Berita UtamaPolitik

IKAMA Pamekasan: Kita Butuh Pemimpin dengan Rekam Jejak Pemersatu

Pamekasan
Ketua DPC IKAMA Kabupaten Pamekasan, Habib Amin Jakfar Al-Faqih

matamaduranews.com-Ketua DPC IKAMA (Dewan Pimpinan Cabang – Ikatan Keluarga Madura) kabupaten Pamekasan, Habib Amin Jakfar Al-Faqih mengatakan Pamekasan butuh sosok pemimpin yang punya rekam jejak pemersatu.

Menurut Habib Jakfar yang juga Ketua DPC HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) ini, rekam jejak pemersatu ini sangat penting karena kita menghadapi tantangan yang salah satunya adalah proxy war.

“Diakui atau tidak, ada kekuatan global yang menginginkan masyarakatnya terus bertikai. Kekuatan global ini senang jika ada masyarakat yang bertikai. Dengan terjadinya pertikaian masyarakat, pasti terjadi penurunan ketahanan sosial di masyarakat. Di situlah kekuatan global itu melakukan intersepsi agar kepentingannya bisa dijalankan di Indonesia”, urai Habib Jakfar kepada Mata Maduram.com dalam diskusi yang bertajuk “Mewaspadai Kekuatan Global dalam Pilkada” di Cafe “Kampung Sebelah” di Jl. Sersan Mesrul Pamekasan (22/11/2024).

Menurut aktivis yang besar di lingkungan NU ini, sosok itu ada pada calon Paslon Kharisma, yaitu KH. Kholilurrahman. Menurutnya, KH Kholil punya rekam jejak yang sangat meyakinkan yaitu mampu melakukan peredaman sosial sehingga mampu menyelenggarakan Pilkades di Bujur Tengah yang saat itu baru saja terjadi tragedi berdarah dengan 7 orang meninggal.

“Waktu itu hampir semua pihak pesimis. Bahkan pihak aparat keamanan pun pesimis bisa diselenggarakan Pilkades di Bujur Tengah. Tetapi dengan pendekatan beliau ke tokoh-tokoh kunci Bujur Tengah khususnya ulama Pamekasan, dan dengan dukungan Forkopimda, acara Pilkades bisa terselenggara dengan sukses”, urai Habib Jakfar di hadapan pengunjung cafe dan sejumlah aktivis yang hadir.

Menurut mantan finance manager sebuah hotel milik Dharmala Group ini, ada juga rekam jejak lainnya yaitu perseteruan masyarakat Bangkes dan masyarakat Pamoroh yang dilatarbelakangi kasus perebutan tanah.

Persetruan tersbut awalnya bisa teratasi. Di masa kepemimpinan KH. Kholilurrahman, konflik tersebut diredam oleh Bupati Kiai Kholil. Akan tetapi setelah Bupati tidak menjabat terjadilah carok hingga menewaskan 1 orang.

Menurut aktivis yang juga pengusaha distributor ini, rekam jejak KH. Kholil sebagai pemimpin pemersatu dapat dilihat dari kemampuan KH Kholil saat mempersatukan ormas-ormas keagamaan dalam Forum Ormas Keagaam (FOKUS) .

Dalam pandangan ayah dua anak ini, seluruh rekam jejak yang tersebut memperlihatkan kemampuan melakukan pemetaan konflik dan kemampuan komunikasi yang efektif dari sosok KH. Kholilurrahman .

Menanggapi hal tersebut, calon Bupati Pamekasan menampik jika pilkades Bujur Tengah adalah karena faktor diri pribadinya

“Waktu itu saya hanya menjalankan kewajiban saya sebagai Bupati Pamekasan. Sebagai pemimpin Pamekasan, tugas saya adalah bagaimana saya melakukan koordinasi, komunikasi, dan konsultasi kepada para ulama, tokoh masyarakat, dan juga Forkopimda Dan Alhamdulillah, ikhtiar itu dimudahkan oleh Allah. Dan masyarakatnya mendukung untuk terciptanya kondusifitas di desa Bujur Tengah. Jadi sekali lagi bukan karena saya yang hebat. Bukan. Apa artinya seorang Kholil jika tidak direstui oleh para ulama dan dukungan Forkopimda dan masyarakat”, tanggap KH. Kholilurrahman via telepon WhatsApp dengan matamaduranews.com_ . (Johar Maknun)

Terkait dengan Forum Ormas Keagamaan (FOKUS), mantan Bupati Pamekasan periode 2008- 2013 ini menyatakan bahwa dalam bangunan kebangsaan seluruh ormas keagamaan merukan pilar-pilar masyarakat yang sangat strategis. Karena itu, sebagai bupati Pamekasan waktu itu, saya justru memandang seluruh ormas keagamaan di Pamekasan justru sangat strategis sebagai simpul partisipasi keummatan dan kebangsaan. Karena itu, megara harus hadir untuk bersinergi bersama pilar keummatan dan kebangsaan ini”, pungkas KH. Kholilurrahman..(Johar Maknun)

Exit mobile version