Terlebih, sosok yang dibunuh merupakan rekan sekaligus seniornya di Kepolisian.
“Kalau pembunuh berdarah dingin, bisa saja begitu. Tapi ini tidak. Jelas ada unsur conditioning,†ujarnya.
Bukan hanya Richard yang sudah “disiapkanâ€. Bripka Ricky Rizal juga terkesan grogi ketika diperiksa Komnas HAM. Benar saja, belakangan ia ikut menjadi tersangka bersama Richard, Sambo, dan Kuat.
Bersekongkol sebelum Pemeriksaan
Kecurigaan Komnas HAM tak cuma muncul saat memeriksa para ajudan Sambo, tapi juga ketika mengamati pemeriksaan siber dengan teknik cell dump.
Teknik ini bisa melacak posisi tiap ajudan dan ke mana saja mereka pergi melalui nomor ponselnya.
Dari pemeriksaaan cell dump tersebut, terlihat para ajudan Sambo kerap menuju lokasi-lokasi tertentu.
Mereka diduga berkoordinasi di titik-titik itu.
“Kelihatan orang ini intensif ke sini, [yang itu juga] intensif ke sini,†ucap sumber.
Meski demikian, pemeriksan cell dump belum bisa mengungkap apa saja yang dibicarakan ajudan-ajudan itu sebelum dan sesudah Yosua tewas.
Itu sebabnya Komnas HAM berupaya memeriksa alat komunikasi mereka, terutama percakapan di grup WhatsApp para ajudan.
“Mereka (ajudan Sambo) punya grup WA dan kami ingin tahu apa saja yang mereka bicarakan selama ini, terutama pada hari-hari menjelang kejadian,†kata Taufan.
Janji 1 Miliar untuk Richard
Pekan pertama setelah Yosua tewas, menurut informasi yang dihimpun kumparan, keluarga Richard dibawa dari Manado ke Jakarta.
Mereka seperti menjadi rebutan. Salah satu yang berkepentingan atas mereka adalah Sambo yang tak ingin rahasianya terbongkar.
“Tujuannya [ke Jakarta] adalah untuk sana (bertemu Sambo), tapi diambil lagi sama grup ‘negara’,†kata Deolipa.
Sambo bahkan menjanjikan segepok duit untuk Richard agar mau memberikan keterangan sesuai cerita karangannya: bahwa Yosua tewas dalam baku tembak dengan Richard.
Jumlah uang yang dijanjikan untuk Richard mencapai Rp 1 miliar, sedangkan untuk Bripka Ricky dan Kuat masing-masing Rp 500 juta.
“Iya, [soal janji uang 1 miliar] ada di BAP (Berita Acara Pemeriksaan),†ujar Boerhanuddin, pengacara yang satu tim dengan Deolipa—dan kini juga dicabut kuasanya untuk mewakili Richard.
Menurut Boerhanuddin, uang tutup mulut itu dijanjikan diberikan sehari setelah Yosua tewas.
Namun, Richard tak menerima uang sepeser pun hingga kini.
“Janji palsu. Itu belum direalisasikan,†kata Deolipa.
Ronny, pengacara terbaru Richard, mengkritik ucapan Deolipa dan Boerhanuddin terkait uang Rp 1 miliar tersebut.