Politik

Gemasaba Sumenep Kaji Politik Rahmatan Lil Alamin

Fokus: Para pengurus dan anggota Gemasaba Sumenep mengikuti diskusi politik Rahmatan Lil Alamin. (Foto/Yono Mata Madura)

matamaduranews.com,-SUMENEP-Gaungkan ghirah politik rahmatan lil alamin sebagai tagline gerakan politik PKB, Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (GEMASABA) Cabang Sumenep gelar diskusi dan pemantapan politik, Sabtu (11/05/2019).

Diskusi yang bertempat di lantai dua kantor DPC. PKB Sumenep Jl. Imam Bonjol No. 35 Pamolokan Sumenep ini bertajuk “Membumisasikan Politik Rahmatan Lil Alamin” itu ditujukan untuk memantapkan para kader Gemasaba dalam menjalankan gaya politik PKB selama ini.

Ketua I Bidang Kaderisasi Gemasaba Sumenep mengatakan, bahwa kegiatan itu bertujuan guna menyatukan komitmen dan semangat para anggota dan pengurus.

“Diharapkan mampu menambah wawasan tentang pijakan politik, khususya bagi pengurus Gemasaba,” paparnya.

Sementara DPW PKB Jatim M. Khalqi KR saat mengisi diskusi mengatakan, bahwa mahasiswa pada saat ini harus peka dan bisa membaca realita yang terjadi di sekitarnya. Sebab, mahasiswa mempunyai banyak tugas yang sangat berat, salah satunya dituntut menciptakan perubahan bagi masa depan bangsa.

Dari itu, kata Khalqi, mahasiswa harus terjun langsung ke lingkungan masyarakat dan memberi teladan yang baik. Caranya mahasiswa ataupun pemuda harus bisa memberi contoh dan berupaya menciptakan keadilan yang dimulai dari diri sendiri.

“Negara yang kuat kalau keadilan tercipta. Sudah adilkah kita pada diri kita sendiri,” tanya mantan aktivis PMII Jogjakarta ini kepada peserta diskusi.

Sebab demikian, imbau Khalqi, ke depan Gemasaba sebagai bagian dari PKB yang menggunakan gaya politik santri, harus mempunyai bekal pengetahun yang tinggi guna mengimbangi perkembangan zaman.

Karena yang dimaksud politik rahmatan lil alamin itu, lanjut Khalqi adalah politik yang bisa menyatukan unsur lokal dalam mengambil keputusan politik. Maka untuk memulai itu, Gemasaba harus mampu menyeimbangkan antara dunia akademisi dan politik, tanpa menggeser kearifan lokal yang ada.

“Politik yang mampu memasukkan unsur pokitik dalam mengambil keputusan,” pungkasnya mengakhiri diskusi.

Rusydiyono, Mata Madura

Exit mobile version