Pendidikan

Ini Tiga Tantangan Besar Pelajar NU Versi Sekretaris GP Ansor Sumenep

×

Ini Tiga Tantangan Besar Pelajar NU Versi Sekretaris GP Ansor Sumenep

Sebarkan artikel ini
Silaturahmi Pelajar NU Sumenep
Sekretaris PC GP Ansor Sumenep, Abdul Wasid (tangan terkepal) saat menghadiri Silaturahmi Pelajar NU Sumenep di Kantor MWC NU Ambunten, Ahad (26/01/2020). (Foto for Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Ada tiga tantangan besar Pelajar NU hari ini yang disampaikan Sekretaris Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Sumenep, Abdul Wasid pada acara Silaturahmi Pelajar NU se-Kabupaten Sumenep.

Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh PAC IPNU-IPPNU Ambunten di Aula Kantor MWC NU Ambunten, Ahad (26/01/2020) pagi hingga selesai.

“Pertama, soal kehilangan identitas pelajar, kedua paham radikalisme, dan yang ketiga sosial media,” kata Abdul Wasid ketika memberi arahan di acara tersebut.

Menurut alumni IPNU Sumenep itu, ketiga tantangan yang disampaikannya saling berhububungan. Hilangnya identitas pelajar dipicu oleh merebaknya sosia media dan paham radikalisme yang merambat melalui kecanggihan teknologi.

Baca Juga: Tantangan Pelajar NU Berbeda dengan Dulu, Ini yang Harus Dilakukan IPNU-IPPNU Sumenep

Wasid mencontohkan fenomena munculnya para ustadz yang muncul di YouTube. Para pelajar NU harus paham bahwa persebaran ideologi sudah merambat melalui situs web berbagi video itu.

“Karena itu, IPNU-IPPNU harus kembali memperkuat kaderisasi di lingkungan sekolah. Sebab berdasarkan Keputusan Kongres 2003 di Surabaya, basis utama IPNU-IPPNU adalah pelajar,” ungkapnya.

Wasid pun meminta para pelajar NU jangan apatis dengan sosial media, karena perkembangannya begitu pesat. Malaha, seharusnya pelajar NU bisa ambil peran memanfaatkan sosial media untuk mensyiarkan Ahlussunnah Wal Jamaah.

“Minimal setiap hari posting tentang ke-NU-an. Ya tidak usah panjang-panjang, yang penting positif,” ujar dosen STIT Al Karimiyyah itu.

Terakhir, Wasid mengajak para pelajar untuk aktif di sosial media. Karena kaum sebelah sudah lebih cepat bergerak, maka ia menganggap tidak salah kalau diadopsi untuk kebaikan.

“Ia minimal buat meme sederhana tentang pengetahuan agama supaya orang lain tertarik. Jadikan sosial media sebagai media dakwah,” tegas dia.

Rafiqi, Mata Madura

KPU Bangkalan