Dampak Wabah Covid-19, Begini Curhatan Sedih PKL di Bangkalan

Ibu Hanafiah, Pedagang PKL di SGB Bangkalan yang masih bertahan jualan di tengah pandemi Covid-19. (matamadura.syaiful)

matamaduranews.comBANGKALAN-Dampak wabah virus corona (Covid-19) saat ini mulai dirasakan oleh para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di Kota Bangkalan.

Kebijakan social distancing oleh pemerintah dan ketakutan masyarakat akan ganasnya virus tersebut membuat penghasilan para pedagang merosot tajam.

Alhasil, banyak dari mereka yang lebih memilih libur berjualan dan berdiam diri di rumah.

Namun demikian, masih banyak pula yang mengadu nasib dengan tetap berjualan di tengah ganasnya wabah corona.

Salah satunya yakni, Hanafi Penjual Nasi di halaman Stadion Bangkalan. Menurutnya, sejak adanya wabah corona, penghasilan nya sebagai penjual nasi menurun drastis.

“Kita yang berpenghasilan harian dengan kondisi seperti ini siap tidak siap harus siap. Seperti sekarang, dagangan sepi ya harus siap. Wabah penyakit ini tidak bisa di prediksi dan semoga dapat cepat teratasi,” katanya, saat ditemui Mata Madura, Rabu (15/4/2020)

Menurutnya, dengan adanya wabah virus corona ini, Ia bersama dengan pedagang lainnya sebenarnya lebih memilih untuk berdiam diri di rumah. Akan tetapi, menurutnya hal itu tidak bisa dilakukan.

“Penginnya kita di rumah saja, lebih aman dan mengikuti anjuran dari pemerintah. Tapi tidak bisa, karena penghasilan kita harian. Jika tidak berjualan kita tidak dapat penghasilan,” ungkapnya.

Hanafi bercerita, sebelum ada virus dirinya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga jajan sang anak.

Namun usai tidak berjualan sama sekali perekonomian keluarganya amat terganggu. Bahkan nasi jualannya terlunta imbas kondisi darurat Covid-19.

“Kalau penghasilan jualan dulu, Allhamdulillah kalau tiap hari jualan ada buat kebutuhan sehari hari, ada buat jajan anak, tapi kalau gak jualan terganggu banget. Mau tidak mau harus berjualan. Tiap hari harus makan, jika tak berjualan mau dapat darimana duit,” ceritanya.

“Kami berharap pandemi virus corona ini segera berakhir. Selain itu dia juga berharap pemerintah tidak terlalu berlama-lama menerapkan dirumah saja,” harapnya.

Sebanyak 189 pedagang PKL di Stadion Bangkalan. Hanya 50 PKL yang bertahan. Sisanya 139 sudah tidak berjualan kembali.

Ibu Hanifah, salah penjual PKL di Stadion Bangkalan yang masih bertahan berjualan mengaku tidak pernah mendapat bantuan sama sekali dari pemerintah terhadap PKL.

“Kami belum mendapat bantuan dari pemerintah, untuk kebutuhan hidup kami harus menerobos kekejaman virus covid-19 ini. Pernah ada bantuan dari Kapolres cuma tidak merata,” ceritanya kepada Mata Madura.

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Dinas Perdagangan Ilyas Santoso mengatakan Langkah strategis dirinya mengaku masih belum ada. Dia menyebut covid-19 adalah musibah nasional.

“Tetapi jangan khawatir bantuan kepada para PKL sudah dianggarkan. Untuk bantuan kepada para PKL sudah dianggarkan. Hanya saja masih dikaji oleh kami saat ini,” jawabnya singkat.

Syaiful, Mata Madura

Exit mobile version