Habib Luthfi Bagi Kunci Rahasia Hidup Sukses Dunia dan Akhirat

Kunci Rahasia Hidup Sukses Dunia dan Akhirat
Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

matamadurasnews.com-Meraih sukses dalam menjalani kehidupan ini impian bagi setiap insan manusia. Entah sukses dalam berkarir. Sukses menuju kehidupan ukhrawi. Atau sukses dalam kehidupan bermasyarakat.

Nah, dalam suatu majelis pengajian, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya atau familiar dipanggil Habib Luthfi membagi kunci rahasia agar menjadi manusia sukses.

Hidup sukses bagi pandangan Habib Luthfi ini bukan hanya untuk kepentingan duniawi. Hidup sukses itu juga bisa meraih kehidupan ukhrawi, dengan cara menjadi seorang waliyullah (kekasih Allah).

Berikut penjelasan 2 kunci hidup sukses dan berkah dari Habib Luthfi bin Yahya, sebagaimana dilansir dari video unggahan akun Facebook Amoer TV pada 13 April 2021.

“Kunci menjadi orang sukses, itu cuma ada dua ; (1) taat kepada kedua orang tua dan (2) taat kepada guru,” terang Habib Luthfi dalam ceramahnya.

Ketua Forum Sufi Internasional itu, menyayangkan jika seseorang yang memiliki ilmu setinggi langit, tetapi masih durhaka terhadap kedua orang tua.

“Alim ilmunya setinggi langit, mau pintar seperti apa, tapi sama orang tua durhaka, jangan diharap ilmunya manfaat, karena kuncinya di situ,” tambahnya.

Beliau juga mengungkapkan perjuangan seorang kiai yang disebut “kiai kampung”, karena Kiai kampung ini mulai mengajar dari orang yang tau apa-apa (awam).

“Ditelateni (ditekuni) oleh para kiai, bagaimana cara menghadapi orang awam dengan ‘tidak keras’, dari mulai mengajar itu sudah ditunjukkan rahmatan lil ‘alamiin, bagaimana Rasulullah membimbing orang awam, itu hebatnya,” ungkapnya.

“Yang tidak tahu shalat dibimbing dari nol, yang tidak tahu rukun wudhu sampai dibuatkan syairan biar cepat menghafalkan rukun wudhu,” sambungnya.

Lanjut Habib Luthfi, setelah belajar dari kiai kampung, belajar di pesantren jauh, pulang hafal Imriti, Ibnu Aqil, Jurumiyyah, hafal di luar kepala. Terkadang juga lancar hafalan Al-Qur’annya, tapi sudah lupa terhadap Kiai kampung yang mengajarinya.

“Ketika pulang ke kampungnya, apakah ingat mereka (kiai kampung) yang mengajarkan alif ba ta sehingga kamu hafal Al-Qur’an yang atas jasa kiai itu? Apakah terus ziarah (kiai yang sudah meninggal)? Lupa..!!,” ujarnya.

Lebih parah lagi, ketika diingatkan sama kiai kampung itu, malah menjawab kenal dan dianggap bekas guru.

“Ternyata dianggap “bekas”! Kalau bisa begitu, itu tanda-tandanya ilmu yang tidak manfaat,” tandas Habib Luthfi bin Yahya. (fauzy)

Exit mobile version