Dituduh Punya Ilmu Santet, Gelar Sumpah Pocong di Sampang

Sumpah Pocong di Masjid Madegan Polagan Sampang, Rabu (24/6/2020)

matamaduranews.comSAMPANG-Warga sekitar Masjid Madegan, Polagan, Sampang Rabu (24/6/2020) dihebohkan dengan adanya ritual sumpah pocong.

Sumpah pocong dilakukan oleh nama Misriyah (71) dan Suranten (60). Keduanya dituduh punya santet oleh Hikmah (21).

Dua ibu asal Dusun Murombuk Timur, Desa Tebbanah, Kecamatan Banyuates, Sampang, Madura ini bersedia disumpah pocong setelah dituduh Hikmah memiliki ilmu santet saat ada hajatan sekitar dua bulan lalu.

Keduanya (Hikmah dan Suranten) masih memiliki ikatan keluarga asal Desa Tebanah, Kecamatan Banyuates, Sampang.

Ketika itu, Hikmah datang ke acara hajatan di rumah Misriyah dan Suranten. Hikmah memberikan bantuan, lazimnya tradisi orang Madura bilada ada hajatan.

Lalu Hikmah diberi berkat (bungkusan nasi) oleh tuan rumah (Suranten).

Sampai di rumah, Hikmah makan nasi berkat itu. “Setelah makan nasi bungkusan, tenggorokan Hikmah terasa sakit,” cerita Juhari, anak Suranten di tengah prosesi sumpah pocong, Rabu.

Menurut Juhari, sakit yang diderita Hikmah minta saran ke dukun. Hikmah mempertanyakan riwayat penyakitnya yang dideritanya.

“Menurut dukun, Hikmah sakit karena kena santet dalam waktu baru -baru ini,” ungkapnya.

Berdasarkan informasi itu, Hikmah langsung menuduh ibu Juhari (Suranten) yang menyantetnya. Karena tidak menemukan solusi, akhirnya dilakukan sumpah pocong ini.

“Sudah puluhan tahun ibu saya dituduh punya ilmu santet,  bukan kali ini saja ibu saya dituduh punya ilmu hitam,” terangnya.

Ditempat yang sama, Abdus Sarif,  orang tua Hikmah (penuduh) mengiyakan apa yang di katakan Juhari, karena tidak menemukan solusi. Jalan alternatif adalah sumpah pocong.

“Ini terjadi sudah dua bulan yang lalu,  dan sekarang anak saya sudah mulai enak (sembuh), sumpah pocong ini merupakan langkah terakhir,” ucap Abdus Sarif, yang tidak lain masih saudara sepupu tertuduh.

Sementara, H. Hasin, Ketua Takmir Masjid Madegan Sampang mengatakan, sebelum dilakukan sumpah pocong, dirinya memberikan pengertian kepada Hikmah (penuduh), untuk berfikir ulang dalam pelaksanaan sumpah pocong ini.

“Saya memberikan pengertian, apa sudah betul betul siap untuk melaksanakan proses sumpah pocong ini,” ucapnya.

Menurut H. Kasin, sumpah pocong sangat sakral. Bagi yang melaksanakan sumpah ini, amat sangat berisiko tinggi.

“Sumpah ini berisiko tinggi, kalau ada jalan lain,  jangan pakai sumpah pocong lah,” terangnya.

Ditempat yang sama, Sertu Mulyadi,  Babinsa kelurahan Polagan mengimbau kepada kedua belah pihak agar mengakhiri polemik setelah dilakukan sumpah pocong.

“Setelah dilakukan proses sumpah ini, saya berharap tidak ada lagi permasalahan baru,” ungkapnya. (udin.mm)

Exit mobile version