matamaduranews.com-Habib Hasan Mulachela asal Kota Solo, Jawa Tengah meninggal dunia di RS Jantung Diagram Cinere Jakarta, Jumat pagi (12/3/2021) sekitar pukul 07.00.
Habib yang dikenal dengan sikap kedermawanannya menghembuskan nafas terakhir di usia 64 tahun akibat serangan jantung.
Kabar itu diketahui pertama kali melalui voicenote yang dikirimkan salah satu putri Habib Hasan, Kareema Mulachela di grup Whats App.
“Teman-teman ayah sudah nggak ada. Habib Hasan meninggal dunia tadi sekitar pukul 06.56 WIB,†ungkap Kareema.
Hal itu juga turut dibenarkan oleh Siti Nasyiah yang ikut mengawal perjalanan Habib Hasan selama ada di Surabaya.
“Beliau kena serangan jantung. Karena sudah pakai tiga ring. Sempat dibawa ke RKZ waktu di sini,†terang perempuan yang akrab disapa Ita ini, seperti dikutip kempalan.com.
Habib Hasan Mulachela lahir dari pengusaha batik, yang kemudian terjun ke politik awal tahun 90-an, dengan masuk ke Partai Persatuan Pembangunan.
Beberapa periode menjadi anggota DPRD Kota Solo, dia dikenal sebagai anggota dewan yang sangat vokal menentang kebijakan-kebijakan pemerintah daerah di masa Orde Baru.
Dia bersama Ketua umum PPP Kota Solo, Mudriek Sangidu kemudian menggagas munculnya gerakan Mega Bintang. Yaitu bersatunya partai berlambang bintang, ketika itu, dengan PDI, untuk mendukung gerakan Megawati.
Pada masa Orde Baru yang represif, gerakan Mega Bintang yang muncul di Solo ini amat menggangu sehingga tokoh-tokohnya sering ditegur aparat keamanan.
Bahkan Habib Hasan sempat masuk penjara. Meskipun kini aktivitas politiknya berkurang, dia tercatat sebagai salah satu ketua DPP PPP.
Pada tahun-tahun terakhir, Hasan Mulachela sering kali membagi-bagikan uang dan sembako kepada masyarakat.
Dalam video yang disebar melalui medsos, dia berkeliling menemui pengemudi becak dan para pedagang kaki lima, memberi mereka selembar uang kertas berwarna merah.
Turun dari mobilnya yang tergolong mewah, pengusaha katering yang sukses ini masuk ke kampung-kampung kumuh untuk membagikan-bagian uang dan sembako.
Dia angkat sendiri sembako dari mobilnya, diserahkan kepada masyarakat.
Terakhir, aktivitasnya adalah membantu para pedagang Pasar Turi Surabaya yang nasibnya terkatung-katung selama bertahun-tahun.
Mereka sudah membeli stand di bangunan baru pasar legendaris di Surabaya itu, tetapi hingga sekarang pasar itu belum juga diresmikan sementara kondisinya bangunannya mangkrak.
Almarhum ke Jakarta itu antara lain juga membantu untuk menyampaikan keluhan para pedagang Pasar Turi kepada para petinggi yang berwenang, termasuk pada Presiden Jokowi, yang sejak lama menjadi sahabat akrabnya ketika masih di Solo.
Direncanakan, jenazahnya akan dimakamkan di Solo. (ngopibareng/redaksi)