hal tentang perjuangan tim medis selama di ruang isolasi RSUDMA Sumenep. Iksan merekam begitu jelas bagaimana kegigihan dan keseriusan tim medis dalam menangani virus Corona.

“Ketika saya membutuhkan obat atau ada keluhan, tenaga medis langsung responsif,” demikian kesaksian mantan aktivis PMII itu.

Iksan juga sempat menyampaikan satu kata kunci agar orang yang terpapar virus Corona bisa memiliki keyakinan bahwa apa yang sedang diderita itu akan sembuh.

“Kuncinya kita tetap berusaha seperti menjaga kebersihan, tetap bertawakal kepada Allah,” pesan dia.

Perlu diketahui, berdasarkan data yang dipaparkan Humas Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumenep hari ini, Rabu (1/07/2020), pasien terpapar virus Corona berjumlah 73 orang.

Adapun pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 16 orang, jumlah ODP tersisa 1 kasus, PDP berjumlah 23 kasus, dan 3 orang dinyatakan meninggal dunia.

Rusydiyono, Mata Madura

Exit mobile version