Catatan

Desa Tematik; Cara Bupati Badrut Gairahkan Otonomi Desa

Johar Maknun
Johar Maknun

Catatan : Johar Maknun*

matamaduranews.com-Meskipun tidak original banget, Program Desa Tematik yang menjadi salah satu program strategis Bupati Pamekasan, Badrut Tamam bisa disebut sebuah program menarik.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Program ini bukan hanya selaras dengan dengan ide Membangun Indonesia dari Pinggir. Tetapi juga mampu menaikkan grade otonomi daerah menjadi otonomi desa.

Setidaknya ada lima argumentasi, mengapa program ini menarik. Pertama, Desa Tematik adalah sebuah konsep sosial marketing yang mencoba hadir sebagai rebranding. Kenapa harus rebranding ? Karena ibarat produk, apa yang ada di desa, tak ada yang menarik. Kecuali alamnya yang ori. Desa yang selama ini cenderung belum mampu hadir sebagai modern governance. Desa selama ini dilekati berbagai citra; mulai dari tidak tertibnya distribusi beras sejahtera (rastra). Kurang transparan pengelolaan Dana Desa. Serta kurang demokratisnya penyelenggaraan pemerintahan.

Karena itu, melalui rebranding Desa Tematik, desa diharap mampu menampilkan diri sebagai satuan pemerintahan terkecil yang modern. Perencanaan yang partisipatif. Dan yang paling penting mampu mendorong peningkatan kesejateraan masyarakat desa secara signifikan.

Kedua, Desa Tematik mencoba mengelaborasi keunikan desa masing-masing. Mengapa harus keunikan? Sebagai sebuah konsep pemasaran sosial, desa harus ditampilkan deferensiasinya agar atraktif dalam meraih persepsi yang kuat di hati publik.

Kehadiran persepsi positif yang kuat di hati publik merupakan langkah awal untuk menuju kapitalisasi potensi desa.

Ketiga, Desa Tematik, mencoba mengelaborasi mnajemen kolaboratif, dimana semua Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) hadir bersinergi membangun desa. Ini tentu menarik, karena selama ini, seperti yang kita ketahui, yang ada hanyalah egoisme sektoral dari OPD.

Melalui Desa Tematik, desa memanggil OPD untuk datang melaksanakan program Desa Tematik yang telah desa rencanakan.

Keempat, Desa Tematik merupakan sebuah strategi politik anggaran yang cerdas yang selama ini pemerintah kesulitan untuk mengalokasikan penambahan secara signifikan ke desa. Karena secara teknis anggaran, nomenklatur mata anggaran desa telah penuh. Sisi lain, sejatinya desa masih membutuhkan anggaran untuk peningkatan kesejahteraan.

Kelima, dengan Desa Tematik, fokus pembangunan pemerintah daerah berpindah, dari perkotaan ke pedesaan. Hal ini sesuai dengan ide membangun Indonesia dari pinggir.

Melalui penguatan pembangunan desa, bukan hanya secara fisik, tetapi juga penguatan pemerintahnya. Untuk menuju otonomi desa, bukanlah langkah yang sulit.

Namun, di atas itu semua, bisakah kelima gold mission ini mudah dicapai? Tentu saja tidak. Tantangan yang berat justru tertletak pada pemerintahan desa.

Dari pengamatan, mayoritas, desa-desa di Pamekasan masih belum ngeh benar dengaan apa yang disebut Desa Tematik.

Beberapa kepala desa yang saya temui, sebagian masih bingung. Tentang apa yang harus dilakukan. Ini tentu tantangan yang berat. Karena Desa Tematik adalah sebuah ide cerdas. Hanya bisa terwujud dengan kerja cerdas.

Untuk mewujudkan Desa Tematik yang sesungguhnya, dibutuhkan leadership desa yang kuat. Kemampuan konseptual yang mumpuni. Dan kecakapan kolaboratif yang jitu.

Tapi percayalah, jika ada kemauan pasti ada jalan.

Pamekasan, 3 Agustus 2019.

*Penulis Kabiro Mata Pamekasan.

Exit mobile version