Cerita Hozairi; Peternak Lebah Madu Yang Berpenghasilan Rp 120 Juta/Bulan

Hozairi saat menunjukkan hasil ternak lebah madu di Desa Tanah Merah, Kecamatan Saronggi.

matamaduranews.comSUMENEP-Sosok Hozairi ini bisa dicontoh oleh para guru ASN Sumenep. Di tengah kesibukan mengajar sebagai guru SDN di Kecamtan Dungkek, Hozairi bisa mencari usaha sampingan. Tak tanggung-tanggung, hasil dari usahanya tiap bulan bisa meraup untung Rp 100 juta hingga 120 juta.

Keberhasilan usaha yang dilakukan Hozairi tak lepas dari kepekaan dirinya mencari lokasi yang tepat membuka usaha ternak lebah madu.

Lokasinya di lokasi yang berpotensi menghasilkan banyak lebah. Meski berdomisi di luar desa, Hozairi tetap memilih lokasi yang berpotensi untuk usaha. Yaitu di Desa Tanah Merah, Kecamatan Saronggi, Sumenep.

Tahun 2015 lalu, Hozairi mencoba pasang 20 kotak sarang lebah madu. Dengan kesabaran dan ketekunannya berwirausaha, ia sukses membudidayakan lebah madu dari 20 kotak menjadi 300 – 400 kotak.

Dari hasil ternak lebah madu itu, setiap bulan Hozairi mengaku mampu memproduksi sekitar 1.200 botol dari ukuran 650 mililiter.

Harga jual madu produk Hozairi tergolong murah.  Per botol ia bandrol sekitar Rp 100 ribu.

Harga murah sengaja dilempar ke pasar dengan tujuan usahanya lancar.

Bisnis budidaya lebah madu milik Hozairi disebut paling terbesar di Madura.

“Alhamdulillah sampai saat ini belum ada komplain apapun, ini madu ternak asli,” katanya.

Mengetahui cerita kesuksesan Hozairi, Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Sumenep, Roni Agus Rijanto memberikan apresiasi positif.

Menurut dia, apa yang dilakukan Hozairi merupakan salah satu upaya mendorong pembangunan Sumenep dari pertumbuhan ekonomi.

“Ini sangat bagus. Dan yang pasti patut dicontoh oleh para ASN yang lain,” ucap Roni, Senin (23/12/2019).

Ibad, Mata Madura

Exit mobile version