matamaduranews.com-SUMENEP-Gambar Gus Acing dan Kiai Fikri yang dipasang di sejumlah pinggir jalan kecamatan dirusak orang tak dikenal.
Pengrusakan itu terjadi di beberapa titik kecamatan daratan Sumenep. Seperti di Kecamatan Gapura, Ambunten dan Saronggi.
Selain gambar banner dirusak, banyak banner Gus Acing dan Kiai Fikri yang hilang dengan bambunya.
Menanggapi pengurasakan gambar Fatah Jasin dan Kiai Ali Fikri yang terencana dan massif, Hairul Anwar menanggapi secara serius.
“Pengrusakan itu menggunakan cara-cara PKI yang tidak bermoral dan anti demokrasi,” terang Hairul Anwar, Ketua Relawan Fattah Jasin -KH Ali Fikri kepada sejumlah media, Senin (7/9/2020).
Kata Hairul, pengrusakan peraga untuk mengenalkan calon pemimpin merupakan cara-cara komunis yang tidak terhormat dan tak perlu ditiru.
“Cara komunis ya menghasut, mengadu domba dan menghalalkan segala cara untuk tercapainya suatu tujuan,” ujarnya dengan suara lantang.
Karena itu, Hairul mengajak kepada masyarakat agar lebih dewasa dalam menghadapi kontestasi politik di Pilakda Sumenep 2020.
Baginya, politik merupakan sarana juang untuk menyuarakan kepentingan rakyat.
“Nilai-nilai demokrasi jangan sampai dikotori. Mari Kta utamakan politik santun. Politik para santri menuju Sumenep Barokah,” imbuhnya.
Seperti diketahui, Gus Acing lain nama Fattah Jasin dan KH Ali Fikri (Mas Kiai) telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai Pasangan Cabup-Cawabup di Pilakda Sumenep 2020, pada hari Sabtu (5/9/2020).
Sebelumnya, pada hari Jumat (4/9/2020) Paslon Achmad Fauzi -Dewi Khalifah mendatarkan ke KPU sebagai Cabup-Cawabup.
Fauzi-Eva diusung 5 partai politik, yakni PDI Perjuangan, PAN, Gerindra, PKS dan PBB.
Paslon Fattah Jasin-KH. Ali Fikri diusung 5 Parpol, yakni PKB, PPP, Demokrat, Hanura, NasDem. 2 Parpol non parlemen ikut mendukung, seperti Golkar dan Gelora.
Hadi, Mata Madura