Pendidikan

Dapat Beasiswa LPDP ke Amerika, Dodik Jadi Pemuda Harapan Madura

Dodik Pranata Wijaya. (Foto Dodik for Mata Madura)

MataMaduraNews.comSAMPANG – Presiden Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura 2014, asal Ketapang Sampang ini adalah satu-satunya pemuda Madura yang mendapatkan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) ke Amerika Serikat. Negeri Paman Sam, nun jauh di sana.

Terlahir sebagai anak seorang sopir dan penjual nasi bungkus, tak membuat Dodik Pranata Wijaya meratapi nasib. Justru hal tersebut meningkatkan semangat dan memotivasinya untuk terus belajar dan  berjuang. Bagi Dodik, makna yang paling mendasar dari arti sebuah kesuksesan adalah, saat dapat melihat kedua orang tuanya meneteskan air mata kebanggaan.

Saat duduk di bangku sekolah dasar, Dodik tercatat mampu mempertahankan rangking pertama di setiap caturwulan. Ia juga terpilih menjadi ketua kelas dan mewakili sekolah tingkat kecamatan maupun kabupaten.

”Sebuah kebahagiaan yang tidak dapat kita ungkapkan ketika melihat kedua orang tua kita tersenyum bahkan ketawa. Apalagi di saat memberikan pelukan hangat karena keberhasilan putranya,” kata Dodik.

Menurut Dodik, ibunya selalu berkata: “Nak, ibu dan bapak tidak punya harta untuk kami wariskan kelak di masa tuamu. Tapi ibu dan bapak akan terus berusaha, walau kepala menjadi kaki dan kaki menjadi kepala, untuk memperjuangkan kamu tetap menuntut ilmu. Karena kamu lahir dari seorang ayah yang sekolah dasar pun tidak lulus. Ibumu bahkan tidak mengenal bagaimana bentuk bangku sekolah. Perjuangan ibu dan bapak agar kamu dapat mengenyam pendidikan hingga paling tinggi, adalah satu-satunya warisan terbaik yang bisa kami wariskan padamu.”

Sejak itu pendidikan bagi Dodik bukan sekadar pemuas rasa ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan, namun juga cara terbaik untuk memberikan sebuah pernyataan secara tidak langsung kepada sang ibu. Bahwa perjuangan ibu tidak sia-sia.

”Hanya sekadar kuliah mendapatkan nilai yang baik, tidak cukup untuk menebus hutang saya kepada  rakyat dan bangsa ini, apalagi kepada kedua orang tua saya. Semangat yang masih terus menggelora mewajibkan saya harus memberikan kontribusi kepada bangsa ini. Perjalanan sejarah membuktikan bahwa peran pemuda sangat diakui dalam perubahan,” katanya.

Ia menyinggung kebangkitan nasional (1908), Sumpah Pemuda (1928), Proklamasi Kemerdekaan (1945), gerakan Tritura (1966), gerakan Malari (1974), hingga Reformasi (1998). ”Jadi kesimpulannya, masa depan bangsa itu berada pada genggaman pemuda,” imbuhnya.

Menjadi Ketua Hakim Mahkamah Konstitusi Mahasiswa pada 2013, adalah langkah awal Dodik mengabdi kepada kampus tercinta. Selain juga menjadi Ketua 1 Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UTM di tahun yang sama.

Puncak jabatan tertingginya saat menjadi Presiden Mahasiswa UTM 2014, dan Ketua 1 Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi Nasional, sekaligus founder PERMADANI DIKSI Nasional. Semua itu telah memberikan pengertian baru baginya, tentang arti sebuah kesuksesan. Bahwa setiap kesuksesan yang diraih harus ia dedikasikan bagi bangsa ini. Dodik juga dinobatkan sebagai juara 1 Kacong Sampang (2014), top ten Raka Jawa Timur, dan juara 1 Putra Nusantara, membuat caranya mendedikasikan diri kepada bangsa pun makin kompleks.

Motivasinya untuk terus melanjutkan pendidikan dengan mendaftar beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Untuk kesekian kalinya Allah SWT menjawab do’anya. Dodik dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa LPDP dengan tujuan Amerika Serikat.

Hal ini kian memotivasi dirinya lebih jauh berkontribusi untuk negeri menjadi pemimpin sejati yang memberi arti.

| kirom/farhan

Exit mobile version