Religi

Indahnya Shalat Idul Adha di Masjid Jamik Sumenep

×

Indahnya Shalat Idul Adha di Masjid Jamik Sumenep

Sebarkan artikel ini
Indahnya Shalat Idul Adha di Masjid Jamik Sumenep
Jamaah Shalat Idul Adha di Masjid Jamik Sumenep

matamaduranews.comSUMENEPAllaahu Akbar….Allaahu Akbar….Allaahu Akbar…walillaahil hamdu…Begitu suara takbir bersahutan dari pengeras suara masjid-masjid.

Ya..sejak Jumat subuh, suara takbir kian menggema seantero bumi Sumenep. Di lorong-lorong pagi buta, terlihat laki-laki dan perempuan mengenakan sarung dan mukena. Pasangan muda mudi itu, terlihat menjinjing tikar dan sajadah. Mereka berjalan menuju Masjid Jamik Sumenep, yang berusia tiga abad.

Waktu itu, matahari belum bersinar dari ufuk timur. Hilir mudik para jamaah shalat idul adha mulai padati  Masjid Jamik Sumenep.

Jam terlihat 05.00 WIB. Altar Masjid Jamik buatan Panembahan Sumolo ini sudah penuh sesak. Para jamaah sudah mengisi shaf-shaf ruang dalam masjid sebelum shalat subuh.

Tepat jam 05.30 WIB, jalan raya depan halaman masjid sudah sesak jamaah. Parkir kendaraan mengular mengelilingi open space depan masjid hingga terurai berbagai sisi jalan.

Sebelum shalat idul adha dimulai, sebagian jamaah memilih shaf di dalam areal taman bunga (open space). Jaraknya bersambung antar shaf depan ruang masjid. Opsi ini dipilih karena depan halaman masjid sudah sulit cari akses.

Praktis, suasana shalat id di masjid ini mencipta suasana sendiri. Apa itu? “Inilah kesakralan alami yang ditemani sisa embun malam. Jamaah shalat id bisa menghirup udara pagi yang sejuk nan alami, diiringi suara takbir dari pengeras suara,” jawab Wahid, jamaah asal Pabian saat ditanya Mata Madura, tentang nuansa shalat id Masjid Jamik Sumenep.

Wahid bersama keluarga besarnya sengaja shalat di masjid warisan ayah Sultan Abdurrahman, Raja Sumenep. Wahid mengaku sejak pagi buta berangkat. Tapi, ruang-ruang shaf masjid sudah penuh jamaah. Sehingga, ia memilih shalat di deretan tanaman bunga.

Belum selesai bicara panjang, wahid bergegas beranjak dari sajadah. Dia seperti ingin jejak sejumlah jamaah yang mulai membubarkan diri.

Sementara, jamaah di ruang dalam masjid tampak khusu’. Mereka para jamaah yang sudah menempati shaf, sebelum shalat subuh.

Moh. Anwar, warga Perum Satelit ini sengaja datang sejak dini hari. Dia khawatir tidak kebagian shaf dalam ruang masjid.

“Kalau shalat id di masjid jamik Sumenep ada nuansa tersendiri mas. Ada magnet bathin yang tidak bisa saya bahasakan. Maklum, masjid ini kan didirikan oleh seorang raja yang waliyullah. InsyAllah beda aura spiritualnya,” ucap pensiunan PNS Pemkab Sumenep ini memberi testimoni usai shalat id.

Suasana shalat id di Masjid Jamik, seketika berubah. Mata Madura tanpa sadar ikut terpana dengan sahutan jamaah dengan lantunan koor….Allaahu Akbar…Allaahu Akbar…Allaahu Akbar..walillahil hamdu, terdengar suara takbir Khotib Shalat Id, KH Wasik Adnan dari podium…

Hambali Rasidi

 

KPU Bangkalan