Fauzi & Kiai Fikri; Sama-sama Putra Politisi PPP Sumenep

×

Fauzi & Kiai Fikri; Sama-sama Putra Politisi PPP Sumenep

Sebarkan artikel ini
Fauzi & Kiai Fikri; Sama-sama Putra Politisi PPP Sumenep
Ach. Fauzi dan KH Ali Fikri Warits. Keduanya sama-sama putra politisi PPP Sumenep. (matamadura)

matamaduranews.comSUMENEP-KH Ali Fikri Warits dan Ach. Fauzi (untuk sementara) sama-sama memiliki tiket untuk ikut kontestasi di Pilkada Sumenep 2020.

Yang beda hanya di posisi.

Jika Ach. Fauzi bakal nyalon bupati berpasangan Nyai Eva. Kiai Fikri Warits bakal nyalon wakil bupati berpasangan dengan Fattah Jasin.

Fauzi bakal diusung oleh PDI-P, PAN dan Gerindra. Sedangkan Kiai Fikri Warits bakal diusung PKB, PPP, Demokrat, Hanura, Nasdem dan Golkar

Menarik dari dua sosok ini adalah sama-sama putra seorang politisi PPP.

Kiai Ali Fikri Warits

Kiai Ali Fikri merupakan putra alm. KH A. Warits Ilyas dan alm. Nyai Hj. Nuhiyah atau Hj. Nafisah Khalid.

Kiai Fikri tercatat sebagai putra kedua dari delapan bersaudara.

Kiai Fikri Warits lahir pada 5 September 1973. Beliau menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa, Guluk-Guluk setelah ayahandanya KH A. Warits Ilyas, wafat pada 2014.

Dalam trah Bani Syarqawi, Kiai Fikri tergolong salah satu cicit KH Syarqawi, pendiri Ponpes Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep.

KH A. Warits Ilyas-ayah Kiai Fikri Warits diakui banyak orang sebagai tokoh PPP Sumenep yang disegani.

Kiai Warits pernah menjadi anggota DPR/MPR RI pada tahun 1992.

Pada tahun 2004-2009, Kiai Warits menjabat Wakil Ketua DPRD Sumenep dari PPP. Saat itu, Kiai Warits menjadi Ketua DPC PPP Sumenep.

Ach. Fauzi

Achmad Fauzi anak pertama Slamet Wongsoyudo dan ‘Ainun. Fauzi lahir pada hari Senin jam 7 malam, di JL Kartini No 549 Kelurahan Kepanjin, Kecamatan Kota Sumenep, pada tanggal 21 Mei 1979.

Ibu Fauzi bersaudara kandung dengan MH Said Abdullah, Ketua Banggar DPR RI.

Semasa muda, sang ayah-Slamet Wongsoyudo, aktif di GP Ansor, organisasi pemuda NU.

Slamet Wongsoyudo bersikap kritis terhadap kebijakan Orde Baru, ketika itu.

Saking kritisnya, Slamet memilih pensun dini dari PNS di lingkungan Dinas P & K, sebagai pengawas SD.

Fauzi bercerita, saat berhenti menjadi PNS, ayahnya aktif di Parpol. Pilihan politik jatuh kepada PPP.

“Beberapa bulan di PPP, Slamet mendapat tiket sebagai anggota DPRD Sumenep. Itu sekitar tahun 70-an,” ucap Fauzi mengenang perjuangan ayahnya saat aktif di partai berlambang kakbah.

Lima tahun menjabat politisi, Slamet mengurangi aktivitas politik karena kesehatan terganggu.

“Pada tanggal 30, bulan September tahun 1985, ayah (Slamet Wongsoyudo, red) meninggal dunia,” kenang Fauzi.

Kini Fauzi bertekad maju calon Bupati Sumenep. (redaksi)

KPU Bangkalan