matamaduranews.com-BANGKALAN-Nasib nahas dialami oleh Rayhan Ashar Pratama (11) bocah kelas 5 SDÂ warga Perumnas Tunjung, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan.
Pelajar SD tersebut tewas tenggelam di sungai DAM Tunjung Burneh yang berlokasi tak jauh dari air terjun artuas.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Berdasarkan informasi yang dihimpun Mata Madura kejadian itu pada Senin tanggal (24/8/2020) sekitar pukul 11.00 WIB si Rayhan sudah ditemukan tewas tak bernyawa di dasar sungai.
Kejadian bermula pukul 09.00 WIB korban Reyhan berangkat dari rumah untuk bermain ke sekolahnya di SDN Tanjung 1, Burneh bersama temannya.
Reyhan tak sendiri, melainkan bersama dua orang temannya yaitu Kiki dan Rendi menggunakan sepeda pancal.
Usai sampai di Sungai DAM Tunjung, ketiga anak tersebut bermain di atas sungai.
Tak berselang lama, pukul 10.30 WIB, Sepeda pancal Rendi teman korban jatuh ke dalam sungai.
Melihat sepeda temannya jatuh korban Reyhan berusaha mengambilnya dengan cara mencebur ke dalam sungai.
Namun Korban tidak kembali ke permukaan Sehingga teman korban, Kiki dan Rendi meminta bantuan ke pada orang yang ada di sekitar Sungai DAM Tunjung tersebut.
Korban yang tidak bisa berenang tersebut tiba-tiba pada Pukul 10.45 WIB, nyawa Reyhan sudah tak tertolong.
Reyhan ditemukan di dasar sungai DAM Tunjung dalam keadaan sudah tidak bernyawa.
“Reyhan pada waktu di angkat dari dasar sungai sudah dalam keadaan sudah meninggal dunia dengan mengeluarkan air kuning dan nasi dari mulutnya,” jelas Hasan warga Tanjung, usai menolang Reyhan.
Senada dengan petugas Puskesmas Burneh, Eko menerangkan jika Reyhan saat di Puskesmas sudah meninggal dunia.
“Keadaan korban saat dibawa ke Puskesmas Burneh sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan perut dalam keadaan buncit penuh dengan air,” paparnya.
Sementara Kapolsek Burneh Iptu Eko Siswanto, S.H., M.H menyampaikan, pihak Polsek Burneh beserta tim yang menerima laporan dari warga langsung mendatangi lokasi TKP dan Rumah Korban.
Kata Iptu Eko, pihak keluarga orang tua korban Reyhan sudah menerima kejadian tersebut sebagai musibah.
“Pihak keluarga membuat surat penyataan bahwa kejadian tersebut adalah kecelakaan dan tidak mau di auotopsi,” paparnya.
Dirinya berpesan kepada masyarakat untuk berhati-hati di musim hujan seperti sekarang ini dan pengawasan terhadap anak-anak diperketat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Syaiful, Mata Madura